Bagian 11

65 9 6
                                    

Ika melebarkan matanya kaget ketika melihat sosok yang dikenal sekaligus dibencinya. Ia lebih memajukan lehernya agar dapat melihat lebih jelas tetapi tidak juga melangkahkan kakinya mendekat.

Begitu yakin dengan penglihatannya, Ika hanya mengangkat bahu acuh. Walaupun pikirannya juga sedikit terganggu karena orang tersebut, pasalnya ia baru kali ini melihat sosok tersebut manapaki kaki di kumpulan manusia nakal dan gila. Dulu lelaki itu begitu hangat dan baik, itu sebabnya ia agak terkejut.

Dan, itu kan dulu.

Sekarang pemuda tampan itu sudah dewasa dan terlihat sedikit angkuh. Terakhir mereka bertemu saat masih berpakaian putih abu-abu sebelum lelaki itu pergi meninggalkan sahabatnya.

Ya, lelaki itu adalah Ezra.

Pemuda itu hanya duduk di kursi sebelum memesan air yang Ika yakin mengandung sedikit banyak alkohol.

Ah, Ika jadi teringat dengan Lovata. Apa Ezra putus cinta karena sahabatnya? Arkana sudah kembali, dan Ika yakin bahwa sahabatnya jauh memilih kakak dari Kelvin tersebut dibanding Ezra.

Arkana maupun Ezra bisa dikatakan pemuda yang tidak kekurangan dalam fisik maupun materi, mereka punya daya tarik yang dapat memikat wanita manapun dengan cepat merapat. Salahnya, mereka sama-sama jatuh hati pada wanita yang sama.

Ika memang tidak meragukan Lovata sebagai bahan rebutan. Selain Lovata sangat baik dan penyayang, gadis itu juga sangat cantik. Menurut Masdar dan Lovata, Ika adalah yang tercantik dari ketiganya. Tapi menurut Ika, Lovata lah yang paling unggul.

Ika segera melangkahkan kaki begitu melihat seorang wanita berpakaian tidak layak sudah menempelkan buah dadanya dipunggung Arkana yang kelihatan tidak peduli.

Menepis tangan gadis itu dan memberi pelototan pedas, "Minggir!" Ika menekan kata-katanya.

Gadis itu hanya menghela napas, tidak ingin terjadi keributan ia segera pergi.

Ezra menoleh, dan langsung bersitatap dengan Ika. Ia melihat gadis itu yang terlihat seribu kali lebih cantik dari biasanya. Ezra menjulurkan tangannya untuk meraih jemari Ika dan memaksa untuk duduk disebelahnya.

"Jangan macem-macem, lo." Sentaknya kesal. Ntah mengapa ia menjadi marah pada Ezra. Padahal tadinya ia sedikit tersihir oleh wajah tampan dengan pandangan sayu itu.

"Enggak."

Ika berusaha melepaskan tangannya dari genggaman hangat yang sedikit erat dirasakannya kini.

"Gue udah duduk, lepasin dong."

Ezra tersenyum, kemudian menggeleng. Ia malah menyenderkan kepalanya dibahu gadis cantik disebelahnya, dan menjawab, "Temenin ya,"

Tidak mendapat jawaban, Ezra mendongak dengan kepala yang masih menyender. "Sahabat kamu jahat banget."

"Emang."

Ezra melengos, sudah biasa. Ia akan sangat terheran jika Ika memberinya sedikit saja rasa belas kasihan.

Seperti tidak bisa dikendalikan, untuk kesekian kalinya saat bersama Ika, pemuda itu lepas kendali. Berubah menjadi manja, ingin diperhatikan, dan didengarkan.

Ia mengambil dagu gadis itu untuk menatapnya, kemudian memajukan tubuh untuk mengecup pipi disisi ujung bibir Ika.

Gadis itu membesarkan matanya yang sudah besar, tetapi membiarkan Ezra mengecupnya sekali lagi.

Tidak mendapatkan tamparan seperti perkiraannya, Ezra memberanikan diri untuk menekan bibirnya pada gadis itu. Ia bahkan sudah menegakkan tubuh dan meraih pinggang gadis itu untuk merapat ke tubuhnya. Birahi jelas semakin naik saat dadanya bersentuhan dengan buah dada Ika yang terasa sangat kenyal. Sudah, ia tidak tahan.

Ezra membawa Ika keruangan kamar VIP yang terdapat tempat tidur lumayan besar, sofa yang empuk dan kamar mandi. Sangat pas untuk dipakai bercinta.

Begitu masuk kamar, keduanya sudah sibuk melepas pakaian masing-masing dengan bibir yang bertautan. Sekarang, baik Ika maupun Ezra hanya memakai pakaian dalamnya saja. Ezra melepas tautan bibirnya untuk mengamati bentuk tubuh gadis ini.

Sexy and hot. Batinnya.

Pinggang yang ramping, paha kecil dan kaki yang jenjang untuk bagian bawahnya. Ezra menaikkan pandangan dan menahan napas saat melihat buah dada Ika yang sedikit menyembul dibalik bra hitam yang gadis itu kenakan. Tidak kuat menahan lebih lama, Ezra menyerang leher gadis itu untuk menggesekkan hidung dan bibirnya, kemudian mengecup, menjilat dan menggigit kecil-kecil.

Ezra kembali menekan tubuh gadis itu semakin merapat pada tubuhnya, menyerang bibir Ika dengan brutal dan tangannya meraih tali bra yang berada di punggung untuk dilepas. Tidak menyia-nyiakan waktu lebih lama, ia segera melarikan tangannya untuk meremas gunung kembar yang sedari tadi sudah mengejeknya itu. Desahan halus keluar dari mulut Ika yang langsung melepaskan ciuman keduanya karena tidak tahan. Ika meletakkan bibirnya pada telinga Ezra dan mendesah disana sambil menggigit sedikit saat lelaki itu meremas buah dadanya yang bertambah kuat.

Memeluk leher lelaki itu dengan erat, mendongakkan wajah untuk memberi keleluasaan Ezra mengecap lehernya.

Baik Ezra maupun Ika dapat merasakan debaran jantung mereka yang berdetak begitu kencang, dan semakin mengencang saat Ezra membawanya ketempat tidur. Segera melahap gunung kembar itu begitu Ika berbaring dibawahnya, meremas-remas keduanya dengan salah satunya dijilat.

Ika merasakan kenikmatan yang sangat, bahkan kini ia sudah tidak sabar untuk disentuh lebih. Bagian intinya sudah berkedut ingin merasakan sedapnya lidah itu menari di inti tubuhnya.

Tangan gadis itu yang awalnya meremas punggung pemuda itu kini beralih menekan sedikit lebih kuat, desahan tiada henti keluar dari mulutnya. Ezra sangat pandai memanjakannya.

Saat Ezra menghentikan cumbuannya pada buah dadanya, Ika dapat melihat senyum pemuda itu begitu sejuk dan terlihat sangat menginginkannya. Maka saat Ezra bertanya bolehkan pemuda itu, maka dengan cepat ia mengangguk.

Ezra turun menciumi perutnya, dan berlama-lama dipusat gadis itu untuk dijilat sembari melepaskan celana dalam Ika dengan cepat, merenggangkan kakinya.

Ezra tertegun saat melihat inti gadis itu yang merah, padat dan rapat. Yakin seyakin-yakinnya bahwa gadis dibawahnya kini masih virgin. Ia sendiri menjadi ragu, karena ia tidak bisa menjanjikan apa-apa pada Ika saat hatinya masih dipenuhi nama gadis lain yang tak lain adalah sahabat gadis ini sendiri.

Ika bukannya tidak sadar apa yang berkecamuk dipikiran Ezra kini, tetapi ia juga tidak memaksa. Jika Ezra ingin lanjut, ia akan memberikan. Tetapi jika Ezra memilih berhenti ia juga akan menurut.

Saat merasakan intinya dikecup, Ika gemetar bukan main. Degupan yang tadi sempat normal kini kembali naik ketika pemuda itu mengeluarkan lidahnya untuk menjilat setiap sudut intinya. Ezra menaikkan tubuhnya hingga sejajar dengan Ika setelah puas bermain di inti gadis itu. Ia menurunkan dengan cepat celana dalamnya.

Tubuhnya yang kini sudah berada diantara Ika memudahkannya untuk semakin merenggangkan kaki gadis itu. Ia mengecup kening Ika saat mengambil ancang-ancang untuk memasuki gadis itu, kemudian turun ke hidung dan bibirnya. Sebelum keleher gadis itu yang otomatis mendongak dan segera memasukkan kejantanannya diiringi suara pekikan gadis dibawahnya.

"Akhhh.."

#######

TBC....

Wkwkwk

Malam Jum'at guys
Wajar dong ya...

Let Me Go [Home]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang