Bagian 4

154 71 5
                                    

"Yeeessss!!!!" Girangnya Arkana.

Assisten Arkana ikut tersenyum, "Selamat ya, Pak" Nada suaranya membuktikan, bahwa ucapan nya tidak seperti penyemangat, melainkan iba. Kasihan dengan bosnya yang selalu memutar otak untuk memperbaiki perusahaan keluarganya. Tidak tidur, bahkan tidak makan dengan teratur.

"Saya sudah pesankan hotel seperti biasa, mungkin Bapak bisa sedikit merelaksasikan diri."

Arkana menggeleng, "Tidak, saya ingin menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Lebih cepat lebih baik kan?"

"Tapi sudah saya pesankan pak"

"Buat kamu saja kalau begitu. Hitung bonus kamu karena sudah menemani saya stress." Ucapnya tanpa melihat teman bicaranya.

"Ini ucapan terima kasih?"

Barulah Arkana menoleh sembari terkekeh, "Kamu nyindir saya?" Ekspresinya berubah, "Kalau begitu terimakasih. Lagipula, saya merasa tidak membutuhkan itu. Saya hanya membutuhkan pelukan."

Assisten nya bergidik dan menatapnya ngeri, "Bapak mau peluk saya?"

"Najis" Arkana tertawa. "Saya butuh pelukan pacar saya, bukan kamu!"

"Syukurlah, saya pikir bapak beneran belok. Kasihan istri sama anak saya, pak."

"Kamu mau saya tabok?!"

Meringis, "Udah sering, pak" Kemudian tersadar, "Bapak udah punya pacar?!" Pekiknya.

"Hampir, doain ya."

"Laki-laki?"

"Beneran ya!!"

Assisten nya terbahak. Ia sangat suka menjahili Bos-nya satu ini. Tujuannya sih agar menghilangkan sedikit kejenuhan. Atasannya sangat lelah, jelas terlihat dari penampilan Arkana yang berbeda dari pertama kali datang.

Arkana yang rapi dan modis didukung dengan wajah segar nan rupawan, berubah menjadi Arkana yang kusam dan berantakan.

Rambut seperti sapu ijuk, lingkaran mata hitam seperti mata panda, pakaian kusut hampir diseluruh bagian, dan bibir yang kering pucat. Berdoa saja, Arkana tidak jatuh sakit.

Karena demi Tuhan, perusahaan ini baru saja akan stabil.

Bos-nya, yang sebenarnya kini berada di Indonesia tidak bisa di andalkan. Sedari dulu, tingkahnya memang jauh berbeda dengan Arkana. Hitunglah mereka sama-sama memiliki otak yang cerdas dan pemikiran yang luas, tetapi Ezra, bos-nya yang lain itu tidak bisa mendapatkan sedikit saja masalah. Ia langsung panik, dan bingung akan melakukan apa. Berakhir dengan menyerah dan memanggil Arkana untuk pertukaran tempat sementara. Ia akan pulang setelah perusahaan kembali pada posisi semula.

Padahal awal permasalahan perusahaan ini hanya dibagian keuangan. Tetapi masalah kian besar karena keteledoran Ezra hingga merambat kebagian lainnya.

Ah, berbicara soal Ezra. Ia mengingat sesuatu.

Ia duduk dihadapan bos-nya, mulai berdeham untuk mengalihkan perhatian Arkana sejenak. Mustahil, Arkana hanya akan menoleh saat ia merasa ganjil.

"Saya dengar, pak Ezra merekrut karyawan baru disana."

Bener kan, Arkana menoleh.

"Dia gak ada bilang sama saya."

Mengendikkan bahu, "Sekretaris"

"Sejak kapan dia butuh sekretaris?"

"Cewek loh pak, cantik." Merogoh saku jasnya. "Saya ada potonya. Mau lihat?" Sifat jahil nya kembali.

"Nope" Ujarnya yakin. "Saya tidak peduli dengan itu. Masalah utamanya, siapa yang akan menggaji karyawan baru itu."

Beny memutar bola matanya malas, ini yang ia tidak terlalu suka dengan sifat Arkana. Perhitungan. Jelaslah, namanya juga CEO.

Let Me Go [Home]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang