Bagian 1

231 90 53
                                    

Rumah yang dimaksud Lovata adalah rumah kontrakan yang Lovata tinggali bersama dua orang sahabatnya, yaitu Masdar dan Ika.

Menjalin hubungan persahabatan sejak sekolah menengah pertama, dan memutuskan merantau ke kota orang untuk melanjutkan pendidikan dan mendapat pekerjaan. Meskipun mereka berbeda jurusan, bekerja di tempat yang berbeda pula, dan sama-sama sibuk, tetapi mereka tidak pernah terlibat cekcok yang akan menyakiti hati satu sama lain. Untuk menghindari yang namanya perselisihan, mereka saling berbagi ntah apapun itu. Cerita dan makanan contohnya, atau pun menghabiskan waktu libur bersama untuk menghilangkan kejenuhan. Hal yang disyukuri Lovata adalah mereka memiliki pemikiran yang sama. Yaitu memiliki kamar tidur terpisah, itulah alasan mengapa mereka mencari rumah yang memiliki empat kamar.

Memiliki kepercayaan terlalu tinggi tentang makhluk gaib yang akan mencekik mereka disaat itu juga, itulah alasan mengapa mereka hanya akan tidur bersama di kamar Ika yang memiliki kamar lebih luas ketika malam jum'at tiba. Persahabatan konyol yang terbiasa menonton film horor dihari lain tetapi terlalu takut untuk tidur sendiri dimalam jum'at. Aneh bukan?

Mereka juga memiliki jabatan aneh untuk setiap orang, Ika sebagai ketua yang bertugas untuk memeriksa kerusakan yang dialami dirumah dengan Masdar yang mencatat setiap barang yang akan dibelanjakan, dan Lovata sebagai bendahara yang bertugas mengumpulkan uang mereka setiap minggu. Kemudian mereka akan pergi bersama untuk belanja perlengkapan. Mereka tidak mengijinkan salah satunya tidak ikut kecuali sakit.

Mereka bertiga juga memiliki sifat yang berbeda, Masdar adalah tipe yang lembut, dengan Ika cewek terketus, dan Lovata yang masa bodo. Tetapi tentu saja mereka juga memiliki satu kesamaan, yaitu tidak akan menyia-nyiakan pemuda ganteng, berpenampilan rapi, tinggi dan gagah. Akan terlihat mapan dan menggoda.

Jiwa centil mereka akan menguar dengan sendirinya seperti saat ini, Masdar dan Ika sedang duduk di sofa dengan mulut yang menganga hampir mengeluarkan liur, mata yang membulat besar sudah persis seperti cewek bodoh kelebihan micin.

Terkecuali Lovata. Begitu Kelvin tiba dirumah bersama kakaknya, Lovata langsung menarik lengan Kelvin dan berbicara dikamar tamu untuk membahas masalah di kantor polisi tadi.

Kakak dari Kelvin yang bernama Arkana mulai jengah dengan tingkah kedua teman dari Lovata ini, mereka hanya mengamatinya sedari tadi yang bahkan tidak menawarkan segelas air putih.

Arkana yang berdeham malah membuat senyum Masdar makin mengembang. Tadi ketika dikantor polisi ia tidak begitu melihat lelaki ini karena terlalu sibuk menatap tajam Kelvin. Dikantor polisi itu juga dia berusaha untuk terlihat tidak mengenal Kelvin karena ia sendiri takut temannya akan mengomel.

"Bisa minta air?" Lelah hanya ditatap akhirnya Arkana bersuara.

Tanpa kata Ika langsung berlalu untuk mengambil air, dan kembali dengan cepat meletakkan segelas air putih di meja.

"Diminum mas" Suaranya bahkan dibuat semanja mungkin dengan senyum yang hampir sampai ketelinga.

Masih memperhatikan Arkana menenggak airnya, "Ah, kita belum kenalan kan?"

"Arkana" Balasnya setelah meletakkan gelas.

"Saya Masdar" Seru Masdar sambil mengulurkan tangan.

Ika pun mengikut mengulurkan tangan, "Ika, cewek paling cantik diantara mereka"

Arkana tidak membalas uluran tangan mereka, hanya mengangkat bahu acuh kemudian mulai memperhatikan sekitar.

Ika langsung mengumpat, hilang sudah keterpesonaannya dengan pemuda didepannya. Cowok sombong bukanlah tipe nya. Ika mulai melipat tangan didada dan melihat pemuda itu malas, berbeda dengan Masdar yang masih menatapnya berbinar.

Let Me Go [Home]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang