Orang lain akan mengatakan mereka gila.
Bagaimana tidak?!
Arkana dan Lovata tidak ada melakukan hal yang berarti. Hanya duduk berdampingan, bergenggaman tangan, dan saling memandang dengan bibir yang tidak berhenti tersenyum.
Salah seorang pegawai wanita di kafe itu bahkan sudah mendatangi meja mereka berkali-kali, menanyakan pesanan yang tentu saja tidak digubris keduanya, kemudian berlalu. Tidak lama kemudian kembali lagi dengan menanyakan hal yang serupa dan menghela napas bosan saat tidak kembali digubris. Pegawai tersebut tidak sabar, dia berdeham kencang dan berhasil.
Kedua mahkluk itu menoleh kearahnya.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya sedikit membesarkan kedua bola matanya dengan bibir yang ditipiskan seolah memperlihatkan bahwa ia sedang marah.
Arkana menatapnya datar, berbeda dengan Lovata yang mengernyit kebingungan.
Arkana berdiri yang secara otomatis membuat Lovata mendongak, "Yuk, pergi." Katanya santai.
Lovata hanya mengangguk. Mereka langsung pergi tanpa menoleh kebelakang, padahal mereka juga mendengar geraman pegawai tersebut.
"Kita mau kemana sih?" Tanya Lovata saat arkana memasangkan sabuk pengamannya.
"Hotel"
PLAK.
Arkana langsung menatap mata Lovata begitu tamparan manja itu didapatnya, dengan seringai mesum yang baru kali ini ia perlihatkannya pada orang lain, semakin memajukan tubuhnya sementara Lovata tersenyum menanti.
Tangan yang semula berada seatbelt perlahan menuju ke arah pinggul gadisnya, tubuhnya semakin membungkuk dan dalam sekejap mata ia sudah melumat bibir manis yang sedari tadi menggodanya itu. Birahinya semakin naik saat Lovata dengan sengaja menempelkan payudaranya kearah dada Arkana.
Ciuman Arkana semakin dalam dan menggelora membuat Lovata tidak tahan agar tidak mendesis, bahkan berubah mendesah kecil saat Arkana menurunkan ciumannya menuju leher Lovata.
Napas Lovata berubah tercekat saat lelaki yang dicintainya kini menjalarkan jemarinya menuju dadanya. Lovata merubah haluan tangan itu menuju pinggangnya yang sontak saja membuat Arkana melepas ciumannya pada leher jenjang itu.
Arkana tidak bertanya, bahkan ia juga tidak terlihat kecewa. Tampang itu hanya datar saat Lovata melihat, tetapi mata Arkana seakan membuatnya meringkuk ketakutan. Berubah tajam, dan dalam.
Lovata sudah akan menunduk saat jemari Arkana menahannya, kemudian mencium keningnya hangat. Lovata langsung tersenyum, bahkan tidak segan membalas nya dengan memeluk pemuda itu.
"I love you." Bisik Arkana ditelinganya.
Lovata semakin memeluk erat lelakinya dengan senyum yang semakin lebar seraya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Go [Home]
RomanceKisah cinta seorang gadis yatim piatu. Semenjak ditinggal tanpa kabar oleh sang pacar, Lovata memutuskan tidak terlibat dengan cinta dan lelaki. Baginya itu musibah. Bersikap cuek dan masa bodo, solusi tepat untuk menjadi prinsipnya. Tapi apa jadi...