Bagian 8

101 38 4
                                    

Kelvin berakhir dirumah temannya, karena hanya alamat inilah yang ia ingat disela pemikirannya yang kalut, dan hati yang perih.

Sebenarnya tidak juga bisa dikatakan 'Teman', karena mereka hanya bertemu beberapa kali di arena balap motor. Dan juga, ini baru kedua kalinya ia menginjakkan kaki kerumah ini, dan beruntung pemiliknya berbaik hati dengan membiarkan dirinya menginap.

Kelvin meringkuk disudut ruangan, sembari melihat Brian mengerjakan tugas kuliah di laptopnya. Ya, mereka berbeda umur. Jarak 5 tahun. Alasan yang dijadikan mengapa Kelvin memanggilnya dengan sebutan 'Kakak'.

Kelvin mungkin bisa dikategorikan bocah bengal, tapi bukan berarti tidak sopan.

"Kak," Bosan juga dengan keheningan, lagi pula ia butuh teman bicara.

"Hmm"

Pasrah mendengar dehaman itu, temannya seperti malas menanggapi nya. Tetapi daripada buntu sendiri, mending konsultasi.

"Kakak pernah gak sih putus harapan?"

"Hah?" Brian langsung menoleh. "Kenapa nanya begitu?"

Kelvin mengangkat bahu cuek, "Nanya aja"

Brian hanya mengangguk, tetapi ia cukup penasaran. Pasalnya Kelvin tidak pernah menceritakan apapun tentang perasaannya. Mereka hanya pernah membahas hal yang bersangkutan dengan balapan motor. Iagipula ia merasa bahwa Kelvin sedang gelisah. "Putus harapan dalam bidang apa?"

"Emang ada jenisnya?"

"Adalah, pakek nanya."

"Contohnya?"

Menghela napas pelan, Brian mencoba menyabarkan diri karena Kelvin terlalu berbelit.

"Keluarga kek, pelajaran kek, keuangan, percintaan, banyak lah. Lo termasuk yang mana?"

Kelvin tidak langsung menjawab, ia mengusap wajahnya dengan kasar. Ini bukan hanya soal percintaan, tetapi keluarga.

"Keluarga?" Tembak Brian.

"Keluarga dan hati?" Ia juga bingung sendiri menyampaikannya.

"Oh. Pacar Lo selingkuh sama anggota keluarga Lo?" Tanya nya seenak jidat.

Kelvin melemparkan bantal disampingnya pada temannya yang malah terkekeh.

"Sembarangan."

Kelvin membasahi bibirnya sebelum memulai, "Kak Arkana, kayaknya pacaran sama kak Lovata." Ia menyebut Lovata karena Brian sudah mengenalnya, bagaimana tidak. Lovata sudah terlalu sering diajaknya ketempat itu.

"Terus Arkana siapa?"

"Kakak kandung gue, kak."

"Gue pikir Lo anak tunggal"

Kelvin memutar bola matanya malas.

Brian tertawa kencang, "Terus masalahnya dimana? Bukannya bagus kalo mereka punya hubungan. Lo udah kenal mereka bedua."

"Bukan gitu,,"

"I know," Brian menjerat untuk meneliti wajah Kelvin, ekspresinya bahkan sudah berubah menjadi tajam. "Lo suka kak Lovata kan?"

Kelvin menelan ludahnya, ia bergeming sesaat kemudian mengangguk.

"Keliatan banget sih,"

"Terus gue harus gimana, kak?"

"Lo, udah ungkapin perasaan lo?

Kelvin menggeleng.

Sedangkan Brian menganga. Emang masih musim ya nyimpen-nyimpen perasaan?

Let Me Go [Home]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang