Edward berjalan santai saat ia memasuki kantor departemen keamanan. Kantor ini adalah kantor keamanan antara manusia dan makhluk immortal, hanya orang-orang penting dan khusus yang dapat mengetahui letak kantor departemen keamanan ini.
Banyak mata yang memperhatikan Edward dan William. Bagaimana tidak William yang memiliki paras yang tampan dan tubuh yang tinggi dan atletik begitu pula dengan Edward mereka mampu menyihir beberapa wanita agar melihat wajah rupawan tersebut.
Kini Edward dan William telah sampai di sebuah ruangan yang berisikan meja persegi panjang yang diisi oleh 20 kursi yang tentu saja diisi oleh beberapa orang penting termasuk Edward.
"Selamat datang Tuan Edward." Edward hanya mengangguk dan meminta para manusia disana untuk menjelaskan bagaimana konsep keamanan antara dunia nya dengan dunia manusia ini.
Menghabiskan 3 jam untuk membahas keperluan-keperluan keamanan antara 2 dunia itu. "Baiklah sampai disini rapat kita pada hari ini." Semuanya bertepuk tangan dan saling menyalami.
"Tuan Edward saya sangat merasa terhormat dapat berjumpa dengan anda." Edward mengangguk dan membalas salam dari ketua departemen keamanan itu.
"Baiklah jika tidak ada yang dibicarakan lagi saya pamit." Semua nya mengangguk dan membungkuk untuk memberi hormat kepada Edward.
Saat Edward dan William keluar dari ruangan tersebut mereka kembali di berisikkan oleh beberapa bisikan dan teriakan dari beberapa orang dan wanita di dalam sana. "Aku sungguh ingin menyumpal mulut mereka dengan bola apiku ini." Ujar Edward.
"Sabarlah Ed mereka hanya manusia biasa." Edward menghela napas dan memutuskan mindlink antar mereka berdua.
Sesampainya di depan lobi William memandang Edward. Yang di pandangi pun hanya menatap William datar dan menarik dagu nya keatas seolah-olah ia sedang bertanya kepada william.
"Kau tak ingin jalan-jalan? Ayolah ini malam minggu akan sangat ramai jika kita berjalan-jalan." Edward menggeleng. "Ayolah Ed siapa tau kau dapat berjumpa dengan mate mu." Edward menatap William tajam ingin sekali ia mematahkan kedua lengan sahabatnya itu.
Edward berjalan santai meninggalakn William yang tengah memandang Raja nya itu. "Hei Ed kau ingin pergi kemana?" Edward tetap jalan dan menghiraukan William.
William tersenyum dan mengejar Edward yang sudah sangat jauh.
----
Kini mereka berada di salah satu restoran Daging,karna willian yang memaksa Edward untuk mencoba makanan manusia dengan terpaksa Edwars menuruti kemauannya sahabat gilanya itu.
Sebenarnya makanan didunia manusia dan dunia mereka sama namun yang membedakan adalah cara memasak mereka.Saat Edwars memasuki reEdwars tiba-tiba ia mencium bau kayu manis dengan campuran bunga entahlah bunga apa itu itu sangat memabukan.
"Mate." William menyeritkan keningnya. "C-coba ulangi perkataan mu barusan?" Edward menatap William tajam memang dasar tak punya sopan santun kepada Raja nya sendiri.
"T-tidak bukan apa-apa." William mengedikkan bahunya dan mereka berdua kembali menjadi pusat perhatian. Mereka duduk disalah satu bangku paling pojok dengan nuansa klasik. Pelayan datang kearah meja mereka untuk menanyai apa yang akan mereka pesan.
"Pesanlah kau ingin apa Ed." Edward hanya diam. William yang melihat sahabatnya itu menghela napas. "Em daging asap 3 porsi saja." Pelayan itu mencatat apa yang William katakan.
"Minumannya tuan?" Tanya pelayan itu. "Em disini ada apa saja?" Pelayan itu tersenyum genit. "Disini ada beberapa minuman yang sangat menyegarkan dan sedang hits di negara ini." William mengangguk. "Itu saja dua." Pelayan itu mengangguk dan kembali mencatat. "Em apa ada lagi?" William menggeleng dengan cepat pelayan tersebut undur diri.
William yang sedari tadi melihat tingkah aneh sahabatnya semenjak mereka memasuki restoran ini.
"Hey Ed kau baik-baik saja?" Edward tak menjawab ia sangat menikmati aroma ini, aroma kayu mans yang bercampur dengan bau bunga lavender sangat harum sangat memabukan. Edward yakin ini adalah matenya ia sangat yakin.
"Ed!" Edward tersentak saat William menyenggol tangannya. "Ada apa?" William menatap Edward geram.
"Sudahlah lupakan." Edward kembali fokus dengan aroma nya itu. Sampai pelayan datang membawa kan pesanan mereka.
Edward menutup matanya menikmati aroma ini. Namun semakin perlahan aroma ini semakin memudar. "Mengapa aroma ini semakin memudar? Apakah benar mate ku ada didunia manusia?" Edward memandang William yang sudah menghambiskan 2 porsi daging asap.
"Kau tak menyisakan untuk ku?" William menyerahkan satu porsi daging asap untuk Edward. Edward menghela napasnya.
"Dasar rakus." William tersenyum memandang Edward.
---
"Ah kenyang sekali bukankah begitu Ed?" Edward menatap William tajam. "Tidak." William mencium aroma-aroma tak enak dari perkataan Edward.
William tertawa canggung menutupi ketakutannya. "Ah mari kita pulang Ed." Ia mengangguk dan menuju ke lobi kantor departemen keamanan itu. Namun setengah jalan Edward kembali mencium aroma itu. Aroma yang ia cium direstoran aroma yang sangat memabukan.
Ia mengedarkan pandangan dan menangkap dua gadis yang tengah duduk dibangku tepi jalan. Ia yakin mereka adalah salah satu mate nya. Edward tersenyum dan menghampiri kedua gadis itu.
"Mate!"
Hai ....
Di chapter ini cukup pendek😄 maaf ya :')
Semoga ceritanya semakin jelas ya gaes..
Sebenarnya aku bingung untuk membuat chapter tengah nya 😢😢😨 tapi akan ku usahakan :') okeeJadi mohon jangan jadi silent readers okey😊
Jangan lupa untuk coment,like dan share yang teman-temann..
Jaga kesehatan semua 😊😊😊
Happy Reading💕
Salam istrinya Xiodejun💚🎶
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Soul [Hiatus]
FantasyViola seorang gadis yang tengah berjuang karna penyakit jantung yang ia punya semenjak kecil, ia juga bermimpi menjadi seorang Istri dari makhluk yang ia suka didalam novel yang bertemakan Fantasi itu. Namun siapa sangka impian nya akan terwujud den...