TSS |7

41 9 2
                                    

"Ah dan satu lagi hal yang berbahaya dalam tubuh gadismu itu."

"Berbahaya?" Axvel mengangguk. "Entahlah aku juga tak percaya dengan apa yang akan kutakan."
"Cepatlah katakan! Kau terlalu banyak basa-basi." Axvel menatap Edward datar karna tekanan kata yang diucapkan oleh Edward.


"Dalam tubuh Viola terdapat kekuatan sihir." Edward membolakan matanya terkejut dan mematung menatap axvel.

"Benarkah?" Axvel mengangguk. "Saat aku pertama kali bertemu dengan Viola aku merasakan aura magis didalam tubuhnya dan aura itu sangat-sangat berbeda dengan para Witch lainnya bahkan yang kurasakan bukan hal sihir seperti itu.

Apa kau tahu tentang apparent death? Sepertinya sihir itu berasal dari keturunan apparent death." Diakhir kalimat Axvel menghembuskan napas nya seraya menggenggam kedua tangannya erat.

"Apa kau bercanda? Bagaimana mungkin? Ia seorang manusia biasa." Axvel mengangguk setuju. "Benar, awalnya aku juga mengira ia manusia biasa."

"Jadi Ed aku ingin kau memerhatikan kondisi Viola, tentang masalah kesehatan nya dan keselamatannya. Kau tahu kekuatan atau sihir atau apalah itu, semakin lama dapat tumbuh besar didalam tubuhnya, jika Viola tidak dapat mengendalikannya maka seluruh pack di dunia immortal akan hancur ditangannya karna kekuatan itu bukan kekuatan biasa."

Edward menghela napas dan kembali memijat pelipisnya itu. "Dan satu lagi sepertinya Viola adalah anak dari kaum Witch dan apparent death jadi kau harus hati hati karna ia adalah keturunan terkahir."

-----

Viola Pov

Aku menghembuskan napas kesal saat sampai didalam kamar rawat ku ini menunggu Axvel yang tengah berbincang dengan Edward yang sudah melampaui hampir 20 menit lebih.

Aku beranjak dari duduk ku dan melangkah keluar dari kamar menuju ke kamar rawat yang dekat dengan kamar ku mungkin hanya 10 langkah saja.

Tok tok tok

Aku mengetuk pintu dan mendapatkan  jawaban untuk memasuki ruangan itu, aku tersenyum saat memandang wajah teduh dengan surai pirang yang panjang hanya sampai bahu.

"Bagaimana keadaan mu Zoya?" Kulihat gadis itu tersenyum sejuk menatapku. Aku melangkah menghampiri gadis itu Zoya Catherine.

Zoya Catherine ialah orang yang pertama kali aku benci saat hari pertama ku dirumah sakit, menurut pandangan ku dulu ia sangat angkuh dan sombong, aku berpikir bahwa benar dia bisa melakukannya dengan wajah cantik dan kulit putih nya itu dia berhak menyombongkannya. Namun pikiran buruk itu sirna saat ia mengajak ku berbicara untuk yang pertama kalinya.

Flashback Zoya-Catherine📍

Saat itu aku termenung sedih ditaman rumah sakit menunggu nyonya Letta yang tengah berdiskusi panjang dengan dokter berkumis putih sembari aku memainkan kaki ku yang menggantung akibat bangku taman yang terlihat tinggi, aku pun mengedarkan pandangan ku dan saat itulah aku melihat Zoya Catherine untuk pertama kalinya. Gadis yang terlihat rapuh namun tertutupi oleh wajah cantik nya itu.

Aku menghela napas berpikir, kenapa dia sangat begitu sempurna secara fisik? Sesaat aku tertegun melihat Zoya yang sudah duduk di samping ku dengan membawa tongkat infus ditangannya.

"Hai aku Zoya." Saat itu aku sangat terkejut kaku dan membalas sapaannya saat ia menjentikkan jarinya kedepan wajahku yang terlihat seperti orang bego benar benar seperti orang bego :")

"Aku Zoya, kau?" Dapat kulihat saat itu Zoya memandang depan sembari menghirup udara sejuk dalam-dalam. "A-aku Viola."

Ia tersenyum lalu memandangku. "Aku ingin kau menjadi teman ku disini. Apa kau tak keberatan?" Aku semakin terkejut kala itu saat mendengar ucapannya yang sangat gampang ia lontarkan.

The Second Soul [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang