TSS |5

73 16 12
                                    

"My lord."

Edward dan William terkejut dengan siapa yang mereka lihat.

"Kau?" Tunjuk William ia mendekati pria tersebut dan menatapnya dalam. Pria itu mengangguk.

"Salam hamba Lord. Bagaimana apa kalian merindukan ku?" Edward dan William saling menatap. Pria itu tersenyum. "Ini aku Axvel." William tersenyum dan memeluk pria bernama Axvel itu.

"Axvel?bagaimana? Bagaimana kau bisa menjadi seorang berjas putih?" Tanya William. Axvel melepaskan pelukan William dan tersenyum.

"Yah kau tau aku ditugaskan oleh pack ku ke dunia manusia dan menjadi seorang dokter. Apa kalian tak ingat itu? Aku sudah menceritakan nya saat aku ingin dikirim di dunia manusia." William dan Edward saling menatap dan menggeleng serempak.

"Baiklah,baiklah kalian terlalu sibuk mengurusi pack sehingga kalian melupakan ku." Edward menghampiri Axvel dan tersenyum. "Senang bertemu kembali sahabat." Axvel tersenyum.

"Em jadi? Apa yang kalian lakukan disini?" Edward dan William menatap gadis yang tengah pulas tertidur. "Edward ingin menemui mate nya." Axvel diam tak bernapas ia terkejut sangan terkejut.

"A-apa yang kau maksud?" Tanya Axvel kepada Edward dan William. "Dia mate ku." Axvel menggenggam erat catatan medis yang ia bawa dan berusaha tersenyum.

"Ah benarkah?" Mereka berdua mengangguk. "Em bagaimana jika kalian berdua berbincang di kantor ku saja. Tidak enak berbincang di kamar pasien." Mereka mengangguk dan keluar mengikuti Axvel.

"Hah benarkah dia mate seorang Raja Demon?" Tanya Aska kepada Axvel. "Diamlah Aska." Dengan cepat Aska memutuskan mindlink mereka.

Azka adalah serigala yang ada didalam tubuh Axvel. Yap Axvel adalah beta dari pack werewolf yang dikirim oleh alpha nya untuk memata-matai salah satu musuhnya yang berada didunia manusia yang membahayakan mate sang alpha. Makhluk itu salah satu makhluk importal yang berwujud manusia namun ia memiliki taring dan kuku yang sangat tajam layaknya seorang werewolf.

Sudah sekitar 5000 tahun Axvel berada didunia manusia. Ia telah dikirim dan menjadi dokter dengan alasan agar mudah untuk menjaga mate sang alpha karna ia dalah seorang pasien yang telah lama ia rawat.  (lama banget:"))

---

Viola terbangun dengan wajah pucatnya. Perutnya masih sama rasanya dan kepalanya berputar-putar seperti sehabis menaiki wahana Roller Coaster. Viola menggelengkan kepalanya yang pusing dan segera memencet tombol darurat yang menyambungkan ia kepada Axvel.

"Wau nyonya kau sudah bangun." Viola mendecih pelan. "Memang nya aku puteri tidur." Axvel meletakkan bokongnya di tempat duduk samping ranjang Viola sembari mengedikkan bahunya. "Mungkin. Kau telah tidur selama 3 hari." Viola melototkan matanya dan menatap Axvel horor.

"Benarkah? Wah, ini alasan aku tak menyukai penyakitku ini." Axvel menggeleng. "Tidak. Kau harus menyukainya Vio." Viola menggelengkan kepalanya dan menyentuh perutnya.

"Axvel aku lapar." Axvel bangkit lalu mengangguk. "Bagaimana keadaanmu?" Tanya Axvel.

"Masih sama pusing rasanya." Axvel mengangguk mengerti. "Kau tunggu disini,para perawat akan membawakan bubur untuk mu." Viola mengangguk pasrah.

Ia tak menyukai bubur yang dibuat oleh rumah sakit. Bubur yang hambar tanpa rasa dan tanpa warna. "Kapan hidupku akan normal Tuhan!!

---

"Kau tau Vio, kau membuat ku sangat takut di taman kemarin. Aku kira kau tidur di bangku ternyata pingsan." Viola memutar matanya malas. "Aneh kau Angel bagaimana mungkin aku tidur dibangku taman kota. Aku masih waras." Angel mengangguk dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

The Second Soul [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang