ᴍɪssɪᴏɴ; ғɪʀsᴛ ᴍᴇᴇᴛɪɴɢ

557 59 2
                                    


tak terasa waktu cepat berlalu, kini Jill akan kembali ke markasnya itu. tempat dimana akan diadakannya rapat pertama mengenai kasus pembunuhan berencana(?) entalah intinya Zhong Chenle adalah calon korban.

Jill dan Renjun tiba bersamaan "oh, hai Jun!" sapa Jill

"ya, hai juga" balasnya datar.

tanpa basa basi lagi mereka bersama menuju ruang rapat itu. dan sudah jelas jika didalam ruangan itu terdapat sosok pembantu dalam misinya.

"Jill, Renjun, perkenalkan mereka adalah Taeil, Ten, dan Jaehyun" ucap tuan Kim satu persatu.

Jill dan Renjun sedikit membungkuk memberi hormat

"saya Xiao Jill"

"dan saya Huang Renjun"

"Myung, ikutlah duduk disana" perintah tuan Kim namun tuan Myung menolaknya "tidak tuan, saya hanya asisten"

tuan Kim menggeleng "tidak untuk kali ini. kau ikut duduk disana, ini perintah." ucap tuan Kim tegas.

mendengar kata 'perintah' tuan Myung pun menurut.

"jadi?" Jill menyela.

"karena Chenle adalah anak sekolah, jadi misi kali ini akan dimulai dari penyamaran. Jill, Renjun, Jaehyun, Ten dan Taeil, kalian akan masuk kesekolah itu."

"aku tak masalah jika harus menjadi siswa bersama Jill, but.. apa mereka ini.. tidak terlalu― ehm tua?" ucapan Renjun membuat oknum yang bersangkutan sedikit tersinggung

"apa wajahku sangat tua? lihat. aku ini tampan." ucap Jaehyun

"kurasa tidak terlalu tua untuk kakak kelas. ini akan baik baik saja" ucap tuan Myung.

"lalu? kak Taeil? mau jadi kakak kelas juga? hahaha, aku sarankan tidak." ucap Jill seraya menggeleng

"jadi sekarang aku sasaran tuamu? apa maksudmu tidak?" Taeil menaikkan alis kirinya.

Jill sedikit mengalihkan pandangannya "kau sangat tua untuk kakak kelas" lirih Jill

perempat siku muncul dipelipis Taeil, "astaga bocah ini.. apa kau tidak lihat aku juga tampan?" ucapnya pede

"mataku sehat dan kau tidak tampan."

"Taeil tidak akan menjadi siswa, dia akan mendaftar sebagai guru disana" sela tuan Kim

"dan kurasa hanya salah satu dari Jill dan Renjun yang bisa disebelah Chenle karena hanya satu bangku yang tersisa."

Renjun dan Jill saling tatap

"tapi, jika Taeil beruntung akan mengajar kelas Chenle, kemungkinan dia bisa meminta meja tambahan agar kalian berdua bisa satu kelas." imbuh tuan Kim

"akan kubuat agar Jaehyun dan Tenbtak terlalu jauh mengawasi. aku akan segera merevisi data dirinya." ucap Tuan Myung sambil menatap layar laptop. entah apa yang ia kerjakan.

"sejujurnya aku belum tau nama calon sekolah kita. apa namanya?" tanya Renjun

tuan Kim yang tadinya bersandar pada kursinya menjadi tegak seraya merapikan jasnya "ah, iya. kalian akan bersekolah di Korean Noble High School"

"yey~" ledek Jill.

"kau ini hobi sekali meledek!" kata Kim

"kau tau? tiba tiba hal terlintas dikepalaku. aku baru berusia 17 tahun, tapi lihat! siapa yang akan kuhadapi? maybe, this is my last life~"

"jangan mendramatisir keadaan Jill, kau sudah bekerja 2 tahun bersama kami. sudah banyak misi bahaya lainnya yang sudah kau hadapi." jawab tuan Kim dengan nada datarnya.

"omong omong aku baru mendengar ada nama sekolah seperti itu" sela Taeil

"terdengar awam kan? itu karena sekolah ini tersembunyi untuk umum. sebenarnya ini sekolah yang sudah lama tapi hanya kepala sekolah mereka si Siwon sialan itu hanya mempromosikannya pada petinggi petinggi negara atau turunan bangsawan" jelas tuan Myung

"ya, jelasnya aku akan menjadi seorang bangsawan dadakan" ucap Jaehyun.

"sistem sekolahnya?" tanya Ten

"sama dengan sekolah lain. pelajaran umum, kantin umum, ekskul, intinya sama"

Renjun yang tertarik mencari suatu blog soal sekolah itu "wah, aku membaca artikelnya tapi hanya sedikit informasi yang didapat dan hanya memamerkan kekayaannya seolah ini adalah sekolah impian yang tak pernah ada" kagum Renjun.

"lihat! mobil paling murah yang dibawa mereka itu McLaren 570S!! astaga! seberapa gila mereka?" teriak Renjun terdengar dramatis.

"jangan percaya artikel itu. mereka masih membawa motor ninja" kata tuan Kim menyela kehisterisan Renjun.

"tau dari siapa?" Jaehyun bertanya.

"ayolah! aku dulu juga bersekolah disana!" katanya sedikit sombong

"kau meminta kami percaya dengan bullshit mu itu?" Jill memutar bola matanya jengah

"aku serius. jangan menarik perhatian dengan mobil dinas kalian, mata mata disana pasti akan curiga"

"kami punya mobil pribadi, plis?" Taeil menatap malas Tuan Kim.

ruang rapat dipenuhi dengan kontra mereka dsn tuan Soo Hyun. padahal jelas tuan Kim adalah bosnya tapi seperti tak dihargai.

dalam status sebenarnya mereka sangat menghargai tuan Soo Hyun, hanya saja mereka tak menganggapnya bos disetiap waktu, mengingat jika tuan Soo Hyun adalah orang yang terlihat santai dan tak mudah tersinggung.

"ya, baiklah! khusus Taeil akan kubiarkan dia membawa mobil karena perannya sebagai guru" final tuan Kim

"sungguh. adil sekali anda" sindir Ten

"dan kuperingatkan satu lagi. jangan anggap enteng Siwon, dia termasuk dalam list miliarder buronan" jelas tuan Myung.

"jujur saja ini bukan sekolah bangsawan melainkan sekolah buronan, ya kan?" ucap Jaehyun

"jangan lupa pakai earpiece kalian besok. aku dan Myung akan mengawasi kalian secara langsung"

untuk beberapa waktu mereka melanjutkan rapat mereka dengan menyusun strategi awal.

"i think this is enough, meeting selesai" final tuan Kim.

semua orang keluar dari ruangan tersebut. "besok jemput gue." ucap Jill pada Renjun

"enak banget lo?" jawab Renjun tak terima

"aku heran, kenapa selalu berisik sih?" Ten mencoba menengahi mereka.

"orang tua diam saja!"

"dasar bocah sialan!" Ten sebal dengan Jill karena baru saja mengatainya tua

"什么!如果是旧的,那就旧了!"
[Shénme! Rúguǒ shì jiù de, nà jiù jiùle!]
(Apasih! Kalau tua ya tua aja!)

sudah menjadu kebiasaan Jill yang berbicara memakai bahasa campuran seperti ini. hanya Renjun yang mengerti

"他听不懂你的语言, Jill. Don't stupid!"
[Tā tīng bù dǒng nǐ de yǔyán]
(Dia ngga bakal paham bahasa kamu, Jill)

Jill mendengus kesal

"คุณกำลังพูดถึงอะไร! ใช้ภาษาปกติ! "
[Khuṇ kảlạng phūd t̄hụng xarị! Chı̂ p̣hās̄ʹā pkti!]
(Kalian ngomongin apa sih! Pakai bahasa biasanya aja!"

kini Ten malah ikut memakai bahasanya. Thailand

"don't be stupid! Why does it become a language war ?!"

dan Jaehyun menengahi mereka dengan bahasa inggris.

"hentikan! gausah dilanjut! pulang dan siapkan diri kalian! jangan adu bahasa, saya pusing dengernya."

keempatnya terdiam mendengar amukan Taeil. ya, dia memang paling cocok jadi penengah.

― ᴍɪssɪᴏɴ ―

vote sama komennya, semua?

ᴍɪssɪᴏɴ ; zʜᴏɴɢ ᴄʜᴇɴʟᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang