ᴍɪssɪᴏɴ; sᴛʀᴏɴɢʜᴏʟᴅ

312 41 2
                                    


"gimana?"

"maaf tuan, kali ini gagal juga"

plak!

"dasar bodoh!"

"tuan Seungcheol―"

"diam!"

seketika semua yang ada disana membeku mendengar bentakan tuannya itu.

"Lee Suji, AKU MENYURUHMU UNTUK BERHASIL DAN BUKAN GAGAL!"

plak!

lagi lagi Seungcheol menampar gadis bernama Lee Suji itu. tamparan yang diterima Suji itu jelas sangat keras, bahkan meninggalkan bekas memar dan nyeri yang tak kunjung meringan

"saya minta maaf tuan, tapi disana tiba tiba saja Hansol ikut campur"

Seungcheol menghela "memang ya, kalian tiga saudara sangat merepotkan. haruskah aku bersyukur karena kau memilih kubu ku?" kata Seungchol seraya mengancingkan jas-nya.

Suji menunduk takut "tidak tuan,"

"Joshua."

Joshua yang dipanggil tuannya itu pun maju dan membungkuk hormat "ya, tuan?"

"bawa gadis ini pergi. hajar saja jika kau mampu" perintahnya yang hanya dituruti Joshua, Suji yang mendengarnya pun membelalak dan tak mau diseret pergi.

sejujurnya Joshua sendiri amat tak suka pada tuannya, namun apa yang tuannya dulu lakukan padanya bukanlah budi yang bisa dibalas dengan satu kebaikan.

ia sadar, semua mengikuti kubu Seungcheol hanyalah anjing dan pion catur Seungcheol.

dengan terpaksa ia harus menyeret Suji keluar dari ruangan tuannya itu. Suji yang diseret pun meronta dan terus meminta ampun sampai pintu benar benar tertutup rapat. Suji melawan habis habisan.

"ayolah, jangan melawan terus!" Joshua sangat kerepotan dengan rontahan Suji

"kumohon! biarkan aku bicara pada tuan! kumohon! jangan siksa aku! aku akan minta ampun!" Suji terus melawan. Joshua yang benar benar lelah tak tahan lagi

Joshua menarik paksa Suji dengan kekuatan penuh dan membantingnya "aku tak bisa menyiksamu! kenapa kau berpikir begitu, hah!?"

Suji yang terhantam lantai keras itu pun mencoba bangun dengan sisa sisa tenaganya "a-apa..?"

rasanya tak percaya Suji mendengar kalimat itu dari Joshua

"jangan melawan dan ikut saja" kata Joshua seraya membantu Suji berdiri.

.
.
.

"sudah kuduga. Joshua tak akan bisa melakukannya~" Seungcheol. menyeringai, membuat seluruh pegawainya merasa ketakutan.

jelas Seungcheol tidak akan membiarkannya tanpa pengawasan. ia memantau Joshua dari kamera yang sengaja ia pasang disepanjang lorong.

"t-tuan.. apa.. apa anda akan membunuh mereka?" tanya Seungkwan

"kau khawatir padanya?" Seungkwan terdiam kaku, Seungcheol yang melihatnya pun tersenyum miring

"kenapa aku harus repot melakukannya? membuat aliansi itu susah, jadi kenapa aku harus melakukan hal yang merugikan?"

terlihat jika Seungkwan merasa lega "oh ya, Jeonghan."

Jeonghan yang dipanggil pun melangkah maju dan membungkuk hormat "ya, tuan?"

"aku minta kau temui IEX dan berikan ini" Seungcheol mengangkat dan menaruh sebuah koper diatas meja tepat dihadapan Jeonghan

ᴍɪssɪᴏɴ ; zʜᴏɴɢ ᴄʜᴇɴʟᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang