Kirana's PoV
Mataku seolah tak mau beralih dari layar komputer. Dan file-file yang harus kuinput seolah berbaris semakin rapi menunggu giliran untuk kudata. Namun alih-alih menginput data yang harus kulaporkan ke pihak Jakarta (cabang pusat), aku malah melamunkan tentang master Wishnu. "Woe, bangun!" Kata Bayu sambil menjentikkan jari di depan mataku untuk membuyarkan lamunanku.
"Apa'an sih, Bay. Bikin kaget aja kamu tuh." Jawabku yang kemudian kembali fokus ke data yang akan kuinput.
"Gimana nggak kaget orang matanya ke komputer tapi pikirannya ke yang lain" Balas Bayu, teman sesama Customer serviceku yang suaranya mirip banget dengan Vino G. Bastian, LOL.
"Aciyeeee, kak Bayu perhatian amat sama kak Kirana. Awas loh gangguin eonni, Ghea laporin ke Mas Hamdan biar dipiting loh" ledek Ghea sambil menyebut nama salah satu Personal Trainer berotot Sun Go Ku di Gym tempat kami bekerja. K-poper tengil nan menggemaskan satu itu memang lebih suka memanggilku eonni (kakak perempuan dalam bahasa Korea). Yup. Namaku Kirana. Kirana Mahiswari lengkapnya. Aku bekerja sebagai Customer Service di sebuah Gym yang terbilang besar dan baru buka cabang di Surabaya.
"Apasih, Ghe. Udah ah jangan bercanda terus. Gelitikin juga nih" balasku sambil bersiap akan menggelitik Ghea.Well, aku sedang melamunkan tentang Dom-Sub relationshipku bersama Master Wishnu saat Bayu sedang iseng mengagetkanku tadi. Tepat sekali. I'm into BDSM dan kontrakku bersama beliau baru saja habis kurang dari sebulan yang lalu. Aku menjalani 6 bulan kontrak dengan beliau. Bisa dikatakan beliaulah yang pertama kali memperkenalkanku dengan dunia BDSM dan beliaulah Dom pertamaku. Beliau orang yang sangat baik. Beliau membantuku mengenali kecenderungan role-playku, apakah di LG, Slave, rope bunny, submissive atau bahkan switch. Kami menghabiskan 3 bulan awal kontrak kami untuk menjalani DDLG relationship. Namun meskipun aku terlihat nyaman dengan role tersebut, beliau memutuskan untuk mencoba Master slave relationship, jenis hubungan yang lebih beliau sukai. Honestly dalam menjadi slave ini aku kurang begitu nyaman, but I just tried to fit in. Jadi itulah yang kulamunkan. Aku menyesal karena aku tidak bisa mendapatkan chemistry dari Master Wishnu. Hal tersebut memunculkan beberapa pertanyaan di benakku, apakah aku benar-benar into bdsm? Atau hanya sekedar suka kinky style? Apakah keinginanku untuk submit sudah cukup untuk dikatakan aku suka BDSM? Keraguan-keraguan tersebut sukses membuatku ingin mundur saja dari dunia BDSM. Oh satu lagi, Master Wishnu benar-benar menghormati limitku untuk no-intercourse selama scene. See? Beliau baik kan?
Jam makan siang pun tiba. Aku terburu-buru mengambil ponsel, jaket dan dompetku di loker lalu bergegas menuju ke foodcourt yang ada di lantai bawah untuk ikut gathering komunitas BDSM area Surabaya dan sekitarnya yang aku ikuti.
"Duuhh sorry ya. Aku minta lokasi lunch-gatheringnya di sini. Kalian sih, ngadain lunch-gath pas aku lagi nge-shift" candaku begitu sampai di meja mereka. Disana baru ada Marsha, Arman, Demon dan Nuggie.
"Dih, dateng-dateng langsung ngomel. Kamu tuh yang salah, nge-shift pas kita lagi lunch-gath" balas Arman, memutar balik omelanku.
"Wes ta lah, Dii. Ga usah ngomel. Terima nasib aja, hahaha" balas Marsha. Iya, mereka memanggilku Dii karena aku memperkenalkan diri sebagai Diandra dalam akun sosmed alterku.
Di lunch-gath itu, aku melihat Demon lagi. Seorang Dominant yang memiliki akun sosmed dengan nama Demon's Eye. Dan seperti sebelumnya, Demon hanya diam dan sesekali tersenyum melihat candaan kami.Sambil menunggu makanan kami datang, kami semua berbincang dan berdiskusi beberapa hal mengenai dunia kami. Kadang ada saja di antara kami yang saling silang pendapat, namun hal tersebut tidak lantas menjadi perdebatan.
akhirnya makanan kamipun datang. Kami menyatukan beberapa meja menjadi satu membentuk meja panjang. Demon duduk tepat di depanku. Jam istirahatku yang terbatas membuatku menyuap makananku dengan agak terburu-buru."Dii, kalau kamu udah nggak terikat kontrak lagi, berarti udah nggak owned lagi dong?" Pancing Nuggie.
"Oo dasar. Maen gercep aja udah sepik sepik iblis. Kandangin juga nih lama-lama" balas Marsha mencoba melindungiku.
"Hooo tidak bisa. Aku kan switch, dan aku sedang free. Kali aja proposalku ke Diandra buat jadiin dia subku diterima gitu kan?" Kelakar Nuggie.
"Duhh bikin GR aja ihh, Aku pengen menghirup udara kebebasan dulu kali ya" jawabku sambil tersenyum.
Obrolan kami berlanjut hingga Jam tanganku seolah ingin berteriak kalau ini sudah waktunya aku kembali ke tempat kerjaku, padahal makananku belum habis. Ah sudahlah, kuputuskan untuk pamit ke teman-teman. Tapi Demon seperti melihat gelagatku. Baru saja aku akan membuka mulut dan bangkit dari kursiku namun dia menarik tanganku dan membuatku duduk kembali.
"kayaknya 5 menit nggak akan membuatmu terlambat kok, habisin dulu makanannya." kata Demon sambil melihat jam tangannya.
Suaranya tidak cukup keras untuk terdengar oleh teman-teman yang lain yang sedang asyik ngobrol, tapi lebih dari cukup untuk membuatku merasa terdominasi. Aku mencoba menghabiskan makananku dalam beberapa suap seperti orang kelaparan padahal takut terlambat kembali ke gym. Dia lalu menyodorkan milo-iceku, entah pertanda 5 menitku habis atau memang agar makananku terdorong ke bawah. Aku meminum beberapa teguk lalu pamit ke teman-teman komunitas.
"Guys so sorry. Aku nggak bisa nimbrung lama. Aku bisa ditimpuk barbel sama temen-temen nih kalau nggak buru-buru balik" pintaku sedikit memelas.
"Santai aja kali, Dii. Thanks ya udah nyempetin gabung" jawab Arman.
Tanpa ba bi bu lagi aku bergegas ke lantai atas lagi. Ponselku memunculkan notifikasi messenger. "Take care", dari Demon.
Aku sedikit tidak paham, lebih tepatnya aku GR mungkin. Namun karena terburu-buru, kuputuskan untuk membalas messengernya nanti saja sepulang kerja.
Meski menunggu pergantian shift rasanya seabad, namun akhirnya saat itu datang juga. Aku sudah tidak sabar untuk sampai di kontrakan dan membalas chat Demon.[Nantikan kelanjutan Demon for Kirana di chapter 2 ya, i really appreciate your voting,, thank you yaak]
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon for Kirana (FINISHED)
RomanceProlog Kirana seperti merasa lelah menjalani kehidupan alternya. Dia seolah kehilangan rasa tentang jalur BDSM yang dulu dengan sangat antusias ingin dia geluti. Dia mulai merasa bahwa di sini bukan tempatnya. Dia pikir chemistry bisa dia bentuk sei...