12💕

456 52 94
                                    

Hari ini gue ditelpon mama Seungri. Dia mengajak gue dan papa ke rumah sakit. Semakin cepat lebih baik pikir gue, masalah ini harus cepat selesai, sehingga Seungri tidak harus menderita berkepanjangan.

"Pa, ayo cepetan jangan biarkan mereka menunggu."

"Sabar. Papa urus sebentar ini ada berkas yang harus papa tanda tangani."

Hampir 15 menit setelah telfon dari mama Seungri kami belum juga berangkat.

"Papa sudah selasai, ayo." papa keluar dari kantornya.

"Nanti di sana papa jangan ngomong yang aneh-aneh ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nanti di sana papa jangan ngomong yang aneh-aneh ya." pesen gue, soalnya gue tahu sendiri papa kalau ngomong suka gak disaring.

"Aneh bagaimana? Papa ini orang tua, jangan diajari. Tidak sopan." kepala gue kena jitak kan sekarang.

Setengah jam kami sampai di rumah sakit xx. Gue langsung menuju ruangan dr. Gibran.

"Selamat siang maaf terlambat." sapa papa gue, dua pasang mata tertuju pada gue dan papa sekarang. Sedangkan Seungri hanya memandang papa, sepertinya dia masih marah sama gue.

"Tidak apa-apa, silahkan duduk." jawab dr. Gibran.

"Kami juga baru sampai. Ini papa Jiyong?" tanya mama Seungri.

"Iya, saya ayah dari anak kurang ajar ini. Sekali lagi maafkan anak saya sudah membuat kejadian seperti ini." ujar papa.

Lalu kami duduk, saling berhadapan. Mama seungri berhadapan sama papa, sedangkan gue berhadapan dengan Seungri yang sama sekali enggan menatap gue.

"Baiklah, sekarang anda bicara bagaimana baiknya, saya tinggal kurang lebih satu jam buat visit pasien. Saya harap setelah saya kembali kita mendapatkan hasil yang baik." ujar dr. Gibran.

"Ini pasti Seungri kan?" tanya papa.

"Iya om. Maaf baru bisa bertemu sekarang." jawabnya ramah.

"Tidak apa-apa. Tapi yang sangat saya sesali kenapa kita bertemu harus gara-gara masalah seperti ini." sesal papaku.

"Mau bagaimana lagi, ini sudah terjadi." mama Seungri terlihat ketus.

"Tenang nyonya, kita ini sedang berusaha mencari jalan keluar." jawab tenang papa

"Jalan keluar cuma satu. Menggugurkan bayi itu."

"Tidah, ma. Seungri gak mau!" potong Seungri.

"Kamu mau kehilangan nyawa, huh?!' bentak mama Seungri.

"Dengan membentak Seungri tidak akan menyelesaikan masalah nyonya."

Mama Seungri menatap tajam papaku. "Itu karena anak saya yang mengalami masalah ini, bukan anak anda!"

"Nyonya pikir Jiyong tidak tertekan, dia juga tertekan." bela papa.

"Tapi anak saya yang nyawanya terancam tuan. Anda harusnya mengerti." mama Seungri menutup wajahnya, dia menangis.

My Feel (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang