9💕

522 52 123
                                    

"Pa, Jiyong mau nikah muda."

Deg, Papa langsung menghentikan aktifitas makannya, lantas menatap gue tajam.

"Pacar kamu hamil?"

"Huh?" sekarang gue yang melongo mendengar pertanyaan papa.

"Biasanya anak muda yang kepengen cepet nikah kan gara-gara pacarnya hamil, atau kalau gak, kamu sudah kebelet gara-gara kebanyakan nonton bokep di apartemen. Iya?"

"Papa?"

"Lho, kamu tinggal jawab aja kan? Alasannya apa kenapa tiba-tiba pengen nikah muda? Salah ya papa tanya seperti itu?"

"Gak, cuma papa terlalu blak-blakan."

"Saat kamu kecil, papa jadi pelindung karena mama sudah tidak ada, dan sekarang setelah kamu dewasa, papa berganti peran jadi sahabat. Dan dalam persahabatan, bukannya lebih bagus ngomong blak-blakan apa adanya kan?"

"Iya, ada benernya."

"Terus, apa alasannya?"

"Pacar Jiyong hamil."

"Owh. Dimana alamatnya, nanti malam kita ke sana."

"Papa gak marah?"

"Apa kamu mau papa murka, tidak menganggap kamu anak lagi, dan nama kamu papa hapus dari daftar ahli waris?"

"Huh?" lagi-lagi gue melotot ke papa.

"Makanya, papa sudah percaya sama Jiyong, Jiyong minta apartemen papa kasih, harusnya Jiyong bisa menjaga kepercayaan papa, kan? Tapi nyatanya?"

"Maaf, Pa. Jiyong menyesal, Jiyong salah."

"Untuk sampai ke istana yang megah, kadang perlu dulu masuk jurang, nak. Tapi papa bangga Jiyong mau jujur dan tanggung jawab."

"Tapi...."

"Kenapa? Pacar kamu orang miskin? Atau yatim piatu?"

Gue menghela nafas sambil mengumpulkan banyak keberanian, untuk mengakui bahwa pacar yang gue maksud adalah laki-laki.

"Pacar Jiyong ... cowok, pa?"

"Apa?!!!!!"

"Tolong, jangan marah Pa. Jiyong mencintai dia. Dia satu-satunya orang yang membuat Jiyong jatuh cinta."

"Papa tidak mempermasalahkan dia laki-laki atau perempuan, yang jadi masalah dia laki-laki, kenapa dia bisa hamil?"

Gue lalu menceritakan semua kejadian yang dialami Seungri, semua kelainan yang ada dalam tubuhnya. Dan herannya papa sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda amarah di wajahnya.

"Pacar kamu istimewa, nak."

"Papa tidak marah?" tanya gue hati-hati.

"Hidup papa sebelum enak seperti sekarang, papa dulu juga merasakan jatuh bangun dalam memulai bisnis, berjuang mendapatkan mama kamu yang anak orang kaya. Dan sejak itu papa berjanji bahwa anak papa kelak tidak akan papa biarkan menderita. Jika semuanya sudah terjadi begini, mau bagiamana lagi? Ini kasus serius, Ji. Ajak papa bertemu orang tua pacarmu."

"Terimakasih, Pa. Maaf Jiyong belum bisa membuat papa bangga."

"Membuat orang tua bangga bisa kapan saja, nak. Ngomong-ngomong seperti apa pacarmu itu, kenapa kamu bisa sampai sebucin ini?"

"Pa..."

"Lho, kenapa? Papa masih muda, kamu pikir papa gak tau bahasa anak jaman now?"

Gue cuma tertawa, beruntung sekali gue mempunyai orang tua seperti papa, walaupun beliau membesarkan gue sendirian, tapi gue gak pernah merasa kekurangan kasih sayang, mungkin akibat gue terlalu di manja, malahan itu yang membuat gue jadi anak badung seperti ini. Jiyong janji, setelah ini Jiyong akan jadi anak kebanggaan papa.

My Feel (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang