"Nih!! gue dititipin sama adik kelas. Katanya suruh dikasihin ke lo", Lista yang datang bersama Ajeng menyodorkan sebuah surat beserta sebungkus coklat ke Kenan yang tengah asik bermain UNO bersama Vino dan Stefen.
"Ken lo gak mubazir apa dapet gituan gak pernah dimakan?", ucap Vino basa basi sambil memandangi coklat-coklat diatas meja Kenan.
"Kalo lo mau, ambil aja. Gak usah sok-sokan lu nyet!", ucap Kenan.
Tanpa babibu, Vino langsung mengambil coklat-coklat di atas meja Kenan. Coklat-coklat itu Vino masukkan ke dalam saku celana kanan kirinya. Penuh, sampai gak muat lagi.
"Gue laper nih, kantin yuk", ucap Stefen yang nampak lesu itu.
"Yuk!".
"Lu kan dah ada coklat, Bambank!!", ujar Kenan pada Vino.
"Coklat ga bikin gue kenyang nyet!", kata Vino sambil memakan sebatang coklat pemberian Kenan itu.
"Janda janda, kantin kuy", ajak Kenan ke Lista dan Ajeng.
"Sialan lu Ken, gue dibilang janda", dengan entah jurus apa yang Lista gunakan untuk menjitak kepala temannya itu membuat yang dijitak merengek kesakitan sembari mengelus elus kepalanya.
"Anjir sakit bego", ketus Kenan kesakitan.
Saat mereka berjalan bersama menuju kanti melewati koridor kelas. Semua murid cewek tak ada yang berkedip dan berpaling dari Kenan.
Kenan paling males kalau dilihatin sampai sebegitunya. Suka heran aja, kenapa orang orang sampai segitunya memperhatikan dirinya. Entah mereka yang berlebihan atau Kenan yang emang ga sadar jika dia terlalu ganteng.
"Hai kak Kenan", sapa Angel pada Kenan yang tengah berjalan bersama teman-temannya.
"Annyeong oppaaa", sapa Bella yang sok-sokan pake bahasa korea.
"Eh tolol, ngapain lo pada. Malu maluin aja!", kata Eva kesal melihat kedua temannya itu menyapa Kenan dengan wajah sok manis.
"Ih sans aja ngapa sih, gue lagi berusaha menyapa bias gue nih", ujar Bella.
"Makin kesini tambah halu ya temen gue", kata Eva geleng geleng.
Kenan hanya tersenyum membalas sapaan mereka. Cuma gitu aja udah berhasil buat Angel dan Bella kejang-kejang senang bukan main.
"Awww, manis banget senyumnyaaa".
"Jangan manis manis ngapa sih kak", kata Angel saat Kenan sudah berjalan agak jauh dari mereka.
Kenan sadar sebenarnya. Cewek yang pernah buat dia sial beberapa waktu lalu itu tengah bersama cewek-cewek yang barusan menyapanya tadi. Namun, dia sama sekali tak tersenyum ataupun melirik ke arah Misell.
Sedangkan Misell yang tahu bahwa dirinya tidak dilihat sedikit pun oleh Kenan, ia hanya memutarkan bola matanya malas.
...................................
Kenan dan Vino berencana kembali ke kelas. Mereka baru saja dari perpustakaan untuk mengembalikan buku-buku yang disuruh oleh Pak Irfan tadi.
"Kenan!!!!!".
Baru saja menaiki tangga beberapa langkah, Kenan harus menghadapi Jessica yang memanggilnya dari belakang. Vino yang berjalan bersama Kenan langsung berjalan ke kelas duluan meninggalkan Kenan karna males ketemu nenek sihir.
Gak cukup emang acara suap-suapan semalem? Tapi dilihat dari ekspresi Jessica, Kenan jadi merinding. Kenapa Jessica kayak emosi gitu? Dia berdiri dengan tangan yang bersedekap di depan dada.
"Elo kenapa?, Dihamilin orang?".
Nampaknya jokes Kenan gak sesuai sama situasi saat ini.
"Lo gak suka apa gimana sama oleh-oleh bokap gue? Kenapa lo tinggal disana? Jahat banget sih lo!!". Jessica mengusap air matanya yang mulai keluar menuruni pipinya.
Kenan kaget. Dua kali kagetnya. Pertama, dia baru ingat dengan paper bag hijau tosca oleh-oleh papanya Jessica. Kedua, karna Jessica yang menangis dihadapannya kini.
"Lo lupa kah? Udah gue tebak. Apa pun yang gue kasih ke lo bakal berakhir kek gini". Jessica mendengus diakhir kalimat. Kenan reflek mengusap tengkuknya, "Maaf deh". Ucapnya sambil mengulurkan tangan minta maaf ke Jessica.
Jessica yang melihat itu hanya diam, tak menbalas ucapan maaf dan hanya memandang Kenan dengan tatapan datar. Karna gak ada respon, Kenan menarik uluran tangannya kembali.
"Gue beneran lupa Jess, sumpah!". Kenan jujur, gak bohong, bener kalau dia emang lupa.
"Udahlah Ken. Gue capek gak pernah lo hargain barang yang gue kasih ke lo!". Kenan tambah bingung harus bagaimana sekarang.
Meski terkesan aneh, Kenan nampak seperti sedang menghadapi pacarnya yang sedang ngambek. Dia sedang mencari cara agar cewek didepannya ini gak marah lagi.
Kenan terpikirkan satu hal. Kenan menghela napas panjang sebelum mengatakannya.
"Yaudah deh, gini aja. Sebagai permintaan maaf gue, besok pulang sekolah gue ajak lo jalan deh. Sekali ini aja. Tapi lo jangan nangis lagi ya", ujarnya.
Jessica jangan ditanya senangnya. Gadis itu langsung berhenti menangis, mengusap pipi dan mata dengan tangannya lalu tersenyum sumringah.
"Tapi gak bohong kan?", tanya Jessica yang langsung dibalas gelengan oleh Kenan. "Oke!, Tapi awas aja lo kalo gak nepatin janji. Gue bakalan beneran marah ntar!", imbuh Jessica dengan nada mengancam.
"Iye iye...besok pulang sekolah gue jemput ke rumah lo. Puas??". Jessica langsung memeluknya dan cepat cepat dilepas oleh Kenan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lanjut di next chapter yaaa.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince(ss) Charming [GXG]
RomanceWAJIB DIBACA!!! Cerita ini berunsur LGBT, yang anti sama hal seperti itu atau homophobic harap jangan membaca. Sebenarnya gue bukanlah seorang lgbt dan mendukung hal ini. Gue juga tidak membenarkan hal yang menyangkut tentang lgbt. But, gue berharap...