Jadilah pembaca yang bijak dan menghargai karya orang lain yaa...
So langsung aja kepart 2 ini
Happy reading..!
Guru pelajaran berikutnya belum menunjukan diri didepan kelas,Alana memasuki kelasnya tanpa menghiraukan bisikan dan tatapan dari teman lainnya yang menatapnya seolah ingin membakar habis tubuh Alana
ia sudah biasa dengan suasana seperti ini jadi Alana hanya menghiraukannya.
Alana mendudukan bokongnya pada bangku,menatap kearah lapangan outdoor yang dimiliki sekolahnya,terlihat beberapa siswa yang sedang melakukan pemanasan yang dipimpin oleh salah satu dari mereka
Alana menajamkan penglihatannya,memerhatikan seorang laki-laki yang sedang memimpin teman-temannya pemanasan.
Menggunakan setelan olahraga abu dengan sedikit goresan merah pada lengan dan kerah,tersenyum manis hingga menyipit.
Sepertinya Alana tidak asing dengan laki-laki itu,sedetik kemudian Alana tersentak. Alana ingat itu laki-laki yang sama dengan laki-laki yang menolongnya dari para preman-preman dulu
****
Alana berjalan keluar menuju gerbang sekolah,siswa-siswi SMA Adijaya berhamburan keluar menuju parkiran ada juga yang menunggu jemputan dari orang tua mereka ataupun menunggu angkutan umum seperti Alana contohnya.
Terduduk di halte bus tak jauh dari sekolahnya,mendayung-dayungkan kaki bosan karna menunggu bus yang tak kunjung datang. Sudah sejam Alana menunggu bis datang namun masih saja sama,hari sudah mulai gelap,terpikir sejenak ia akan pulang dengan berjalan saja
"Jangan-jangan busnya sudah lewat ya? Sudahlah aku jalan saja"
Namun saat ingin beranjak dari duduknya,terlihat dua orang pria dengan rantai di bagian kantong celananya,tato yang menghiasi tangan dan lengannya,hanya menggunakan baju tanpa lengan dan memegang sebotol alkohol ditangannya mendekati Alana.
Alana sedikit merasa takut berdekatan dengan kedua pria yang sedang berdiri disebelahnya menghalangi pintu keluar halte, bau alkohol menyeruak menubruk rungunya.
'Sepertinya mereka mabuk'
Alana membatin sambil melirik sekilas kedua pria itu,namun sedetik kemudian pria itu memegang tangan Alana. Mencengkram pergelangan tangan Alana kencang,Alana semakin takut jika situasi menjadi seperti ini
"Lepaskan!" Alana meronta minta dilepaskan,namun kedua orang itu hanya tertawa layaknya orang kerasukan setan
"Gadis cantik,ayo ikut saja dengan kami. Kami akan berikan kenikmatan layaknya surga"
Preman-preman itu semakin menarik Alana agar mengikuti mereka, mulai memegang bahu Alana posesif, Alana mulai meneteskan air matanya merasakan sakit pada pergelangan tangannya yang mulai membiru bercampur dengan rasa kawatir yang semakin mendominasi
"s—sakit. Lepaskan!"
Alana memohon dengan suaranya yang mulai melemah, tak ada seorangpun yang terlihat disekitarnya ,air mata Alana semakin deras saja membasahi pipi mulusnya,namun preman-preman itu tak kunjung melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion|•
Teen FictionMenurut kalian,apa itu hidup? Jika menurut Alana hidup adalah perihal tentang rela tidak relanya untuk kehilangan kebahagiaan. Ya,sebegitu sedihnya sampai Alana juga tidak begitu ingat kapan dirinya terakhir bahagia selama hidupnya ini Kadang Alana...