12|●Dua Belas

15 2 0
                                    

Awalnya semuanya gelap. Gelap gulita tanpa celah cahaya setitik pun. Bahkan melihat tangan yang ku rentangkan,dan kubolak balikan kedepan mata kepala pun tidak bisa

Aku membuka mataku,mengedipkannya beberapa kali karna terang tak kunjung ku lihat. Dan rasanya sama,menutup mata maupun membuka mata. Gelap gulita masih menyapa ku

Aku berputar,berusaha menjangkau semua hal yang ada didekat ku. Tapi nyatanya aku hanya mengibaskan tangan diudara

Aku berlari,berlari sekencang mungkin. Sekuat tenagaku hingga akhirnya aku terjatuh karna tersandung kaki ku sendiri.

Dan Aku mulai takut.

Ada dimana aku sebenarnya?

Kenapa semuanya gelap gulita?

Apa aku buta?

Semua itu bergiliran memenuhi otak ku. Aku mulai merasa sesak karna rasa takut. Aku mulai berkeringat dingin tanpa alasan.

"TOLONGGGGG!"

Aku mencoba untuk berteriak..

Hanya gema dari suaraku sendiri yang terdengar.

Aku ada dimana ini?

Aku mulai menangis,aku takut. Sungguh ini benar-benar gelap. Aku tidak bisa melihat apapun

"Alana.."

Aku menoleh kebelakang,ada sebuah suara yang memanggil namaku. Suara wanita. Iya aku yakin sekali itu..

"Alana.."

Suara yang begitu familiar..

Tapi dimana aku pernah mendengarnya?

"Alana.."

Suara itu terus-terusan memanggilku,aku hanya bisa mendengarkannya tanpa tau dari mana asal suara itu. Karna ini gelap gulita,aku tidak bisa melihat apa pun

"Siapa itu?" tanyaku dengan pelan lalu menyelisik segala arah untuk menemukan sumber suara itu walau kurasa itu sia-sia.

"Disini sayang.."

Aku menoleh kesebelah kanan dari posisi ku terduduk. Ada satu sorotan cahaya tamaram disertai bulir-bulir berwarna putih yang berputar melingkar seperti angin topan

"Apa itu.." ucapku bersamaan dengan munculnya seorang wanita tua yang menegang tongkat kayu,berdiri tersenyum kearah ku. Aku mengerjapkan mata ku,masih memutar otak siapa kah wanita tua yang berada 10 meter didepanku

"NENEKK!!"

Aku berlari cepat kearah nenek. berhambur kepelukannya,memeluk nenek dengan eratnya sampai nenek terkekeh karna tingkah ku yang berlebihan. Iya, ini nenek ku yang sudah lama tidak berjumpa dengan ku karna orang tua ku tidak pernah membawa ku kembali kerumah nenek sejak 5 tahun yang lalu. Tak kusangka aku akan bertemu nenek disini

"Aku rindu sekali dengan nenek!"

Aku memeluknya semakin erat,dan nenek mengangguk hingga aku bisa merasakan dagunya menyentuh pundak ku

Lalu perlahan mengendorkan pelukanku saat nenek berkata "Alana sayang,ayo ikut nenek" ucapnya dengan nada lembut selembut sutra. Suara yang begitu aku rindukan dan banggakan

Nenek melepaskan pelukanku,memilih memegang pundak ku dengan lembut sesekali juga mengelusnya. Nenek menatapku dengan tatapan nanar,seolah aku adalah sosok yang begitu disayangkan olehnya. Tapi memang benar, nenek yang paling menyayangiku selama ini

"Kemana nek?"

"Ketempat mu yang seharusnya.."

Aku terdiam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dandelion|•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang