Dokter Chris menghela nafas saat melihat hasil tes MRI-Scan Jeongin yang baru saja keluar, kemudian Dokter Chris menggeleng sembari menatap mata Mami Jeongin dan Seungwoo.
"Saya tidak bisa melakukan apa-apa lagi Bu" ujar Dokter Chris.
Mami Jeongin mengangguk pasrah. Salahnya sendiri selalu menuruti keinginan Jeongin yang tak ingin diobati. Beliau menyesal tidak bisa bertindak lebih keras pada anak bungsunya itu.
"Jalan terbaik saat ini adalah transplantasi jantung." Ucap Dokter Chris.
Kedua orang tersayang Jeongin membulatkan matanya. Kemana mereka harus mencari orang berhati malaikat untuk mendonorkan jantungnya?
Ya, Jeongin menderita penyakit jantung bawaan (PJB) atau congenital heart disease adalah kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang sudah ada sejak lahir.
Ini merupakan faktor genetik dari ayahnya. Ayahnya meninggal karena hal serupa.
"Saya sudah memperingatkan Ibu dan Tuan untuk membujuk Jeongin supaya ia mau untuk coronary artery bypass grafting, semacam pembedahan jantung" lanjut Dokter Chris.
"Dokter, kami harus apa agar menemukan orang yang rela memberikan jantungnya bahkan untuk orang yang tidak dikenal?" tanya Mami Jeongin yang mulai menangis.
Seungwoo yang melihat itu ikut menangis, dia tak bisa menenangkan ibunya karena ia sendiripun tak bisa menahan dirinya agar tidak menangis.
Dokter Chris menggeleng. "Sulit Bu, jika ada pun, orang itu akan memberikan harga tinggi karena melihat kita yang benar-benar terdesak. Tapi saya akan coba bantu untuk mencari pendonor."
Keduanya mengangguk kemudian berpamitan dan mengucapkan terimakasih pada Dokter Chris untuk segera melihat Jeongin yang kini keadaanya benar-benar kritis dari kemarin.
"Dek, kakak udah bilang sama kamu buat selalu minum obat. Kamu gak sayang kakak ya? Kamu mau ninggalin Kakak kayak Papi juga, iya?" tanya Seungwoo dengan intonasi yang agak meninggi diakhiri.
Mami Jeongin hanya bisa menangis melihat kedua putra nya.
"Seungwoo udah, biarin Jeongin istirahat" ujar Mami Jeongin tersedu-sedu.
Tanpa mengucapkan sepatah kata, Seungwoo keluar ruangan berniat untuk menenangkan hatinya. Namun, pada membuka pintu, Seungwoo melihat Mingyu yang baru saja akan mengetuk ruang rawat inap Jeongin.
"Mingyu ya?" tanya Seungwoo.
Mingyu mengangguk. "Iya kak, saya mau liat keadaan Jeongin."
Seungwoo mengangguk kemudian mempersilahkan Mingyu untuk masuk.
"Kak, tunggu saya di luar sebentar ya. Saya ingin bicara sama kakak." Pinta Mingyu.
Seungwoo duduk di kursi yang telah disediakan di depan ruangan Jeongin.
Tak berapa lama, Mingyu keluar dengan senyuman. Kemudian duduk disebelah Seungwoo.
"Kakak gak usah khawatir" ujar Mingyu tiba-tiba.
Seungwoo menoleh, bingung mendengar apa yang diucapkan oleh Mingyu.
"Saya rela dan saya sangat ikhlas. Kakak tau kan kalo saya sakit?--" Seungwoo mengangguk ragu. "--saya udah gak punya harapan hidup, dokter udah mendiagnosa kalo saya gak bakal bertahan lama lagi. Jadi saya pikir, di sisa hidup saya, saya ingin memberi kebahagiaan bagi orang terdekat saya. Jadi saya bakal pergi dengan tenang" ujar Mingyu dengan tenang.
Hei, apakah Mingyu tak sedih sama sekali saat tau kalau hidupnya tak lama lagi?
Seungwoo bingung harus menjawab apa. Jadi ia hanya mendengar kan Mingyu yang akan berbicara kembali.
"Saya bakal donor jantung untuk Jeongin"
Satu kalimat yang lolos dari mulut Mingyu sukses membuat Seungwoo kaget. Seungwoo menggeleng menandakan tak setuju.
"Mingyu kamu apa-apaan? Kamu masih muda, saya gak setuju. Lagipula kamu percaya sama perkiraan dokter kalau kamu bakal cepet mati? Harusnya kamu gak percaya gitu aja Mingyu" sentak Seungwoo.
Mingyu tersenyum.
"Saya hanya ingin menjadi orang yang berarti dalam hidup seseorang. Gak lebih Kak. Saya gak punya orang tua, jadi saya ingin menjadi berharga di hidup orang lain" ucap Mingyu.
Seungwoo menggeleng kemudian berniat pergi meninggalkan Mingyu. Namun dengan cepat Mingyu menahan tangan Seungwoo.
"Ayo antar saya buat tes kecocokan jantung, doain ya Kak, semoga jantung saya cocok sama Jeongin" Mingyu menarik tangan Seungwoo.
Hyunjin melangkahkan kakinya memasuki rumah sakit, disusul dengan dua orang perawat yang dari tadi mengikuti nya. Saat ini Hyunjin masih mengenakan seragam pilot nya.
"Ruangan atas nama pasien Yang Jeongin umur 21 tahun ada dimana?" Tanya Hyunjin.
Perawat bagian resepsionis memberi arah untuk menuju ruangan Jeongin.
Hyunjin menghentikan langkahnya saat melihat Kakak dari kekasihnya berjalan dengan seorang pria tinggi yang Hyunjin tau. Ya orang yang Hyunjin temui di taman.
Karena Hyunjin ingin tahu, Hyunjin mencoba untuk mengikuti mereka berdua.
Mingyu dan Seungwoo terlalu keras saat berbicara, sehingga Hyunjin mendengar apa yang di bicarakan oleh mereka.
✗ ✗ ✗
chap selanjutnya aku punya kejutan buat kalian:)
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan 🙏
Marhaban Ya Ramadhan♡
Mohon maaf kalo aku ada salah sama kalian, siapa tau ketikan aku ada yang bikin gak enak:')Nah karena sekarang lagi puasa, boleh lah kalian mampir kesini ^^ monmaap gak ada hubungannya sih
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Captain, I Love You! ✘ Hyunjeong
Fanfiction┊𝗖𝗼𝗺𝗽𝗹𝗲𝘁𝗲𝗱┊❝Captain Hyunjin, bisa kan bikin aku terbang?❞ started : 8 Maret 2020 ended. : 8 Mei 2020 ━ [heebylly] ༉‧₊˚✧