sembilan

2.3K 449 22
                                    

Hyunjin menghampiri Jeongin yang baru saja pulang dari kampus.

"Jeongin?"

Jeongin menoleh dengan lemas.

"Kamu sakit?"

Jeongin menggeleng.

"Mas bisa bantu aku masuk ke rumah? Aku lemes banget pengen duduk"

Hyunjin mengangguk, kemudian memapah Jeongin masuk kedalam rumah

"Mas anterin aku ke atas ya? Aku gak kuat buat naik tangga" pinta Jeongin pelan.

Hyunjin mengangguk lagi.

"Ke kamar ya?" tanya Hyunjin ragu.

Jeongin mengangguk lemas.

Hyunjin membuka pintu kamar Jeongin, nuansa biru langit menyambut kedatangan mereka.

Nafas Jeongin tersengal-sengal.

Hyunjin panik.

Mengapa Jeongin kelihatan seperti kelelahan? Padahal kan yang memapah Jeongin ke kamar itu Hyunjin.

Hyunjin buru-buru masuk dan mendudukkan Jeongin di kasur.

"Mas tolong, pil putih dekat laptop" pinta Jeongin tersengal-sengal.

"Laptop nya dimana Jeongin? Saya gak liat" tanya Hyunjin panik seraya mencari-cari keberadaan laptop.

"Di atas rak kecil" jawab Jeongin terpotong-potong.

"Ini pil yang mana Jeongin? Kok banyak banget?"

"Yang putih ya?"

"Tapi banyak yang warna putih"

Jeongin berdiri menghampiri Hyunjin, kemudian mengambil salah satu pil yang sudah di pegang Hyunjin dari tadi.

Jeongin meminum pil itu dengan air minum yang berada di nakas.

Hyunjin terdiam.

Jeongin membaringkan tubuhnya, mengatur nafas agar kembali normal.

Dirasa nafas nya sudah membaik, Jeongin menoleh pada Hyunjin yang kini tengah duduk di kursi dekat meja belajar.

"Mas maaf ya" ucap Jeongin pelan.

"Iya gapapa" jawab Hyunjin.

"Em orang tua kamu kemana Jeongin?" Tanya Hyunjin.

"Mami lagi ke rumah Nenek"

"Kalo Papi em udah di surga" balas Jeongin.

Hyunjin mengutuk pertanyaannya, mengapa ia tak memikirkan hal itu sebelumnya. Apalagi sekarang Jeongin terlihat tambah murung setelah mendengar pertanyaan nya.

"Jeongin maaf"

Jeongin tersenyum "Gapapa Mas, sekali lagi makasih ya udah nolongin aku."

Hyunjin mengangguk.

"Kamu punya sesuatu?" Tanya Hyunjin.

"Sesuatu apa?" tanya Jeongin bingung.

"Em itu kamu kok tiba-tiba sesak?"

Jeongin menggeleng pelan kemudian tersenyum. "Maaf ya mas, aku pengen istirahat."

"Yasudah, saya pulang dulu ya Jeongin" kemudian Hyunjin berlalu keluar dari kamar Jeongin.

Selama berjalan menuju rumah, Hyunjin merutuki dirinya yang sudah berani bertanya privasi orang lain.

Pasti Jeongin tak ingin berbicara lagi dengan dirinya, pikir Hyunjin.



•••

makin hari makin gak jelas aja alurnya:"




[✔] Captain, I Love You! ✘ Hyunjeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang