dua puluh enam

2K 334 184
                                    

Dua minggu sudah Jeongin lewati untuk masa pemulihan. Dan hari ini Jeongin sudah berada di rumah atas seizin Dokter Chris.

Jeongin tersenyum bahagia kala melihat sebuah kado kecil berada di atas kasurnya yang dibilang oleh Seungwoo dua minggu lalu.

Dengan hati-hati Jeongin membuka kado nya dan nampak lah sebuah kertas berwarna biru muda serta tiket pesawat ke Roma. Jangan lupakan sebuah kalung dan miniatur menara Pisa ada di dalamnya.

Saat akan membawa miniatur menara, sebuah foto terjatuh di lantai. Ternyata itu foto Hyunjin yang tengah memakai seragam pilot nya dengan latar belakang menara Pisa.

Jeongin tersenyum gemas.

Jeongin yakin bahwa kado ini dari Hyunjin.

Jeongin menyandarkan punggungnya dan mulai membaca isi surat itu.

For Captain to Captain's Heart

Jeongin tersenyum senang melihat tulisan Hyunjin yang begitu rapi, apalagi saat Hyunjin mengklaim bahwa Jeongin adalah hatinya.

Halo sayang...

Ini kedua kalinya saya manggil kamu sayang.
Kamu sudah sehat? Saya harap selalu begitu.

Maaf gak bisa nemenin saat kamu sakit, sejujurnya saya udah muak sama pekerjaan saya yang sekarang karena pekerjaan ini buat saya jauh dari kamu.

Maaf ya. Saya belum bisa jadi laki-laki yang baik buat kamu.
Saya juga belum bisa penuhi keinginan kamu buat pergi ke Roma, tapi kamu udah liat kan di kotak itu ada tiket ke Roma?

Jeongin mengernyit heran, mengapa tiketnya hanya satu? Jeongin tersenyum kala mengingat bahwa Hyunjin itu seorang pilot dan tak perlu tiket untuk pergi.

Kamu jangan sedih ya kalau saya gak pulang lagi. Kamu harus tau bahwa saya selalu selalu ada di dekat kamu bahkan setiap hari.

Jeongin mulai merasakan hawa tidak enak saat membaca bagian itu, maksudnya apa?

Kalau kamu rindu saya, kamu bisa pegang dada kamu dan rasain bahwa detakan jantung itu adalah saya.


Saya masih hidup bersama kamu dan sekarang saya bisa lihat kamu hidup bahagia tanpa ada rasa khawatir.

Saya cuma mau kamu bahagia, Jeongin...

Belum selesai membaca, Jeongin menjatuhkan surat nya ke lantai dan menangis histeris. Semua orang yang berada di rumah berbondong-bondong menghampiri Jeongin.

"KAK, MAS HYUNJIN MANA?? JEONGIN HIKS PENGEN KETEMU DIA, PASTI DIA BOHONG KAN SAMA JEONGIN?" Teriak Jeongin pada Seungwoo.

Mingyu yang berada di sana merasa bersalah pada Jeongin.

Mengapa bukan dirinya saja yang mendonorkan jantungnya untuk Jeongin? Jika bisa pun Mingyu akan mendonorkan jantung nya untu Jeongin, namun Dokter Chris bilang bahwa jantung nya tak cocok dengan Jeongin.

Seungwoo ikut menangis melihat adiknya yang begitu hancur, ia mencoba memeluk Jeongin yang memberontak.

"Jeongin jangan kayak gini sayang" ucap Mami Jeongin sembari menangis.

"Jeongin" panggil Mingyu namun tetap saja tak di gubris oleh Jeongin.

"Dek, jangan kayak gini. Kakak gak kuat liat kamu" lirih Seungwoo yang masih berusaha untuk memeluk Jeongin. Namun tetap Jeongin tak menggubris nya.

"JEONGIN DENGER GUE DULU" Bentak Seungwoo dan itu membuat Jeongin berhenti memberontak.

Seungwoo mengarahkan tangan kanan Jeongin ke dada kiri Jeongin. Kemudian mengusap kepala Jeongin pelan.

"Kamu bisa rasain kan detak jantung kamu?" tanya Seungwoo pelan.

Jeongin mengangguk lemah.

"Itu Hyunjin, Jeongin" ujar Seungwoo yang membuat tangis Jeongin pecah kembali.

"Aku hiks pengen ketemu hiks Mas Hyunjin" lirih Jeongin terputus-putus.

Seungwoo mengangguk.

"Iya, nanti kamu ketemu"

✗ ✗ ✗

maapin kalo gak nge-feel༎ຶ‿༎ຶ

[✔] Captain, I Love You! ✘ Hyunjeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang