Untitled Part 1

23 0 0
                                    


"Bagaimana bisa dia menghilang? Jangan bercanda denganku!".

Dalam keadaan napas yang tercekat karena kedua tangan dingin itu mencekik lehernya, "Aku tidak bercanda, aku sudah berusaha menahannya tetapi dia sangat kuat".

Ditikamnya berkali-kali perut pria paruh baya itu hingga dia lemas, jatuh dan tak sadarkan diri.

Tubuhnya tergeletak tak berdaya diatas ubin yang dingin, diseret menuju atap gedung itu.

Jejak darahnya membekas di lantai, cahaya lampu yang temaram membuat suasana semakin mencekam, juga hujan yang turun disertai petir yang menyambar.

Di atap, ada sebuah tangki air yang terbengkalai dengan seekor hiu yang kelaparan di dalamnya sedang berenang-renang kesana kemari.

Tak ada satu orang pun yang tahu jika ada seekor hiu putih di dalam tangki air itu.

"Hi! Sudah lama kita tidak bertemu, aku membawakan hadiah untukmu, kau pasti menyukainya", ucap pria itu sembari membuka tutup tangki air.

Dipandanginya sejenak tubuh pria baruh baya yang sudah tak berdaya itu, kemudian tanpa ragu dia menusuk leher pria itu.

Mati. Tentu saja pria paruh baya itu kehilangan nyawanya setelah tersadar beberapa detik untuk sekedar merasakan rasa sakit sebelum akhirnya mengucapkan selamat tinggal pada dunia.

Dipotongnya tubuh tersebut menjadi beberapa bagian dan menyisakan kepalanya saja.

Potongan-potongan tubuh itu diberikan pada hiu putih yang kelaparan.

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang