Untitled Part 2

7 0 0
                                    

"Teh, aku beli bensin dulu yaa"

"Eh, bentar-bentar aku ikut"

Sesaat setelah motor yang kami kendarai tiba-tiba mati ditengah perjalanan.

Aku sempat melihat ke arah spion motor 2 kali dan mendapati dua penampakan mahluk yang tak asing lagi untuk urusan hal ghaib.

Yang pertama, ah... aku bahkan enggan menyebut namanya.

Entah mengapa aku sangat takut dengan mahluk yang satu ini.

Kemudian aku melihat lagi ke arah spion, dan wujud lain yang muncul. Kali ini wujudnya perempuan dengan pakaian putih panjang menjuntai.

Aku hendak bergegas untuk mengambil sesuatu yang bahkan aku tak tau itu apa.

Saat sedang tergesa, aku menoleh ke belakang dan mendapati temanku itu sudah menghilang.

Dan aku menghentikan langkahku, aku beralih mencarinya tapi dia sudah tidak ada.

Jalanan yang kami lalui tadi sangat gelap.

Jarak lampu jalan yang sangat berjauhan membuat bulu kudukku berdiri.


Aku sendirian, iya sendirian.

Setelah melihat dua mahluk ghaib yang menyeramkan, kini aku sendirian.

Disepanjang jalan aku hanya berharap bertemu dengan orang yang bisa menolongku.

Tiba-tiba saja aku melihat seseorang yang sedang berjalan dari kejauhan.

Pakaiannya berwarna hitam, itu yang dapat aku tebak.

Dia laki-laki.

Rambutnya agak ikal dan panjang menutupi telinga.

"Mas, mas tolongin saya dong"

Ucapku saat laki-laki itu tiba dihadapanku.

"Saya kehilangan teman saya, saya mau cari dia tapi saya takut. Jalannya gelap banget", kataku.

Laki-laki ini bersedia menolongku, padahal dia datang dari arah yang berlawanan denganku.

Kami berjalan beriringan. Kemudian tanpa sengaja punggung tangannya menyentuh punggung tanganku.

Entah mengapa, aku langsung menggenggam jari telunjuknya. Mungkin karena rasa ketakutanku yang berlebihan.

Tapi, dia sepertinya tidak terganggu dengan hal itu.

"Hmm, rasanya sudah lama sekali kami berjalan. Kenapa jauh sekali", batinku.

Jalanan ini sangat panjang, bahkan kami sempat naik turun bukit hingga tiba waktu fajar.


Langit sudah terang.

Tiba-tiba laki-laki ini menghentikan langkahnya, "Aduh ada yang masuk ke mata", katanya.

"Mana? Coba sini aku lihat", aku berjinjit karena dia lebih tinggi dariku.

Dia menutup matanya, ada sesuatu di bulu matanya. "Bulu matanya indah sekali", batinku.

Entah kenapa aku jadi tidak fokus, aku melihat ke arah bibirnya. Bibirnya pun indah.

Kemudian dengan cepat aku mengecup bibirnya, cepat sekali.

Laki-laki itu membuka mata, menatapku dan tak berkata apa-apa.

Wah... ini canggung sekali.


"Mmm... berarti nanti aku balik sendiri dong"

"Yaudah nanti aku anterin lagi"

"Yah kamu bolak-balik namanya"

"Mampir ke rumah aku dulu aja"

Sudah tiba di rumahnya, dia memperkenalkan aku kepada anggota keluarganya. Ada ayah, ibu, nenek dan dia.

"Ayo cepat, berangkat kuliah! Nanti terlambat, ayah kamu sudah nunggu. Mama mau keluar sama nenek"

"Iya ma, sebentar lagi aku berangkat"

"Kamu bareng juga berangkat kuliahnya?", tanya ibunya padaku.

"Oh enggak tante, saya sudah kerja"

"Oh gitu, yaudah kami berangakat dulu", kata ibunya.

Aku juga ikut keluar, sampai di halaman... "Tante, saya boleh pinjam kunci rumahnya gak? Ada barang saya yang ketinggalan"

"Ini, nanti kalau pulang, ditaruh aja disitu", kata ibunya sambil menunjuk pot bunga yang berada disebelah pintu.

"Iya, makasih tante"

Laki-laki itu menatapku, aku bingung dengan arti tatapannya itu.


Aku masuk lagi ke dalam rumah itu, kemudian aku menuju ke kamarnya. Entah kenapa perasaanku aneh saat melihat pintu kamarnya. Saat membuka pintu kamarnya, betapa terkejutnya aku.

Semua barang kepunyaannya, mirip seperti punyaku. Bahkan spreinya, sama dengan punyaku. Aku langsung mengambil semua barang itu dan memasukkannya ke dalam ransel.

Aku terburu-buru, takut kalau dia kembali.

Setelah selesai aku bergegas keluar, menaruh kunci rumah di pot bunga dan berlari.

Aku berniat membuang ransel berisi barang-barang itu di sungai yang tadi sempat kami lalui.

Lelah sekali, aku sudah setengah perjalanan.

Dan betapa terkejutnya aku, laki-laki itu sedang berdiri di jembatan tepat diatas sungai yang aku maksud tadi.

----------------------

Hmm, mimpi yang aneh

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang