"I would rather die than taste your bitter flavor."
Sunwoo mencebik kesal, matanya mengekor kemana Ryujin bergerak; iya, ke tempat seorang pemuda dengan potongan mullet yang keren.
Tapi masalahnya bukan karena Sunwoo kalah saing, tapi karena orang itu adalah mantan kekasih Ryujin! Sunwoo tidak cemburu, dia hanya kesal!
"Ahh, Ryujin-ah.. ada apa? Kamu rindu aku?" Tanya orang itu seraya tersenyum sampai kedua matanya tenggelam, Ryujin tersenyum saja melihatnya. Oh ayolah astaga, Sunwoo ingin menceburkan muka sialan cowok itu pada air toilet!
"Hoo, aku sudah punya penggantimu, Jin. Oh iya, ini, aku kembalikan catatan itu. Tidak terpakai, aku terlanjur pinjam punya Minkyu." Celetuk Ryujin seraya berdecih enteng, HyunJin nama pemuda dengan potongan mullet itu kini tengah menatap Ryujin tanpa berkedip; hah?
"Minkyu? Dia--?"
"Another shit on ma past, dude. You don't need to mind my business, anyway bye! Hope we won't meet again!" Cetus Ryujin seraya melambaikan tangannya, kemudian gadis itu menghampiri Sunwoo yang menatap tajam HyunJin.
Namun, pemuda itu mengalihkan tatapannya ketika mengerti Ryujin menuju kearahnya- hei, katanya benci? Maka dia harus menepati kata-katanya sendiri.
"Ayo pergi."
"Menemui Minkyu?"
"Hu'um, mau mengembalikan bukunya. Aku pinjam kemarin."
"Kenapa harus pinjam dua orang?"
Ryujin mengerutkan kening, "catatan HyunJin tidak lengkap. Lagi pula, HyunJin yang bersikeras meminjamkannya padaku. Kalau Minkyu lebih lengkap, aku memang sengaja meminjamnya."
Sunwoo nyaris berdecih, another bullshit she said.
"Aku disini saja."
Ryujin merubah rautnya menjadi datar dan dingin, "mana bisa, kamu harus ikut aku. Kamu itu pacarku, harusnya ikut membaur bersamaku- menjagaku, kamu juga harus melindungiku."
Sontak, pemuda dengan tampang lurus yang tak pernah kelihatan tersenyum itu menoleh; tatapannya membekukan saraf Ryujin.
"Itu kata ibu. Lagi pula, kamu belum menjadi istriku- maka bukan kewajibanku melindungimu." Cetus pemuda itu seraya menarik ranselnya yang tersampir diatas loker. Heh, kebiasaan.
Ryujin tercenung, "belum? Itu berarti kamu memberiku kesempatan menjadi istrimu, Woo?" Ujarnya entusias, Sunwoo menatapnya kilat; "lalu? Kamu juga akan menyia-nyiakannya 'kan, sama seperti sebelumnya. It's a habit."
Dan pemuda seratus tujuh puluhan itu melenggang pergi bak hembusan angin, enteng seperti kata-katanya.
Lagi, ini entah jadi kali keberapa dari kata-kata Sunwoo yang seolah membuatnya kehilangan napas normal- ho, rasanya pahit- lidah Ryujin sampai terasa getir merasakannya.
"Is this one of my karma?"
She said to herself.
// SIDE TALE: FIRST PIECE //
Her eyes were red as tears started to fell. Her lips swollen. This would always be the hardest thing she must deal with.
"I'm so sorry, papa."
"It's a not your fault, ma fille."
"Papa-"
"Yes, it's not your fault. But it's your heart's decide fault."
And the man left the little girl alone. Seems like it would be better if they be far from each other, but fate said it still a no.
// SH!T THINGS; SHE DID //
i'm c r y i n ' this ain't my intention but, here we go..
KAMU SEDANG MEMBACA
sh!t things; she did
Fanfictionsh!t things; ❝am i a joke to you?❞ ft. kim sunwoo | shin ryujin (c) 2020 • worteulssi