1 // Lembaran Baru

187 83 80
                                    

"Hallo Bel. Jadi nggak? udah siap nih" ujar seorang gadis ketika sebuah sambungan telepon terhubung.

"Ntar dulu Zi. Baru juga selesai mandi"

"Ck aelah lu, lama amat kaya mau kemana aja"

"Ya mau nyari cogan lah, ini kan mau lihat hasil daftar Zi, pastinya ramai tuh para cogan, mana tau ada yang kecantol kan?"

"Centil banget, heran!"

"Yaudah sih jangan ngomel, tu muka ntar keriput baru tau rasa"

"Bacot njir, astagfirullah" gadis itu mengelus dadanya , sabar.

"Udah ah mau pake baju dulu, bye, muach!"

Setelah telepon tersebut terputus, Ziva pun menutup ponselnya dan menaruh benda pipih tersebut ke dalam tas mungilnya. Kedua gadis itu, Ziva dan Bella, kali ini akan melihat hasil pendaftaraan mereka dibangku sekolah menengah atas.

Zeevanya Hanzana. Gadis kalem yang akan bertolak belakang jika berada pada orang-orang terdekatnya. Gadis yang susah untuk membuka hati kepada seseorang. Sedikit cuek, sangat berambisi, bersuara merdu. Terkadang bingung untuk menentukan sebuah keputusan. Memiliki prinsip If you a devil, i'll be a angel. Baginya balasan buruk seseorang tidak harus dibalas dengan keburukan, sosok yang berhati baik dan lembut.

Bella Adriana. Gadis centil yang ekstrovert, terkadang euforia. Kocak, penyayang, lumayan cerewet. Orang pertama yang maju jika Ziva disakiti. Orang yang selalu ada ketika Ziva membutuhkan sandaran. Dan orang yang selalu memberi Ziva solusi ketika Ziva merasa kebingungan. Memiliki prinsip i'll forgive you, but not mean i'm forget, sedikit susah percaya kepada orang lain ketika telah dikecewakan.

"Assalamualaikum, Zivaaaaaa" terdengar teriakan cempreng milik Bella diperkarangan rumah Ziva.

"Wa'alaikumssalaam" balas Ziva, seketika Ziva tertegun karena melihat penampilan Bella.

"Masyaallah tante mau kemane lu, dempul tebel amat. Dandan dandan gitu kaya bagus aja!" omel Ziva, seperti mak-mak komplek yang mengomelkan anaknya.

Yang benar saja, sekarang Bella memakai foundation, alis, dan liptint hanya untuk melihat hasil pendaftaraan.

"Udah ah bacot, cepetan naik nanti keburu ramai, males gue desak-desakan"

"Iya tante, gue naik"

Ziva pun menaiki motor vespa matic milik Bella, kali ini Bella sengaja tidak membawa mobilnya, takut tidak mendapatkan tempat parkiran.

...

SMA Levanter. Itulah tulisan yang tertera di gerbang depan gedung besar tingkat empat tersebut. Bella saat ini sedang memarkirkan motornya diparkiran luar sesampainya mereka disana.

"Kok gue dugun-dugun ya Zi" ujar Bella.

"Bawa santai aja, dijamin keterima kok"

Ziva dan Bella sekarang sedang berjalan dari parkiran menuju ke lapangan depan, dekat hall. Dimana banner hasil pendaftaraan tersebut dibentangkan.

"Ramai banget Bel, sabaran aja ya tunggu yang lain selesai liat"

"Iya, gue juga ogah mau desak-desakan gitu"

Perlahan kerumunan itupun menyepi, tinggal beberapa orang saja disana.

"Noh Bel udah pada bubar mereka"
ucap Ziva sambil menunjuk kerumunan dengan dagunya.

Ziva pun menarik tangan Bella lalu melangkahkan kaki menghampiri banner. Kini mereka sedang mencari nama mereka dengan telaten.

"Alhamdulillah Zi kita keterimaaa!!!" teriak Bella dengan frekuensi yang bisa dikatakan melebihi batas rata-rata. Akibatnya orang-orang yang ada disana memperhatikannya bingung.

Belated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang