Ada yang harus digapapain kalau ingin berbuat baik.
⏰
Bell telah lama sekali berbunyi, kini guru pelajaran kelas X IPA 2 sepertinya terlambat masuk kelas, yang membuat para warga kelas tersebut bersyukur Alhamdulillah karena sebagian dari mereka ada yang belum menyelesaikan PR yang diberikan.
"No, liat PR. Lo udah kan pasti?" ujar Daffa pada Fano.
"Tuh ambil" Fano menunjuk bukunya yang berisikan PR tersebut dengan dagu.
"Daf, cepetan gue juga mau nyalin" kini Arvin lah yang berseru cemas.
"Nanti lah lo nyalinnya, tunggu Bu Can dateng" ujar Daffa, santai.
"Mana sempat keburu telat, bego" balas Arvin, geram.
"Nih Vin, gue udah, mau nyalin?" ujar Bella, yang sudah jauh-jauh hari menyalin punya Ziva yang juga memiliki tugas yang sama.
"Mau, baik banget si lo" Arvin pun cepat-cepat meraih buku Bella.
Ketika Arvin telah menerima buku tersebut, tak sengaja mata Bella menangkap Ziva dan Kesha yang sedang berjalan melewati kelasnya, Bella heran karena mendapati wajah Ziva yang lebam.
"ANJIR, ASTAGFIRULLAH!" teriak Arvin seketika.
"Eh Arvin ngepet ketawan warga" latah Daffa sambil menaikkan kedua tangannya refleks.
"Apaan sih Vin buat kaget aja" ujar Bella.
"Iya nih bego, ngebuat orang gagal ginjal aja" setuju Daffa dengan ucapan Bella.
"Kok gue baru sadar kalo muka Fano lebam?!" ujar Arvin. "Lo abis napa No, berantem sama kudanil? mana belum dibersihin lagi lukanya" lanjut Arvin sambil menghadap kearah Fano.
"Oh iya bener, tumben pinter Vin, napa No tuh muka?" kata Daffa.
"Lah? samaan sama Ziva, barusan gue liat dia lewat mukanya lebam juga kayanya abis dari UKS, kok bisa No?" ujar Bella.
"Serius? syukurlah dia udah bersihin lukanya" balas Fano.
"No, ceritain gimana kronologi bisa bonyok gitu" kata Bella dan disusul anggukan oleh Arvin Daffa.
Fano pun mulai bercerita dari ketika ia melihat preman itu mengambil tas Ziva, Ziva yang ditonjok oleh preman, dan perkelahiannya dengan sang preman karena menolong Ziva. Ya walaupun dengan ucapannya yang sangat minim.
"Gila lo No, dua preman lo bisa abisin gitu aja, hebat-hebat, gue suka gaya lo" puji Arvin.
"Eh ni perkedel masa baru tau kalo Fano itu hebat, delapan lawan satu aja Fano yang menang, waktu itu gue liat mereka berantem" ujar Daffa bangga karena menyaksikan pertarungan tersebut.
"Manusia tuh delapan-delapannya?" tanya Arvin.
"Ya enggaklah, nyamuk yang dilawannya, hebat banget kan" jawab Daffa, sambil menyengir.
"Yee ni gandum ngawur aja, gitu juga gue menang" ujar Arvin.
"Tau nih Daffa, orang udah percaya juga, kalo emang bener kan gue nggak perlu khawatir buat ngelepas Ziva ke Fano" ujar Bella juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belated Love
Novela JuvenilTuhan menciptakan dua keping hati dan dua buah tulang rusuk untuk disatukan. Tetapi, ketika seseorang menerbangkan kita begitu tinggi lalu berujung pada keretakan karena dihempas. Apakah semua itu dapat kita peroleh? Apa kita seberuntung itu? Tidak...