iv. stigma (1/3)

2.1K 135 95
                                    

Nat's Note : Gue emang ga suka fantasy dengan alasan imajinasi orang tuh beda2 takarannya, tapi kalo modelan yang kaya gini like2 aja, susah jelasinnya. Bisa jadi ini 3 part atau 4 part tergantung ntar an gimana, sementara gue ramal 3 part dulu :")

So this is fantasy gaes, kalo ada yang ga nyambung sama imajinasinya, langsung tanya aja di komen :)

.

.

.

"Sekarang kau bisa memilih satu."

"A-aku tidak akan menyakiti manusia."

"Maka hari ini atau besok, Tuan Min akan mendatangimu."

"J-jangan, jangan kumohon."

"Maka sekarang giliranmu untuk turun."

"B-bagaimana jika aku gagal,"

"Pengecut."

Tepat setelah berbicara, sosok berperawakan ramping itu melebarkan sayapnya untuk pergi bersama sepasang bodyguard.

Hening hanya untuk deru angin yang menusuk juga sambaran kilat di balik awan.

Terlihat seorang pemuda bercelana panjang longgar dengan sabuk melilit otot perutnya yang tergores luka. Bertelanjang dada dengan sepasang tangan terborgol, dirasakannya nafas yang diambil serakah. Emosinya memanas seiring warna mata yang menggelap merah. Maka tanpa sadar gigi taringnya menggertak bersama lolongan. Menciptakan deru angin yang mana cukup untuk mematikan beberapa obor pada dinding.

"A-apa yang baru saja aku lakukan—"

"Aarghh!! Tidak! Jangan sekarang,"

Pemuda itu menciptakan kebisingan sendirian. Sebagaimana lolongan amarah yang menghasilkan rambatan bulu di sekitar mata kaki. Naik menuju pinggang, dirasakannya bahu yang melebar, bisep yang mengeras juga otot perutnya yang kian tercetak ganas. Berakhir dengan tanduk juga moncong hidungnya yang muncul tidak begitu diinginkan.

Begitu melihat tubuhnya pada cermin yang retak di hadapnya,

"T-tenang,"

Sebisa mungkin menahan emosi untuk bentuk tubuh yang dijaga. Ukuran ini masih terbilang wajar, dengan tinggi badannya yang normal sebagaimana werewolf laki-laki. Walau proporsi pada torsi yang agaknya berlebihan, ia mengatur nafas untuk tidak mengubahnya lebih besar lagi lebih berbahaya.

Ctak

Praang

Maka dengan mudah sepasang borgol itu terlepas hanya dengan satu tarikan tidak cukup bertenaga. Diambilnya langkah keluar tepat di ujung bukit.

 Diambilnya langkah keluar tepat di ujung bukit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RV's Scrapbook (Open Request)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang