✰ sepuluh

929 248 34
                                    


langit hampir sore, dan telpon aneh itu masih maen maen sama renjun. baiklah pemuda itu nyerah, renjun beneran takut woi. apalagi kak yiyang makin sini makin gak jelas.

ya teriak teriak lah, mecahin kaca lah, sampai gebukkin tembok sama lemari, gitu terus gak berhenti berhenti, gak tau faedahnya apa. dia gak berani nyamperin kakaknya, anaknya aja sekarang malah diem sambil nutup telinga di kloset gegara panggilan alam.




























kringg kringg!

"hadoh, gue lagi mules gini masih aja nelpon nelpon bangsat."












































kringg kringg!

"iye iye bentarr."

"halo, dengan hina-chan disini. kenapa kamu tak menjawab telponku? aku sudah di depan, ayo buka pintunya."
























deg!

jantungnya mendadak berdegup lebih cepat dari biasanya. kedua kakinya perlahan mulai melangkah ke pintu depan dan ngintip lewat jendela. gak ada siapa siapa.

















































kringg kringg!

"halo, dengan hina-chan disini. apakah kamu tidak mau membukakan pintu untukku? baik aku akan cari jalan lain."
















































duk duk duk!

renjun kemudian mendongak. suara langkah kaki yang sangat keras terdengar. lalu disusul suara teriakkan yang memekakan telinga.

the doll ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang