Ambyar atau oleng?
Aku si mending rebahan:)
_____________Pintu pun terbuka, "Assalamu'alaikum, halo om Vendra" Tersenyum ramah.
"Wa'alaikumussalam" Membalas senyuman. Ia mempersilahkan tamu tersebut masuk dan mengarahkannya di mana orang rumah berkumpul.
Huft, maafkan ayah anakku.
----------
Sinar mentari perlahan bangun dari persembunyian. Bekerja menyinari dunia. Menghangatkan hari hingga senja mendatang dan siap menemani hari sebelum tergantikan oleh pemilik purnama.
Pagi telah menyambut kota itu.
"Ohayou!" Sapa sahabatnya ketika baru datang dan mengamati Naya duduk di bangku sembari membaca komik.
"Morning too." balasnya lalu membaca komiknya lagi.
"Serius banget, baca apaan?" Ari mendekatkan kepalanya menuju pipi wanita sebelahnya. Belum sempat Naya menjawab pertanyaan cowok dengan hoodie hitam itu,
"Pagi Nayaaa... Pagi Ari." Suara lain terdengar.
"Eh, pagi juga Wil."
"Pagi bro."
Jawab mereka serentak.
"Btw Nay, lo jadi sekretaris kita mau, yah?" Pinta Wilson. Ketua kelas Naya sekaligus cowo terpopuler setelah Ari. Iya Ari termasuk di kalangan cowok terpopuler karena perbedaan ras yang ia miliki, yaitu japan-indo, sedangkan Wilson campuran darah France-indo.
Tentu saja mereka bisa berada di SMA ini karena merupakan SMA internasional paling elegan satu-satunya di Indonesia. Ihir.
"Eh, bukannya udah ada ya?" Naya menutup komiknya setelah menyelipkan kertas pembatas di halaman tengah.
"Yosh. Si Kate-kate itu" sela Ari.
"Dia lompat kelas guys. Kepinteran emang."
"Lah udah lulus dong, gilaa gua pinjem otaknya bentar dah, bye!" Lalu jalan keluar kelas. Aslinya mah cabut ke kantin.
"Ck. Ari GAJE!" Sahut Wilson dan di balas senyuman miris oleh Naya.
Wilson merubah pandangannya. "Nay, mau ya? Sekelas udah sepakat, tulisan lo juga rapi."
Naya sebenarnya mau-mau saja. Sangat bersyukur karena tulisannya di hargai oleh para temannya, tetapi sekretaris di sekolah ini bukannya hanya menjadi juri tulis yang menulis di papan tulis, mencatat agenda, atau mengisi buku kelas. Melainkan juga mengisi dan mengganti bunga di kelas setiap pulang sekolah. Aneh kan? Kenapa tugas seperti itu di tumpahkan kepada sekretaris bukannya oleh anak yang piket.
Setelah menimbang-nimbang akhirnya Naya memutuskan mengiyakan permintaan Wilson. Hitung-hitung buat kenangan sebelum lulus. Selain itu, Naya bebas menaruh jenis bunga yang ia suka.
"Oke deh."
Ketua kelas tadi mendekatkan wajahnya,
"Asik ... Deal yaa?""Ehehehe deal."
Eh kok dia deket-deket mukanya. Gumam Naya dalam hati.
"Oy Naya, liat catatan IPA dong ... kemarin gua nggak hadir karena ada rapat anggota osis." Fisa, salah satu temannya tiba-tiba datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause of You
Teen Fiction"Kamu? Ah, siapa pun ... Tolong aku!" Tidak tahu bagaimana mendeskripsikan tokoh yang ada di sini. Satu hal yang jelas cerita ini cukup sederhana nan klise yang mampu membawamu ikut berkhayal. Mungkin. Naya, si gadis kecil yang manja, tiba-tiba terj...