Walaupun pada akhirnya kita semua mati seperti daun yang membusuk.
Bertahanlah. Tetaplah hidup. Jangan kehilangan asa.
----------"Hiks," Sekuat mungkin ia menahan gejolak di dadanya. Hingga hanya ada isakan kecil yang terdengar. Perempuan yang tengah duduk di bangku panjang dekat kolam, terus melamun akan hal yang tak ia mengerti.
Andai ia lebih membuka pikirannya.
Semua sudah jelas bahwa dia lah objek utamanya ini semua terjadi.
Bahwa dia lah penyebab semua keganjilan ini ia alami.Fakta dirinya masih terlalu kekanak-kanakan membuat pikirannya jelas tidak kepikiran sampai ke sana.
----------
Flashback
21. 12
"Kurang siapa nih yang belum nongol?" Luna mengintrogasi temannya.
"Bocah putih kesayangan Naya," balas Putra sembari memainkan game 5v5 di tangannya.
"Ari aja?" tanya Fisa
"Oh iya Kendra tadi udah dateng, tapi pergi lagi sama Wilson katanya mau beliin kita martabak," ucap Luna senang di akhir kalimat. Soal makanan, Luna paling semangat. Terlebih lagi yang gratis-gratis.
Sebenarnya hampir sama dengan Putra. Mereka hobi makan gratis.
Fisa menggeleng dan tertawa geli. Siapa sih yang tidak suka makan gratis?
Tak lama kemudian Wilson, Kendra dan Ari pun tiba bersamaan.
"Sorry gua lama, ada urusan sama Papa gua tadi." Kemudian Laki itu segera mendudukkan pantatnya di sofa. Hawa dingin Ac di ruang tamu langsung menerpa permukaan kulitnya. Ia pun merapatkan jaketnya.
"It's okay," jawab Luna santai. Matanya kini berpindah ke hal lain.
Sebuah plastik putih mendarat di Meja kaca berbentuk persegi panjang. Aromanya seketika menyeruak dan menari-menari di depan hidungnya.
" Wah asik martabak manis!" seru Luna kegirangan layaknya mendapat nilai 100 di tes matematika.
Buru-buru Luna merebut makanan itu tapi tiba-tiba di tarik kembali oleh Wilson. Ia mengangkat cepat sebuah plastik putih sebelum perempuan itu sibuk memakannya hingga lupa tujuan mereka kemari.
"Eitss, ingat, waktu yang kita punya for plan Naya's birthday is not long, so don't waste our time." ucap Wilson dengan logat khasnya. Luna menelan cairan di mulutnya lalu mengangguk. Akhirnya plastik itu kembali Wilson berikan.
"Okay, okay Mr. Wil. Gua udah ada ide kok. Tinggal di kombinasiin sama pendapat kalian~"
Malam itu, di malam yang tenang. Mereka berenam yaitu para sahabat si gadis polos nan manja. Mereka tengah berdiskusi-memikirkan cara agar hari esok menjadi kenangan yang mendebarkan dan terus di kenang selamanya oleh perempuan bernama Naya.
----------
"Guys jadi ini fix kayak gini ya?" tanya Ari menekankan hasil diskusi mereka setelah kurang lebih 2,5 jam. Lebih tepatnya diskusi di selingi bercengkerama santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause of You
Novela Juvenil"Kamu? Ah, siapa pun ... Tolong aku!" Tidak tahu bagaimana mendeskripsikan tokoh yang ada di sini. Satu hal yang jelas cerita ini cukup sederhana nan klise yang mampu membawamu ikut berkhayal. Mungkin. Naya, si gadis kecil yang manja, tiba-tiba terj...