Hargailah penulis selagi kamu membaca karyanya. Thank you.
Selamat membaca:)
✴✴✴
Akhir-akhir ini Reon selalu sibuk dengan kegiatan osisnya hingga lupa dengan janjinya pada seseorang yang kini tengah menutup sambungan secara sepihak dengan perasaan sakit.
Sudah seminggu ini Reon dan Moza terlihat tak bersama dari pergi ke sekolah maupun pulang, bahkan mereka berdua duduk dengan berjauhan dan pisah bangku karena Moza yang memulai.
Reon hanya mengikutinya tanpa perlu penjelasan dari Moza namun ia tahu bahwa Moza sedang marah padanya, namun ia tak tau penyebabnya jadi biarkan saja Moza yang menjelaskan padanya dengan sendirinya.
"Segitu pentingnya tugas kamu itu? Padahal aku cuma mau ketemu kamu, udah seminggu lebih kita diem-dieman kayak gini." pikir Moza dengan kecewa.
Sesibuk apapun dan pentingnya urusan Reon pasti dia akan selalu ingat padanya tak pernah mengacuhkannya seperti ini, dan ia tak pernah melihat Reon membentaknya hanya karena dia ingin bertemu dengannya? Dimana letak kesalahannya?
Dan sepertinya Reon mulai lelah dengan semua, lelah dengan tingkah laku Moza yang semakin hari semakin manja, lelah dengan semua beban yang ada dipundaknya, dan lelah dengan semua yang ia jalani.
"Apa benar Reon gak sayang lagi sama Moza?" gumam Moza.
🐁🐄🐁🐄🐁🐄🐁🐄🐁🐄🐁🐄🐁🐄🐁🐄
Waktu kembali pagi di hari minggu,yang artinya ini adalah waktu untuk bersenang-senang untum semua orang berkumpul. Sama halnya dengan Moza yang kini tengah bersiap-siap dengan pakaian olahraganya.
"Hari ini pasti Reon dirumah, jadi ini kesempatan buat ketemu sama dia lagi." batin Moza.
Kali ini Mozalah yang akan meminta maaf duluan pada Reon jika selama seminggu ini telah marah padanya tanpa sebab apapun.
Setelah dirasa rapi kemudian ia menuju bawah dengan menenteng sepatunya. Moza perlahan menuruni anak tangga hingga ia sampai di halaman rumah dan duduk dikursi depan sambil melihat sang bibi menyiram tanaman.
"Bi aku olahraga sebentar ya, nanti kalau mama cari bilang aja aku pergi olahraga ya." sontak bibi menolehkan arah pandangnya pada Moza yang masih membetulkan ikatan tali sepatunya.
"Iya non, tapi jangan lama ya non, hari ini kan non Miza pulang." Moza mendongakkan kepalanya dan menoleh kearah bibi dengan terkejut.
"Miza pulang?" ucap Moza tak percaya, mengapa adiknya itu tak mengabarinya dulu?
"Iya non."
"Kapan bi? Kok aku nggak tau ya?"
"Semalam nyonya kasih tau bibi, kayaknya nanti siang non." Moza berdiri seraya mengangguk mengerti dan langsung bermaitan pada sang bibi.
"Yaudah bi, Moza pergi dulu." sang bibi tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
Moza membuka pintu gerbang rumahnya dan berjalan menuju rumah Reon yang ada disebelahnya kemudian menekan bel.
Seeorang disana tengah membuka pintu berwarna hitam tersebut, dan munculah wajah Reanna-mama Reon. Moza tesenyum dan melambaikan tangannya pada Reanna setelah langkahnya menuju arahnya.
"Tante ... Reon ada kan? Moza mau olahraga bareng nih!" Reanna tersenyum kemudian mengelus surai Moza dengan sayang.
"Kamu telat, Reon baru aja pergi," ucapan Reanna membuat Moza menundukkan kepalanya dan mengerucutkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish And Cruel
Teen Fiction[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] "Reon... Moza kok laper ya?"-Moza "Ya makan"-Reon "Yaudah Reon beliin Pizza double keju Mozarella ya." "Beli sendiri sana" "Kok gitu? Kenapa harus Moza kalau ada Reon? " Jika saja Moza bukan perempuan, jika saja Moza...