Hargailah penulis selagi kamu membaca karyanya. Thank you.
Selamat membaca:)
✴✴✴
Dua pesan masuk
Satu panggilan tak terjawab"Za beli apa aja?"tanya Tea tiba-tiba mengagetkan Moza yang sedang menatap layar ponselnya itu hingga terkejut membuat ponsel itu terlepas dari tangannya.
"Tea! Ponsel Moza ... "ucap Moza menatap ponselnya yang kini sudah tergeletak di lantai, bahkan layarnya sudah retak.
Moza mengambil ponselnya dengan kasar lalu menyondorkan ponselnya pada Tea dengan tatapan tajamnya. "Cepet ganti"
"Heh enak aja,orang nggak ngapa-ngapain juga. Gak mau ganti, gak"
"Tapi Tea yang bikin layar ponsel Moza jadi kayak gini. Udah cepet ganti nggak mau tau pokoknya."
"Aku tetep nggak mau, aku-nggak-mau! Ngerti"tekan Tea disetiap katanya.
"Oh gitu?... Mau buat Moza nangis disini sekarang juga? Iya? Oke deh Moza nang–"ancam Moza pada Tea, gadis itu kini tengah menahan kesalnya pada spesies semacam Moza yang selalu bersikap seenaknya itu.
"Issh iya iya nanti di ganti"ketus Tea lalu meninggalkan Moza yang kini tengah tersenyum gembira. Ialah gembira pasti dapat ponsel baru dari sahabatnya itu.
"Apes mulu deh kalo deket sama si Moza"batin Tea meratapi nasibnya.
"Tea! Ayo...kamu nggak mau makan apa? Moza udah laper nih"ketus Moza meninggalkan kedua sahabatnya itu. Tea tersadar dari lamunanya lalu mendengus kesal.
"Harusnya tadi nggak usah ajak tuh anak tikus. Nyesel banget deh ikut, ujung-ujungnya aku juga yang rugi."
"Hah? Emangnya kamu diapain lagi sama Moza? Haha...apa disuruh beli keju satu kerdus lagi? Oh... Apa mungkin dia minta dibeliin satu pabrik keju?haha...kalo iya, apes banget pasti idup kamu Tea"ejek Zia, yang mengingat berbagai macam permintaan anehnya Moza pada Tea, karena dari dulu Tea dan Moza selalu tak pernah akur.
"Ck.... Jangan buat aku inget masalah dulu,gara-gara permintaan dia hampir aja diusir dari rumah. Emang gila tuh cewek"kesal Tea.
🐁🐄🐁🐄🐁🐄🐁🐄🐁🐄🐁🐄🐁🐄🐁🐄
"Kak!"seru Zia melambaikan tangannya pada seorang laki-laki yang baru memasuki restoran dalam Mall itu.
"Udah lama nunggu?"Tanya lelaki yang bernama Lano,lebih tepatnya dia adalah kakak dari Ziandra Samantha,nama aslinya adalah Elano Samantha. Berumur 20 tahun yang masih baru memasuki dunia perkuliahan disalah satu universitas di indonesia.
"Nggak kok, lagian tadi juga sekalian belanja jadi nggak terlalu bosan. Oh iya Kak, jadi kan ya kita ditraktir?"tanya Zia tak yakin, sebab tak biasanya Lano mau mentraktir dia dan temannya, jangankan dengan temannya. Ia saja jika meminta uang pasti yang didapat jitakan.
"Iya, pesen aja nanti kakak yang bayar"
"Yes!"seru mereka bertiga. Mereka semua mulai memesan makanan masing-masing.
"Oh iya Za...Gimana sekolah kamu? Lancar"tanya Lano ditengah mereka sudah memakan makanannya.
"Hah?"
"Ngapain kakak nanya ke Moza? Kakak nggak pernah tuh nanya tentang sekolah aku"
"Ye... Basa-basi doang,biar nggak terlalu kaku"alibi Lano.
"Ya kenapa nggak tanya Tea aja kak?"tanya Moza polos. "Aku lagi males ngomong"lanjutnya yang kemudian melanjutkan acara makannya.
"Nah iya kenapa nggak Tea aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish And Cruel
Teen Fiction[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] "Reon... Moza kok laper ya?"-Moza "Ya makan"-Reon "Yaudah Reon beliin Pizza double keju Mozarella ya." "Beli sendiri sana" "Kok gitu? Kenapa harus Moza kalau ada Reon? " Jika saja Moza bukan perempuan, jika saja Moza...