[12]. Kemarahan Aresta ✔

69 5 0
                                    

Hargailah penulis selagi kamu membaca karyanya. Thank you.

Selamat membaca:)

✴✴✴

Aresta melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumahnya, hari ini ia  pulang sedikit sore karena sedang sibuk-sibuknya dibutik.
Dengan menenteng satu kantong berisi ayam spicy dengan keju kesukaan anaknya, Aresta berjalan dengan senyum cerah.

Sesampai di ruang keluarga, tiba-tiba saja dadanya sesak dan bergemuruh saat kala melihat orang itu telah memeluk anaknya. Dengan sedikit emosi ia melangkah mendekati anaknya.

"Moza!"Aresta segera menarik tangan putrinya dari dekapan wanita tersebut.

"Masuk kamar mu cepat!"kilatan amarah yang Aresta keluarkan dilanyangkan pada putrinya tersebut. Moza menunduk takut dan berlari menuju kamarnya.

"Ada apa kamu datang kemari? Masih belum cukup kamu sakiti aku? Apa masih kurang semua hartanya Mas Dava kamu ambil semua ha! Kamu benar-benar bukan Manusia Vera!"

Wanita tersebut menundukkan kepalanya merasa bersalah selama ini dengan keluarga Aresta, ia sudah menghancurkan keluarganya.

"Maaf Res aku benar-benar minta maaf sama kamu, aku sudah berubah"ucap Vera dengan pandangan tersirat merasa bersalah.

"Lalu,apa aku harus percaya padamu?! Yang sudah jelas-jelas menghancurkan keluargaku! Mengapa kamu jahat sekali padaku? Kenapa kamu jahat padaku....hiks"tangisanpun tak dapat dicegah lagi oleh Aresta, secepat mungkin ia harus menghampus air matanya,ia tak ingin diaggap lemah.

"Lebih baik kamu pergi dari sini"ucap Aresta tanpa menolehkan tatapannya pada Vera,perempuan yang membuat keluarganya hancur.

"Ta-tapi aku ingin menemui anak-ku Res, aku sangat merindukannya"lirih Vera menatap Aresta sendu.

Tatapan nyalang ia arahkan pada Vera, lebih tepatnya pada orang yang tak tahu malu. "Apa kamu bilang?! "

"Apa kamu lupa ha?kamu sendiri yang memberikannya padaku! Kamu ingat itu, dan jangan harap kamu mau merenggutnya dariku! Dasar wanita murahan"caci makian terus ia lontarkan pada Vera, sehingga wanita itu sedikit emosi dikatakan 'murahan'.

"Apa bedanya aku sama kamu ha! Kamu juga sama murahannya kayak aku! Kamu sudah jelas-jelas cinta Reno dan kamu malah menikah dengan Dava!, pacarku!"teriak Vera.

"Dan apakah kamu lupa saat kamu juga berhianat dengan Reno dibelakang Dava dan aku? Kamu pikir siapa yang egois dan salah duluan disini? Aku atau kamu?"nada bicara Aresta kini sudah lebih tenang, ia menatap Vera dengan sendu.

Sebenarnya ia juga tak ingin memendam rasa benci pada temannya, ah tidak mungkin bisa di bilang 'mantan temannya' saat semua yang sudah terjadi selama 15 tahun yang lalu.

"Aku nggak berniat sep–"

"Seperti diam-diam kamu menjebak aku? Tolong kamu ingat,apa saja yang kamu perbuat padaku? Kamu mengambil Reno dariku, menguras semua hartaku, membuat keluargaku hancur, dan yang terakhir kamu juga renggut Dava dariku! Kamu melenyapkannya Verania!"cairan bening itu lolos kembali saat Aresta mengerjapkan matanya.

Cairan bening itu kian menetes semakin banyak hingga isak tangis sedikit terdengar. "A-aku minta maaf Res, aku bersumpah aku sudah berubah. Aku hanya ingin menjadi manusia berguna sekarang"Vera berusaha meraih tangan Aresta, namun tangannya ditepis dengan kasar.

"Cepat pergi"usir Aresta menunjuk pintu utama.

"Aresta ku mohon maafkan aku, aku bersumpah tak akan menggangu hidup mu lagi jika kamu memberikan putriku."tegas Vera.

Childish And CruelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang