Hargailah penulis selagi kamu membaca karyanya. Thank you.
Selamat membaca:)
✴✴✴
"Yon lo mau gabung sama anak-anak? Mereka katanya mau nongkrong dulu di base camp. Kalau lo mau gue ikut juga, kali-kali lah lo juga udah jarang tanding kan?" Reon menganggukkan kepalanya, benar juga apa yang dikatakan oleh Adrian, lagi pula ia juga jarang sekali gabung sama anak-anak lain.
"Gue ikut"ucap Reon.
"Yaudah ayo"
Mereka keluar dari gedung olahraga,jam menunjukkan pukul 21.30 cukup lama Reon latihan bulu tangkis dari biasanya. Reon berjalan kearah parkiran dengan Adrian disebelahnya.
"Yon, gimana kabar Moza? Terakhir gue ketemu pas acara dirumah lo"
"Baik"ucap Reon ketus, tak tau mengapa Reon tak suka jika ada orang lain yang menanyakan keadaan Moza.
"Lo itu gak pernah berubah dari ya dulu,selalu aja ketus hahah"ucap Adrian menggelengkan kepalanya melihat tingkah Reon.
Kedua motor dengan warna biru dan hitam itu kini melesat melewati gerbang utama dan berkendara dijalanan kota yang sedikit ramai.
Hingga mereka sampai di depan gedung bertingkat dua, penjaga menunduk hormat mempersilahkan masuk. Musik mulai terdengar saat mereka sampai di lantai dua,banyak sekali orang diruangan tersebut.
"Woy bro! Sebelah sini"teriak seseorang didekat jendela kaca dengan beberapa lelaki lainnya.
"Adrian! Jarang banget lo mampir sini?"tanya pria dengan jaket denimnya.
"Biasa lah,ngapain lagi kalau bukan dilarang?"ketus Adrian.
"Haha... Anak mama lo ya"timpal Renald.
"Terserah deh."pasrah Adrian saat semua menertawakannya.
"Tapi kan si Reon juga jarang kumpul bareng, sekalinya kumpul sampai dua jam aja kan."lanjutnya sembari menatap Reon yang kini malah bersantai di sofa sambil memperhatikan oramg-orang yang ada di ruangan.
Sedangkan yang lain sedang bertanding dipojok dengan beberapa orang lainnya. "Woy! Yon mau tanding gak nih, lumayan tuh dapet 10 juta plus cewek katanya, itupun kalau lo mau. Mumpung gue baik nih, anak-anak yang lain gak pada mau."ucap Nandeo.
Bisa dibilang Nandeo itu yang mempunyai gedung bertingkat dua ini, tempat semua orang bermain bermacam-macam Kartu, dan hanya dia orang yang paling kaya diantara teman yang lain.
"Emang sama siapa nih tandingnya?"tanya Renald pemasaran. "Siapa lagi sih kalau bukan si 'Elang sok perkasa', lagi pula dia juga kan nggak pernah akur tuh sama si Reon. Nantangin dia"
"Bener-bener tuh orang, kenapa bisa benci banget sama lo Yon?penasaran gue"Ucap Renald, bisa dibilang dia orang yang sangat ingin tahu tentang semua orang yang ada di sekelilingnya, dan dia juga manusia paling kepo soal urusan 'cewek seksi'. Benar-benar Human kepo tingkat akut dia.
"Lo kepo banget sih jadi Human?"
"Urusannya sama lo apa? Lo rugi kalau gue orangnya kepo? Nggak kan udah deh"
"Ck!berisik lo pada, jadi gimana Yon? Mau nggak kalau nggak biar gue tawarin sama anak-anak yang lain"
Reon berpikir sejenak, apa salahnya jika bermain sekali saja? Lagi pula dia sudah jarang bermain. Itung-itung ini latihan untuknya.
"Ayo"
"Wuhuy... Mantep bro, bagi setengah kalo menang"
"Hmm"
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish And Cruel
Teen Fiction[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] "Reon... Moza kok laper ya?"-Moza "Ya makan"-Reon "Yaudah Reon beliin Pizza double keju Mozarella ya." "Beli sendiri sana" "Kok gitu? Kenapa harus Moza kalau ada Reon? " Jika saja Moza bukan perempuan, jika saja Moza...