Hargailah penulis selagi kamu membaca karyanya. Thank you.Selamat membaca:)
✴✴✴
Seluruh murid dengan berdesak-desakan keluar setelah bell pulang berbunyi nyaring disetiap koridor ,namun tidak dengan kedua orang yang masih tetap stay dibangkunya tanpa mengalihkan tatapan pada murid yang masih berkerumun keluar kelas.
Setelah dirasa cukup sepi Moza pun secepat mungkin berlari kearah pintu, namun naas saat satu langkah kakinya terhenti begitu saja didepan pintu. Dan dengan tiba-tiba lengannya sudah ditarik oleh seseorang yang berusaha ia hindari.
Moza bedecak sebal menatap lengannya yang masih diseret Reon hingga mereka samai pada ruangan yang bertulis di daun pintu 'R. Multi Media'. Hancur sudah harapan Moza untuk sesegera pergi dan tak mengikuti acara ini, sungguh ia sangat malah sekarang otaknya tidak bisa diajak untuk sekedar berpikir naskah.
Perlahan Reon membuka pintu tersebut dan sudah terlihat pula banyak murid yang ingin mengikuti kegiatan ini.
Tanpa banyak bicara Reon kembali menarik Moza untuk duduk dibangku kosong. Tak lama pintu kembali dibuka dan munculah sosok Pak Gusti dan Bu Wini yang kini berjalan ke depan.
"Assalamualaikum anak-anak, Allhamdullilah banyak juga yang akan mengikuti drama ini. Bapak harap kalian tetap teguh ...." Moza terdiam tanpa mau mendengarkan apa yang sedang dijelaskan oleh Pak Gusti dan Bu Wini didepan itu, ia hanya terus memikirkan bagaimana caranya untuk kabur dari ruangan yang penuh akan orang-orang disini.
"Sebelumnya ada yang mau bertanya?" salah satu dari anak kelas sebelas mengangkat tinggi tangannya."Iya,Naomi silahkan."
"Genre dari drama itu sendiri apa pak?"
"Genre-nya romantis, yaa zaman yunani kuno," ujar Pak Gusti. "Ada lagi?"
"Judul dramanya apa pak?"
"Judulnya ...."
Setelah berbicara panjang lebar pak Gusti kelur dari ruangan,setelah itu Bu Wini yang mengambil alih."Anak-anak yang namanya ibu sebutkan langsung ke Aula ya."
"Dimulai dari Kahfi,Maya,Delvina ...." satu- persatu orang didalam ruangan itu mulai berkurang,hingga Moza tersentak saat namanya dipanggil ia pun buru-buru berdiri melangkah keluar.
"Kesempatan nih," gumam Moza melirik kanan kirinya."Mumpung Reon nggak ada,kabur kali ya." Moza membatin.
Baru kakinya mundur dan menoleh ia sudah disuguhkan tatapan bingung Bu Wini dikbelakangnya."Eh ... heheh ibu Wini," ucap Moza cengengesan.
"Kenapa kamu?cengengesan nggak jelas,cepat masuk." titah Bu Wini menarik tangan Moza untuk mengikutinya. Sedangkan Moza sudah pasrah ditarik,otaknya mendadak kosong. Ia menyerah.
🐁🐄🐁🐄🐁🐄🐁🐄🐁🐄🐁🐄🐁🐄🐁🐄
"Anak-anak bapak sudah memilih siapa dan peran apa yang akan kalian dapat. Dan bapak mohon jangan berkecil hati ya jika perannya tidak sesuai harapan." pengumuman peranpun dimulai hingga peran utama akan disebutkan.
"Pemeran Pyramus yaitu Reon," Reon yang merasa disebut hanya diam sambil mengangkat satu tangannya. Ia sendiri bingung,bagaimana bisa ia terpilih sebagai pemeran utama?sedangkan ber-ekspresi saja ia hanya tersenyum tipis dan menatap tajam ataupun marah.
Sungguh diluar dugaannya.
"Dan Thisbe ... Moza ya." Moza tersentak saat bahunya didorong pelan oleh seseorang disebelahnya,ia pun menoleh tak mengerti. Naomi yang berada disebelahnya pun menunjuk tatapannya untuk melihat kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish And Cruel
Teen Fiction[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] "Reon... Moza kok laper ya?"-Moza "Ya makan"-Reon "Yaudah Reon beliin Pizza double keju Mozarella ya." "Beli sendiri sana" "Kok gitu? Kenapa harus Moza kalau ada Reon? " Jika saja Moza bukan perempuan, jika saja Moza...