4◠DEFANO NARENDRA

491 178 140
                                    

🕊Seandainya tidak ada badai, pelangi tidak akan muncul untuk itu, maka belajarlah dari badai Yang menerjangmu🕊-Dn

~~

Aletha hanya terdiam dalam tangisnya Yang tak bersuara, sesaat kemudian terdengar suara langkah kaki yang berjalan menjauhi kamarnya.

Tubuh aletha menjadi lemas akibat rasa sakit dikepalanya pandanganya menjadi kabur.

Bruk..
Aletha pingsan di kamarnya.

~~

"Maaf in aletha mah" ujar Nathan ketika mengantar Luna mama nya kedepan rumah.

"nggak papa nathan, Wajar aletha seperti itu dia cuma butuh waktu untuk mengerti" sahut Luna kemudian tersenyum paksa kearah putra nya.

"Mamah cuma berpesan satu sama kamu, Jaga adik mu baik baik Mama sayang kalian berdua" Lanjutnya kemudian memeluk putranya dengan air mata mulai keluar kembali.

"Mama pamit, tapi mama janji sama kalian berdua bakal sering sering main ke sini" ucapnya seraya melepas pelukannya pelan.

"Hati hati mah" Pesan nathan terhap mama nya Yang kini masuk kedalam mobil berwarna hitam terparkir di depan rumahnya itu.

Sebelum kembali masuk kedalam rumah dia menunggu mobil mamanya itu berjalan terlebih dahulu,

Sesaat mobil mamanya itu sudah menjauh nathan kembali masuk kedalam rumah dan menguncinya.

"Aletha!" Ucapnya kemudian berlari menuju kamar adik perempuanya.

Tok.. Tok.. Tok
"Aletha?"
"Lo nggak papa kan di dalem?" Tanya Pria itu dari luar kamar aletha.

Nathan menghembuskan nafasnya pelan, pikirnya mungkin adiknya sedang tertidur,
Padahal tidak! Ia memutuskan untuk kembali ke ruang tengah rumahnya untuk menonton acara televisi kesukaanya.

~~

Brumm..
Suara motor Yang berhenti di depan rumah Yang besar itu membuat satpam Yang berjaga membukakan gerbang agar motor dan sang pemiliknya dapat masuk kedalam rumah.

"Sore den" sapa satpam itu terhadap defano.

"Sore juga pak" sahutnya ramah terhadap satpam Yang bekerja dirumahnya itu.
Kemudian memarkirkan motor kesayanganya itu di bagasi rumahnya.

"Eh, den fano sama den gara udah pulang, mau dibikinin minum apa den?" Tanya bi asih pembantu Yang sudh bekerja sangat Lama dirumahnya.

"Aku jus jeruk aja bi"-sahut gara bersemangat

"Kalo den fano mau minum apa?" Tanya bi asih terhadap putra majikanya itu.

"Samain aja bi, nanti taro di meja deket kolam renang, fano mau mandi dulu" ucap nya kemudian berlalu pergi memasuki rumahnya bersama saudaranya Yang tak lain adalah gara.

"Jadi Besok dan seterusnya Lo harus bantu gue supaya bisa deket sampai jadian sama aletha!" Tegas defano mengulangi kembali ucapanya sewaktu di parkiran sekolah tanpa menatap wajah gara.

DEFANO NARENDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang