04. Cemburu

183 14 3
                                    

Happy reading...

***

Aku mencintaimu, lebih dari apapun. Tapi, maaf. Aku tidak bisa menunjukkannya dengan cara halus.

-Algibran A.M
.
.
.

***

Bugh! Bugh! Bugh!

Farrel terus menghajar Algi membabi buta. Algi tidak membalas, ia diam. Mereka berdua dikerumuni banyak orang yang ingin melihat. Tetapi, tidak ada yang berani memisahkan.


"FARREL! BERHENTI!" Deby membelah kerumunan dengan memakai baju olahraga yang melekat di badannya. Ananta dan Raya membuntutinya dari belakang.

Farrel tidak peduli.

"Ternyata lo emang banci, beraninya cuma sama cewek. Gue hajar lo malah diem." Farrel tersenyum miring, ia tetap menghajar Algi sampai ia puas.

Algi menatap Farrel datar.

"FARREL GUE BILANG STOP! —akh." Deby yang berniat menarik tangan Farrel untuk berhenti, ia tersungkur ke tanah. Rahang kanannya terkena sikut Farrel meninggalkan jejak lebam disana.

"ANAKKU!!!" Ananta berlari menghampiri Deby diikuti oleh Raya.

Farrel terbelalak, ia berhenti menghajar Algi. Ia segera menghampiri Deby. "Gu-gue gak sengaja, gue minta maaf."

"Banyak bacot lu! Bukannya bantuin dia bawa ke UKS juga." sentak Ananta.

Algi yang melihat wajah Deby terluka tidak terima. Ia menarik kerah Farrel dari belakang dan memukul Farrel tanpa ampun.

"ALGIIIII!" Deby memeluk Algi dari belakang. "Berhenti, gue mohon." tubuhnya bergetar.

Algi berhenti. Ia menghempaskan kerah Farrel kasar, Algi menendang perut Farrel sebagai penutupan.

Algi berbalik ia membalas pelukan Deby erat. Tidak peduli bahwa banyak orang yang menyaksikan mereka dengan sorot mata iri. 83% yang melihat, mereka berdua ikut berpelukan. Entah dengan sesama teman satu gender atau berbeda gender. Yang berbeda gender sepertinya memanfaatkan situasi.

"Anak gue udah gede." Ananta mengusap pipinya seolah air matanya terjatuh. Sok dramatis emang.

"Aku juga pengen pelukan sama Farrel." Raya melengkungkan bibirnya kebawah.

"Idih.. Sini pelukan aja sama gue." baru saja Ananta akan memeluk Raya. Manusia itu berlari menghampiri Farrel.

Raya mengambil tisue yang selalu ia bawa di kantongnya. "Farrel, ayo aku obatin kamu ke UKS." ia membersihkan darah yang terdapat disudut bibir Farrel yang robek.

Farrel memegang pergelangan tangan Raya membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya. "Gak usah, gue baik-baik aja kok." Farrel tersenyum sambil menatap Raya.

Raya yang ditatap salah tingkah, jantungnya berdetak dengan cepat.

Algi menangkup kedua pipi Deby. "Rahang lo jadi lebam."

Deby tersenyum. "Gue gak papa, gak sakit kok."

"Asu, kayaknya gue mesti cepet-cepet cari gebetan." Ananta mendelik kesal, kenapa juga mereka harus bermesraan ditempat ramai.

"Ada apa ini?" Pak Sandy guru matematika yang terkenal galaknya masuk ke tangah kerumunan.

***

THE TROUBLEMAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang