06. BANGSAT

111 12 2
                                    

Happy reading...

***

Hari minggu adalah hari yang sangat Deby sukai. Ia bebas bermalas-malasan, tidur sepuasnya, maraton drakor, dan lain-lain.

09.00 WIB.

Deby masih asik menonton drama korea ditemani sang kakak, Dita. Dito? Anak rajin mah beda, ia mengerjakan tugas kuliahnya di kamar. Note: Dita dan Dito itu kembar. Tapi, beda jenis kelamin.

Tok.. Tok.. Tok..

"Kak, siapa yang dateng? Ganggu amat." ucap Deby. Pandangannya masih tertuju pada laptop yang sedang menayangkan drama korea yang berjudul Let's Fight Ghost.

"Hush! Gak boleh gitu." ucap Dita sambil membuka bungkus kuaci. "Bukain, gih! Kasian, nunggu itu gak enak."

"Males, kakak aja."

"Gak nurut sama yang lebih tua itu dosanya gede, lho."

"Yaudah iya!" Deby bangkit dari duduknya menuju pintu utama.

Tok.. Tok.. Tok..

"Bentar." Deby berjalan tergesa sambil mencepol rambutnya.

TOK.. TOK.. TOK..

Sepertinya yang datang orang yang tidak sabaran. Buktinya, ia menggedor pintu semakin keras.

"Dek, bukain, lama amat!" sahut Dito dalam kamar merasa terganggu.

"BISA TUNGGU BENTAR GAK SI— LO NGAPAIN KESINI?!!!!!!!!!" Deby baru saja membuka pintu, dan kalian tau? Siapa yang datang?

"Bukannya disambut, ini malah di bentak." Algi menubruk badan Deby menerobos masuk ke dalam rumah sambil membawa kantong kresek besar yang isinya entah apa itu.

"ABANG!!! ADA BANGSAT!" teriak Deby nyaring.

Dito terlonjak kaget, untuk saja laptop yang ada di pangkuannya tidak terjatuh. Kalau terjatuh. Entahlah, bagaimana nasibnya nanti.

"ABANG!!!! KAKAK!!!"

"Apaan sih, pagi-pagi udah teriak-teriak aja." ucap Dita sambil mengusap-usap kupingnya yang baru saja keluar dari kamar.

Begitupun Dito, ia keluar dari kamarnya dengan penampilan acak-acakan dan kacamata yang bertengger di hidungnya. Kalau di perhatikan, ia seperti profesor. Yah, walaupun penampilannya sedang tidak rapi.

"Ada maling." tunjuk Deby ke arah Algi yang tengah duduk di sofa.

"Sembarangan kalo ngomong!"

Dito dan Dita melirik ke arah yang ditunjukkan Deby. Buru-buru mereka mendekat ke arah dimana Algi berada.

"Salah rumah ya, gan?" tanya Dito masih tidak mengenali sosok Algi.

"Yaelah, bang. Udah lupa sama gue?"

"Siapa?" tanya Dita melirik Deby.

Deby berdecak. "Udah dibilangin juga, dia tuh bangsat!"

"Heh!" Dita mencubit tangan Deby hingga si empunya meringis kesakitan.

"Gue Bara aelah.."

"SERIUS? Sejak kapan lo pulang dari Amerika?" Dito dan Dita menganga tidak percaya dengan perubahan Algi yang begitu drastis. Bagaimana tidak, dulu, cowok itu buriq dan buluq, pake banget. Tapi, boong.

"Minggu kemaren."

"Kenapa baru sekarang ke sini nya?" tanya Dita.

Algi tidak menjawab, ia tersenyum kikuk. Kemarin-kemarin ia ingin sekali berkunjung. Namun, mukanya masih babak belur, tidak memungkinkan untuk image yang sudah di jaganya selama ini di depan semua keluarga Deby.

THE TROUBLEMAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang