Vote dulu dong!
****
Di pojok kantin, tempat Black Circle berkumpul. Terlihat, Seorang gadis kelas 10 berkepang dua memberanikan diri untuk mendekati meja tersebut hingga ia menjadi pusat perhatian semua orang.
Seketika Geng Black Circle memberhentikan aktivitasnya dan menatap tajam kepada gadis yang berdiri tak jauh dari mereka. Kecuali Algi, cowok itu tetap fokus memakan makanannya.
"Ada apa?" Tanya Raga.
"I-itu.. A-anu a-aku m-mau b-bicara sama Kak A-a-algi." Ucap gadis gagap itu.
Sedetik kemudian...
PLETAK!
Sebuah sendok yang Algi ambil dari mangkuk sambal berhasil mendarat sempurna di kening gadis kelas 10 itu.
Seketika semua gadis di kantin menutup mulutnya shok. Ada ya, cowok yang tega berbuat kasar kepada seorang wanita.
Lah? Terus? Apa kabar dengan Deby?
BRAK!
"SIAPA YANG NYURUH LO MANGGIL GUE DENGAN SEBUTAN ALGI?!"
Suasana kantin bertambah heboh. Apalagi dengan adanya kehadiran Ananta, yang sedari tadi berteriak-teriak tidak jelas, seolah memperheboh suasana yang terjadi. Raya yang masih setia di samping Ananta hanya menonton. Rasanya, Raya ingin sekali berlari ke ruang guru untuk melaporkan kejadian yang sedang terjadi sekarang.
Deby? Gadis itu masih setia di perpustakaan menemani Farrel mengerjakan tugas kimia yang harus di kumpulkan setelah jam istirahat kedua berakhir.
"YA! YA! RAYA!" panggil Ananta heboh.
"Kenapa?" Tanya Ananta berusaha sabar.
"AELAH.. BURUAN VIDEOIN KEK DARI TADI!"
"Enggak mau," tolak Raya cepat.
"BURUAN!"
Dengan berat hati akhirnya Raya menurut. Toh, percuma nolak juga. Raya 'kan orangnya gak enakan.
Gadis yang ber-name tag Remifa itu bergetar hebat. Sungguh! Ia Sekarang sangat ketakutan.
Doni, wakil ketua Geng Black Circle menghampiri Remifa yang masih setia berdiri walaupun kedua kakinya bergetar hebat.
Doni berdiri di samping Remifa, lalu memegang pundak kiri gadis itu. "Sebenarnya, lo udah tau, 'kan?"
"T-tau a-apa?" Tanya Remifa takut-takut.
"Seluruh sekolah juga udah pada tau, yang manggil dia dengan sebutan Algi itu 'kan cuma pacarnya doang," jelas Doni dengan suara lembut.
Sesekali Doni melirik ke arah Raya yang masih merekam kejadian tersebut.
Algi berjalan perlahan mendekat ke arah Remifa dengan tatapannya yang tajam.
Remifa meneguk salivanya susah payah, ia memberanikan diri untuk menatap wajah laki-laki tampan yang ada di hadapannya sekarang.
Remifa tertegun melihat karya Tuhan yang begitu sempurna. Sungguh! Ingin sekali dia mempunyai pacar sesempurna Algibran Aldebaran Mahesa.
Merasa risih dengan tatapan seperti itu, Algi menoyor kepala Remifa dengan kencang.
"GO BARA GO BARA GO!" seru Ananta sambil melepas dasinya, kemudian di pasangkan di kepala ala pendekar.
"Ih.. Nata kok gitu? Emang kamu gak kasian sama dia?" tanya Raya, masih dengan posisinya, sedang merekam kejadian.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TROUBLEMAKER
CasualeCowok pengganggu, pembully, tukang onar. Kini kembali setelah 2 tahun lamanya ia meninggalkan Indonesia. Lalu? Bagaimana nasib Deby yang kehidupannya tidak akan damai lagi seperti 2 tahun kebelakang? Yah.. Walaupun sering ditempelin cowok tampan yan...