Sebulan saya kenal dengan Shel, dan hubungan pertemanan kami semakin dekat. Entah kebetulan juga, saya satu apartemen dengannya walau beda lantai. Dia yang suka belajar, mungkin membuat saya sedikit terpengaruh. Buktinya, sekarang saya berada di perpustakaan kampus bersama Shel. Bisa dibilang saya ini tipe orang malas belajar. Kuliah di Inggris pun karena permintaan Bunda.
Kembali ke saat ini, Shel kembali dengan membawa tiga buku yang bukan main tebalnya. Ia hanya menyengir saat melihat saya yang menatapnya ngeri.
"Ngomong-ngomong, Shel, kamu punya pacar?"
Entah mengapa malah pertanyaan random yang tersebut. Sampai Shel mengurungkan niatnya untuk membuka buku, ia memilih menjawab pertanyaan saya terlebih dahulu. Saya ingin segera meralat pertanyaan, namun Shel keburu membalas saya.
"Engga. Lagipula berpacaran itu tidak dibenarkan dalam agamaku."
Saya membuka mata lebar. Teman dekat saya saat SMA -Melvin- juga seorang muslim, tapi ia pernah mempunyai kekasih. Yah, walaupun tidak lama ia putus begitu saja. Saya hanya manggut-manggut.
"Dalam Islam, bersentuhan fisik dengan lawan jenis juga tidak boleh, kecuali yang sudah mahramnya seperti keluarga, suami atau istri dan anak kelak. Apalagi aku wanita, harus benar-benar menjaga diri."
Jujur, saya mendengarkan perkataannya sangat memberi pelajaran untuk saya. Shel sangat gigih menerapkan ajaran agamanya meski sekarang sedang berada di wilayah bukan mayoritas Islam, yang seperti Indonesia.
"Oh, mungkin aku terlalu bersemangat jelasin barusan, hehe."
Saya tidak membalasnya, membiarkan ia yang kini sedang membaca -yang tanpa ingin diganggu- bukunya yang tebal. Saya kembali berpikir. Tidak sedikit wanita yang belum menikah, yah.. hamil duluan. Tentu saja berasal dari sentuhan dan berakhir dengan hal yang tidak diinginkan setelahnya, jika mereka tidak bisa mengendalikan nafsu.
Sebulan ini, saya lebih banyak mendapat ajaran Islam dari Shel daripada Melvin saat saya SMA. Saya juga menceritakan mengenai agama saya, setidaknya agar saling menambah wawasan, kan? Shel pun selalu menyimaknya dengan baik. Saya tersanjung oleh sikapnya.
Hal lain dari dirinya, ia tidak mudah marah, penyanyang dan selalu lembut kepada semua orang. Nyatanya, tidak hanya pada saya, mungkin saya perlu yang namanya introspeksi diri.
Saya baru mengenal Shel satu bulan, bagaimana jika sampai lulus nanti. Saya tidak yakin tidak akan jatuh hati padanya.
Apa setelah pulang dari perpustakaan saya boleh mengajaknya makan?
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
(not) PLATONIC
Ficción GeneralApa boleh? Saya merasakan seperti ini padanya? First up [26•04•20]