14

3.6K 357 11
                                    

Mata bulat berbinar, senyum merekah menampilkan deretan gigi rapinya, tertawa ceria. Anak itu berlari dengan girang sembari melompat-lompat kecil, lalu tertawa geli begitu kaki telanjangnya menapak pada rerumputan. Berjingkrak jingkrak  senang.

"anakku, ayo kembali"

Berhenti bergerak lantas membalik tubuhnya hanya untuk mendapati seorang wanita yang tengah berdiri di dekat air mancur. Senyum anak itu kembali merekah, pipi gembilnya membuat ia nampak begitu menggemaskan. Lantas ia berlari menghampiri.

"Anakku, ayo kembali"

"Kembali?" Anak manis itu balik bertanya, namun bukan jawaban yang ia dapat.

Seolah ada sebuah energi yang menariknya, ia berpindah tempat. Siang hari yang cerah kini berganti dengan gelapnya malam. Taman yang penuh dengan bunga kini berganti dengan sebuah hiruk piruk jalanan. Tidak ada air mancur, ia hanya berdiri di halte, sendirian tanpa siapapun disampingnya.

Kemudian kejadian itu begitu cepat, tubuhnya mematung beberapa saat, pikirannya hanya dipenuhi oleh adegan dimana mobil hitam itu terus berguling akibat hantaman kencang dari truck yang berlawanan arah.

"PAPA!!!"

Tidak ada yang terjadi setelahnya, ia tiba tiba saja berada di sebuah ruangan dengan seorang anak yang lebih muda darinya.

"Ini apa hyung?"

"Kata papa, kamu gak perlu tau, ingat ya simpan ini baik baik, nanti hyung akan kembali. Awas ya jangan izinkan siapapun membukanya, bahkan kamu sama mama"

Nafasnya tersengal-sengal, tubuhnya bergetar, pemuda itu memaksakan tubuhnya untuk bangun. Duduk dengan kedua kaki tertekuk, bola matanya bergerak gelisah. Jaemin takut, sungguh.

Tubuhnya bergetar bukan main, jaemin menutup kedua telinganya begitu erat. Bibir tipisnya terus saja bergumam, memanggil manggil papa. Entahlah jaemin hanya bisa memanggil papa, karena bahkan di dalam mimpi pun ia hanya bisa memanggil papa.

"P-papa t-tolong j-jaemin"

"Kumohon"

Ddrrt...drrtt...

Jaemin melepas kedua tangannya, lalu melirik ponsel di samping bantalnya. Benda pipih itu terus saja bergetar, menandakan sebuah panggilan masuk.

Jaemin tidak berniat mengangkat panggilan tersebut, ia hanya menatap benda itu dengan tatapan kosong. Jaemin hanya takut, teror itu terus saja menghantuinya.

Sampai panggilan itu mati dengan sendirinya, spam chat terus datang tanpa henti. Kata kata yang begitu menyakitkan terus muncul, mengatakan hal yang bahkan jaemin saja tidak mengerti apa maksudnya.

Ayolah ini masih pagi buta. Matahari saja masih enggan untuk menampakan diri. Tapi kenapa jaemin harus terbangun dengan paksa karena mimpi sialan itu ditambah dengan teror yang menyambutnya.

Jaemin sendiri. Teman temannya sudah pulang kemarin. Termasuk mark yang terpaksa pulang karena ibunya tengah sakit, sementara ayahnya sedang dinas diluar kota.














***

Pemuda itu melangkahkan kakinya dengan tergesa. Ponselnya masih ia dekatkan pada telinga, menunggu seseorang di sebrang sana mengangkat panggilannya.

Koridor sekolah masih sangat lenggang, mengingat hari masih begitu pagi, masing sangat jauh sampai bel masuk.

Langkahnya terhenti ketika sampai di depan sebuah kelas, membukanya dengan tergesa, namun setelahnya menghela nafas gusar saat tidak menemukan siapapun di sana.

My Page | NaJaeMin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang