08

4.1K 420 9
                                    

"kurang top sih gak banyak yang nonton dari sekolah kita"

Jaemin mengangguk, merasa setuju dengan ucapan haechan. Hari ini adalah hari pertandingan, berhubung pertandingan di adakan di sekolah tetangga, jadilah tidak banyak siswa dari sekolah mereka yang hadir. Hanya beberapa, itupun yang sengaja membolos dari sekolah, padahal sekarang hari senin. Tolong jangan ditiru.

"Suara lo sendiri aja bisa ngalahin suara mereka" celetuk jeno sembari menunjuk kerumunan penonton di tribun yang di dominasi tuan rumah. Omong omong mereka baru saja datang dan tengah berjalan menuju barak yang sudah panitia siapkan

"Sialan lo" umpat haechan tak terima, sementara jeno sudah tergelak bersama dengan chenle sampai tak sadar mereka sudah sampai di tempat tujuan.

"Hei kalian, bersiap sekolah kita tanding pertama"  intruksi sang pelatih begitu semua anggota membuka tas mereka untuk ganti pakaian.

"Ne" jawab semuanya serempak.

Pelatih mengangguk singkat lantas membawa langkahnya keluar, ada hal yang harus di urus terlebih dahulu.

"Na?"

Jaemin yang tengah duduk di kursi dekat pintu masuk mendongakan kepalanya, menatap haechan yang datang menghampiri.

"Beneran udah gapapa?" Tanya pemuda berkulit tan itu.

Jaemin berdecih malas, memang kemarin dia sempat demam tapi kan sekarang udah sehat. Jaemin pikir haechan memang selalu berlebihan.

"Bahkan gue lupa udah berapa kali gue bilang gue gapapa" tukas jaemin.

Haechan terkekeh, entahlah haechan tahu jaemin hanya lebih muda darinya 2 bulan tapi bagaimana bisa haechan merasa begitu gemas pada jaemin.

Maka dengan sadar gak sadar kedua tangan haechan sudah ada di masing masing sisi pipi jaemin, di uyel uyel sampai yang punya pipi risih.

"Lo kenapa gemes banget sih na?"

"Dah gila lo" maki jaemin sembari menepis kedua tangan haechan, tapi bukannya tersinggung, haechan malah memekik gemas.

Sementara itu jeno dan yang lainnya hanya bisa bergidik geli dengan tingkah haechan. Haechan nya tentu saja tidak peduli.

"Plis lah mata gue!!" Gerutu chenle yang benar benar tak tahan lagi.

"Iri lo ya, mau juga jadi adek gue?" Sarkas haechan dengan wajah menyebalkannya.

"Meskipun macam maung tapi kalok di bandingin sama lo?! Dengan senang hati gue milih renjun gege" sahut chenle cepat membuat yang lain tergelak.

"Dah dah... Kita turun sekarang" intruksi xiaojun cepat sebelum keadaan semakin memanas. Ayolah siapa pun sudah pasti tau bagaimana jadinya jika haechan dan chenle di satukan.

Dan ya benar saja, atas ledekan yang di lontarkan chenle barusan, kini mereka sudah saling kejar. Sungguh, jaemin pening sendiri dengan keributan dua orang itu.

Brugh

Sontak saja semua nya berdiri mematung menatap pemandangan mendadak itu, tepat di depan pintu, chenle sudah jatuh terduduk bersama seorang pemuda asing yang kebetulan akan melewati barak mereka.

"Eh... sorry, saya gak lihat" sesal orang itu sembari berdiri lebih dulu, kemudian membantu chenle untuk berdiri

Chenle meringgis karena malu "harusnya saya yang minta maaf karena gak hati hati, maaf ya" ucap chenle sungkan.

"Haha... Gapapa, kalau gitu saya duluan ya?"

"Hehe... Silahkan"

Seperginya orang itu, chenle mengalihkan pandangannya pada haechan dengan tatapan mendelik, sementara haechan sudah tergelak sedari tadi.

My Page | NaJaeMin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang