Bab 7: Benang Cinta

115 3 2
                                    

"Mau makan dimana?" Tanya Azura.

"Ini masih jam setengah enam pagi, belum ada yang buka di Taman Bungkul dan aku gak bawa kendaraan, oh iya kamu bawa kendaraan?" Kini Lisa menatap Azura, untuk kali pertama Lisa berani menatap Azura tepat di matanya.

Sebenarnya sudah lama Lisa tertarik dengan iris mata Azura yang sangat mencolok itu, berkali-kali ia ingin melihat iris mata Azura namun gadis itu selalu takut, setiap kali ia ingin mencuri pandang ke arah iris mata Azura, cowok itu selalu saja sedang memperhatikannya. Hal itu membuat Lisa canggung.

Namun karena mimpinya barusan dan mimpi-mimpi lainnya yang tiba-tiba muncul semenjak ia berkenalan dengan Azura membuat Lisa semakin penasaran, benarkah iris mata Azura sebiru itu?

"Aku juga tidak membawa kendaraan." Sahut Azura membuat Lisa kembali dari lamunannya.

Lisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu mengedarkan pandangannya, mencari pedagang yang mungkin saja suda buka.

"Tidak ada yang buka, bagaimana kalau kita makan di KBC saja? Itu 24 jam bukan?" Tawar Azura.

Lisa menggigit ujung bibirnya, raut wajahnya berubah seperti ingin menolak. Lagi, Azura menyesal karena tidak bisa membaca pikiran Lisa, ia tidak tau apa sebenarnya yang dipikirkan dan dirasakan gadis itu saat ini.

"Kenapa?" Azura hanya bisa bertanya seperti itu karena tidak mungkin ia akan menebak sementara Azura tidak benar-benar tau isi pikiran gadis itu.

"Hmm, gini, aku tidak membawa dompet jadi lebih baik aku makan di rumah saja. Nanti kita ketemu di kampus bagaimana? Atau kamu mau aku temani makan?"

"Kita makan berdua." Azura menarik salah satu tangan Lisa, memegangnya dengan cukup erat lalu menarik Lisa agar mengikutinya. Gadis itu hanya bisa pasrah mengikuti langkah kaki Azura.

Kini Lisa bisa merasakan betapa dinginnya tangan Azura, lebih dingin dari perkiraan Lisa tadi. Bukannya tadi Azura sempat memasukkan tangannya kedalam saku celana? Kenapa masih begitu dingin? Lisa membatin. Bahkan Lisa merasa udara Surabaya pagi ini sudah sedikit menghangat.

Lisa menggelengkan kepalanya pelan, mencoba mengusir pikiran aneh yang tiba-tiba saja mengusik benaknya. Lisa mencoba berpikir positif mungkin saja Azura memang sedang kedinginan.

Azura menghentikan langkahnya saat mereka sudah sampai di depan KBC, ia melirik Lisa yang sibuk melihat sekitar. Ujung bibir Azura tertarik ke atas, ia kembali melanjutkan langkahnya, membuka pintu dan mengisyaratkan agar Lisa masuk terlebih dahulu lalu ia menggiring Lisa menuju kasir.

"Mau makan apa?"

Pertanyaan Azura sukses membuat Lisa kaget. Gadis itu benar-benar tidak berharap akan dibayari Azura, bahkan Lisa sendiri merasa tidak enak jika dibayari Azura padahal mereka tidak begitu dekat.

"Engga deh, gak usa Rak, kamu aja." Tolak Lisa.

"Oke." Azura langsung mendekati kasir dan memesan. "Signature boxnya 2 ya mba."

Mata Lisa membulat saat mendengar pesanan Azura. "Loh kok 2? Kan aku gak makan." Protes Lisa.

Azura tidak menjawab, ia hanya memberikan senyum tipis pada Lisa lalu mengambil pesanannya dan mencari tempat duduk. Lisa mau tidak mau harus mengikuti Azura dan duduk di dekat jendela, mereka duduk berhadapan sehingga memudahkan Lisa untuk menatap Azura secara terang-terangan tanpa harus curi-curi pandang.

"Makan yang banyak." Azura menaruh satu paket tepat dihadapkan Lisa lalu melipat kedua tangannya diatas meja, iris matanya nampak sibuk meneliti wajah Lisa yang sama sekali tidak berubah, mungkin kali ini agak lebih muda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ocean EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang