PROLOG

105 36 34
                                    

Disebuah rumah sakit bersalin umum, terlihat banyak raut wajah khawatir dari setiap yang menunggu di ruang tunggu.

Ada dua calon ibu yang sedang berusaha mati-matian demi melahirkan buah hati mereka masing masing. Sang suami dari keduanya pun turut mendampingi istri istri tercintanya.

"Aku udah ga kuat masss" Ucap lirih Indah, wajahnya penuh dengan peluh keringat. Dion, si suami pun tak tinggal diam. Ia segera berlari keluar memanggil bidan yang akan mengurus istrinya.

"Bu, Indah udah mau lahiran kayanya. Aku mau panggil bidan nya dulu. Ibu tolong kedalem dulu temenin Indah" ucap Dion terburu buru. Lalu ia pun segera memanggil bidan dan membawanya pada si istri yang sudah akan melahirkan.

Disisi lain, seorang wanitapun masih terus menjerit kesakitan. "Re...zaa... Aku mulesss" Rintih Mawar.

"Bidan bilang kamu melahirkan 30 menit lagi sayang. Yang sabar yah" Ucap Reza menenangkan. Walau justru hatinya yang sedang tidak tenang sekarang.

"Rez...zaa aku bilang aku ud...udahh mulessssss" Ucap Mawar sedikit membentak. Reza pun tak mau ambil resiko. Ia segera keluar menemui bidan yang akan mengurus istrinya.

"Mahh kedalem dulu! Mawar udah mules katanya. Aku mau ke bidannya dulu" Ucap Reza cepat. Lalu ia pun menuju ruangan bidan.

Dua bidan yang diintruksikan segera menuju pada pasien mereka msing masing. Indah dan Mawar sedang sama sama berjuang melahirkan buah hati mereka masing masing.

"Ayo bu sedikit lagi"

"MASSS DIIOOONNNNNN" Teriak kencang indah saat dorongan terakhir sekuat tenaga ia keluarkan demi mengekuarkan si buah hati. Tak lama suara tangispun mulai menggema.

"Oekk... Oekk"

Dion yang berada di samping Indah tak henti hentinya mengucap syukur sembali terus mengecup puncak kepala istrinya itu.

"Selamat pak, bu. Anaknya laki laki. Sehat dan tampan" Ucap Bidan yang datang dengan bayi di gendongannya. Lalu ia pun memberikannya pada suami istri yang tengah bahagia menerima putra pertama keluarganya.

"Terima kasih Indah, sekarang keluarga kita tambah lengkap dengan hadirnya buah cinta kita"

Indah tersenyum hangat kearah suaminya. "Sama sama mas, aku seneng banget dia lahir normal. Mari kita besarkan dia sama sama". Setelahnyapun Dion memeluk Indah mesra. Lalu Indah pun mulai dibawa keruang inap biasa.

Dion keluar. Lalu semua keluarganya telah menyambut dirinya dengan haru. "Dion udah jadi seorang ayah sekarang, Pa. Terus didik Dion supaya bisa bawa Indah sama anak kami ke jalan yang benar" Ucap dion lalu ambruk di pelukan Bapa'nya. Sang ibu pun mengelus elus pundak anak bungsunya itu.

"Selamat ya Dion. Kamu udah jadi ayah" Ucap Ibunya. Lalu yang lainpun turut mengucapkan selamat pada Dion.

Namun saat keluarga Dion sedang bersuka cita. Ternyata sebuah keluarga disisi mereka sedang tampak khawatir.

"SAYA GAK MAU TAU. GIMANAPUN CARANYA ISTRI DAN ANAK SAYA HARUS HIDUP BIDANNN! SAYA GAK PEDULI BERAPAPUN BIAYANYA! SAYA GAK PEDULIIII" Teriak Reza murka. Mamah nya hanya menenangkan sembari mengelus elus punggung anak nya itu.

"Tenang dulu Reza. Biarin bidan itu yang urus. Kamunya yang sabar"

"gimana aku bisa sabar mah? Bidan ini bilang aku harus pilih antara mamanya atau anaknya? Dia sudah gila? MAWAR SEDANG KESAKITAN DIDALAM DAN DIA MALAH BICARA HAL KONYOL SEPERTI ITU"

"Maaf pak. Tapi saya tidak bisa mengatakan apapun. Keadaan janinnya sangat lemah, sementara ibunya juga tidak cukup kuat untuk melakukan segala prosedur apapun. Saya minta bapa tenang dan segera ambil keputusan antara mengambil si anak atau ibunya. Kalau begitu saya permisi" Lalu bidan itupun berlalu pergi.

FRIENDZONE (Cinta & Persahabatan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang