"Makannya jadi orang tuh beneran tobat dong Sa! Jangan jadi munafik terus, Astagfirullah"
-Aurora•••
Kantin tidak terlihat cukup ramai hari ini. Mungkin karena hari yang sudah semakin siang, membuat sebagian orang merasa mode mager nya sedang aktif yang membuat mereka malas untuk hanya sekedar membeli makanan pengisi perut.
Namun Angkasa dan Aurora tetap pada rutinitas sehari harinya. Mereka tengah berada di salah satu meja kantin penjual bakso.
"Ra, undangan rapat udah dibagiin kan?" Tanya Angkasa memulai percakapan.
Aurora hanya mengangguk. Mulutnya penuh dengan bakso yang baru ia suap tadi.
"Biasa aja makannya, ntar kesel-"
"Uhuk uhuk... A-a..iirr Sss...aaa"
Angkasa langsung sigap memberikan air pada Aurora. "Masih perlu air?"
"Gak usah, udah mendingan" Jawab Aurora yang tampak sudah seperti sedia kala.
"Makannya kalo makantuh hati hati. Jangan kaya yang kelaperan gitu Ra"
"Emang laper! Dari istirahat pertama gue belum jajan gara gara lo kasih tau rapat dadakan. Ya gue belum bikin proposalnya bego" Sewot Aurora. Angkasa hanya terkekeh pelan.
"Kan udah dibilangin pas waktu itu tuh. Lo nya yang lupa kali"
"Kapan coba? Gue gak ngerasa denger lo ngomong tentang rapat dadakan. Ini tuh murni pemikiran lo tadi pas di motor"
Tiba tiba, seseorang mengganggu perdebatan mereka.
"Kita boleh duduk disini gak tuh?" Tanya Aiden yang asal duduk.
"Lo udah duduk juga bego" Balas Aurora. Lalu yang lainpun ikut duduk membentuk arah meja.
"Ada apa?" Tanya Angkasa to the poin
"Gak ada apa apa. Kita cuma ikut nimbrung aja Sa" Balas Bisma. Yang lainpun menyetujuinya.
"Ck. Kalian ganggu bego!" Sewot Angkasa. Semua orang memandangnya bingung.
"Alah bukan kencan juga, ya gak papa dong kita ikut duduk. Ya kan Ra?" Tanya Yana pada Aurora. Yang ditanyapun hanya memberikan senyuman kikuk.
Tak ada pembicaraan lagi sekarang. Semua tampak sibuk dengan makanannya masing masing.
"Eh Sa, kita rapat ada apaan sih?" Tanya Dara.
Angkasa tak menghiraukan. Ia masih terus mengunyah baksonya seakan tak mendengar tanyaan dari bendahara Osisnya.
"Bakal ada pengumuman Dar" Balas Aurora yang melihat Dara tak dapat jawaban.
"Loh, lo tau Ra? Ko kalian gak ngasih tau gue sih! Gue juga berhak tau dong akan ada apa di sekolah kita. Kalian kaya gak nganggep gue tau gak!" Ucap dara emosi.
Semua diam tak berani ikut campur. Karna memang benar adanya, Angkasa seperti tak memperdulikan Dara sebagai rekannya. Ia hanya akan mengatakan apapun pada Aurora. Padahal posisi Dara juga terbilang sangat penting untuk jalannya acara, yaitu sebagai seorang Bendahara.
"Bukan gitu Dar, kita emang baru Tahu aja. Kebetulan ngabarin lo nya pas udah mau persiapan rapat aja. Jangan baperan ah" Ucap Aurora membenarkan.
"Gue gak percaya! Kalian berdua emang gak pernah anggap gue sebagai rekan. Mentang mentang lo sahabat deketnya, lo jadi dap-"
"Gue gak butuh rekan yang baperan" Ucap lantang Angkasa. Yang membuat cerocosan Dara berhenti.
"Mampus si Dara. Pake bawa bawa persahabatan mereka lagi" Ucap Aiden pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE (Cinta & Persahabatan)
Fiksi RemajaAngkasa Laksana, si badboy munafik berkedok ketua OSIS SMA GEMIRLANG. Si ketua geng besar yang terkenal membunyai musuh bebuyutan. Yang kerjaannya cuma gonta ganti pasangan lewat kencan buta. Dia judes, dingin, garang dan cuek pada orang orang, namu...