[7]FZ- PERGI

23 7 0
                                    

"Bawa pulang Angkasa secepatnya tuhan... Kau telah mengambil mama ku... Jangan kau ambil pula sahabatku.."
-Aurora

•••

Matahari sudah terbenam diufuk barat, Angkasa dan Aurora berpamitan didepan rumah.

"Assalamulaiakum" Ucap Angkasa ketika memasuki rumah. Terlihat Bintang yang menengok kearahnya dari sofa televisi.

"Enak banget ya jalannya sampe sampe lupa pulang" Ucap bintang antusias. Angkasapun mendekat dan duduk disebelah Bintang.

"Pikiran kamu cuma tentang abang dan Aurora aja, gak ada pemikiran lain gitu?"

Bintang tertawa pelan. Ia melirik kearah bundanya yang terlihat sedang membuat secangkir kopi susu kesukaan Angkasa.

"Nggak deh nggak, kan... Abang sama kak Aurora cuma TE-MEN" Ucap Bintang lalu tertawa keras mengejek kata kata yang sering diungkapkan Angkasa bila jengkel.

"Dasar ade laknat" Balas Angkasa lalu mencubit gemas pipi adiknya itu.

"Awhh... Curang! mainnya cubit cubitan! Kan Ntang gak siapppp!" Rengek Bintang. Kemudian ia pun membalas serangan kakaknya itu. Terus menerus sampai tak ada yang mau mengalah.

"Abang! Ade! Maghrib loh. Bukannya ambil air wudhu, ini malah berantem!" Lerai Indah dari arah dapur. Angkasa dan Bintangpun menghentikan aksinya dan hanya cengengesan.

Kemudian indahpun membawa nampan berisi kopi susu itu, namun suara telfon rumah membuat Indah membelokan arahnya menuju telfon rumah terlebih dulu.

"...."

"Iya ini dengan keluarga Dion Laksana, saya Indah istrinya"

"...."

"Maaf ini dengan siapa?"

"....."

"Maksud anda..." Ucap Indah lirih. Tangannya gemetar, kakinya bagai tak kuasa menahan dirinya sendiri.

Pranggg...

Angkasa dan Bintang yang sedang Asyik menonton tv pun menoleh panik kearah Bundanya yang terlihat pucat yang sudah tergeletak dilantai dengan cangkir kopi susu yang sudah pecah kemana mana.

"BUNDAAAA" Teriak keduanya. Lalu mereka segera menghampiri indah dengan perasaan khawatir.

Angkasa langsung mengangkat tubuh Bundanya lalu membaringkannya di sofa. "Tangg... Ambil minyak kayu putih cepetan!" Titahnya. Bintang langsung menghampiri kotak p3k yang tidak jauh dari tempatnya berada. Lalu ia mengeluarkan minyak kayu putih sesuai intruksi kakaknya, "Ini kak".

Langsung saja Angkasa membuka tutupnya lalu menyodorkannya kedepan hidung sang bunda. Indah sudah terlihat bergerak gerak sekarang, lalu tak lama matanyapun terbuka.

"Bundaaa" Lirih Bintang yang sudah tak kuasa menahan tangisnya.

"Bunda gak papa? Ada yang masih sakit? Dimana bun? Kasih tau angkasa!"

Indah hanya melirik kekanan dan kekiri. Lalu matanya membulat lebar. "Angkasaaaa... Ayah kamuuuu... Hikss... Ayo kita ke sanaa... Dia butuh kitaa... Angkasaaa... Bintangg... Hiksss"

Bintang langsung menangis pilu, betbeda dengan Angkasa yang terlihat bingung.

"Maksud bunda apa?"

"Ayah kamu kecelakaan disana Sa. Lukanya sangat parah... Kita harus segera ke sanaaa"

"Apa?" Teriak Angkasa dan Bintang bersamaan.

"Ayo Angkasaaa... Jangan buang banyak waktu lagi... Dion membutuhkan bunda sekaranggg" Ucap indah terlihat frustasi. Bintangpun langsung mendekap tubuh bundanya itu. Sedangkan Angkasa, ia masih terselimuti rasa bingung.

FRIENDZONE (Cinta & Persahabatan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang