"Jika mereka tau lo kelemahan gue, mereka bakal ngincer lo, Ra"
-Angkasa
•••
Bel tanda berakhirnya jam pelajaran telah berbunyi.
Sudah tampak banyak anak anak berhamburan keluar kelas. Termasuk Angkasa dan Aurora yang yang sedang memasukan peralatan mereka kedalam tas.
"Kita bakal langsung pulang?" Tanya Aurora ketika sudah ada di koridor bersama Angkasa.
"Emangnya mau kemana dulu?" Tanya Angkasa yang tetap memandang lurus kedepan.
Terlihat anak anak gadis yang berpapasan dengan mereka memekik tertahan. Ada juga yang terang terangan menyapa keduanya.
"Gak mau ajak gue ke tempat pertemuan lo gitu?" Tanya Aurora.
Namun Angkasa tak berniat menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Setiap kali Alpha akan mengadakan pertemuan dengan Peether, Aurora selalu saja merengek ingin ikut dengannya.
"Angkasa gue lag-"
"Angkasaaaa!" Teriak seorang perempuan di belakang mereka. Aurora berbalik melihat siapa yang memanggil sahabatnya itu, namun Angkasa tampak cuek dan terus melangkah.
"Angkasa ish tungguin dulu" Ucap Nayla. Kakak kelas kecentilan yang selalu mengejar-ngejar Angkasa.
Namun bukan Angkasa namanya jika ia menurut pada orang lain selain keluarga dan juga Aurora. Ia terus saja berjalan lebar menghiraukan teriakan Nayla yang terus mengejarnya dengan membawa kedua teman yang sama centilnya.
"Sa berenti dulu. Itu kak Nayla sahutin" Ucap Aurora.
"Terus?" Tanya cuek Angkasa
"Ya gak sopan lah. Ntar gue juga yang kebawa bawa" Sewot Aurora yang tangannya digenggam oleh angkasa.
"Terus?"
"Ck. Ya berenti dulu bego. Lo budek tuh kakak kelas manggilin mulu nama lo. Mana baju nya ngetat banget lagi. Dia malah jadi tontonan kannn"
"Urusannya sama kita?"
Aurora menatap jengah kearah Angkasa. Mereka sudah sampai diujung koridor sebelum terhubung ke tangga menuju lantai bawah.
Aurora membanting genggaman tangan Angkasa padanya. Aurora terlihat marah, dan Angkasa yang menatap bingung pada Aurora.
"KALO ADA YANG NGOMONGTUH TANGGAPIN BAIK BAIK DONG SA!" Teriak Aurora. Anak anak lain yang kebetulan masih ada ditempat itupun jadi diam menatap bingung kearah dua siswa populer di sekolahnya itu.
"Lo kenapa sih? Udah ayo pulang" Ucap Angkasa lalu hendak menggenggam kembali tangan Aurora namun malah ditempis oleh pemilik lengan itu.
"Kenapa gak ngerti juga? Gue bilang, kalo ada yang ngomong tuh TANGGAPIN BAIK BAIK ANGKASA! Jangan seenaknya kaya gini!"
Angkasa yang awalnya cuekpun jadi menghadap kearah Aurora. Ia tahu sahabatnya itu sedang marah. Namun seharusnya Aurora juga tahu, kalo saat ini dirinya tengah menahan emosi yang sudah ada dipuncak, namun masih tetap ia tahan untuk tidak dikeluarkan.
"Mau lo apa Ra?" Tanya Angkasa sebisa mungkin menahan emosinya.
"YA JADI ORANG TUH JANGAN SEMAUNYA AJA DONG. LO HARUS NGER-"
DUK...
"Awh..." Erang Aurora, dirinya di dorong kearah tembok oleh Nayla yang baru datang dan mendengar dirinya memaki maki pujaan hati kakak kelasnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE (Cinta & Persahabatan)
Teen FictionAngkasa Laksana, si badboy munafik berkedok ketua OSIS SMA GEMIRLANG. Si ketua geng besar yang terkenal membunyai musuh bebuyutan. Yang kerjaannya cuma gonta ganti pasangan lewat kencan buta. Dia judes, dingin, garang dan cuek pada orang orang, namu...