Setelah pengumuman zidan berakhir, mahasiswi meninggalkan lapangan tersebut dengan raut wajah yang begitu kesal maupun kecewa.Aura dan zidan pun bergegas pergi ke kelas nya masing - masing. Setelah aura tiba di kelas
Aul dan rika pun bertepuk tangan melihat kedatangan aura.
"Gilaaa! Salut gue sama lo ra! Berhasil ya lo nusuk temen dari belakang?" ucap aul
"Lo tau kan ra gue selama ini itu ngejar-ngejar kak zidan. Lo tau itu ra. Kenapa sekarang lo malah jadian sama kak zidan?" lanjut cecahan aul.
Aura mematung ketika mendengar perkatan sahabatnya itu sembari melihat marahnya terhadap aura.
"Sejak kapan lo jadian? Dan kenapa lo gak pernah cerita sama kita? Cecah rika kemudian.
"Aul, rika, maafin aura, aura gak bermaksud untuk ngekhianatin persahabatan kita" ucap aura
"Tapi kenapa ra? Kenapa tiba-tiba lo jadian sama orang yang gue cinta? Dan gue mendengar berita ini bukan dari lo ra. Tapi dari orang lain!" cecah aul
Mahasiswa/i di dalam kelas itu pun menyaksikan pertengakaran mereka. Seperti menyaksikan drama-drama sinetron secara langsung.
"Lo kenapa jadi marah-marah sama aura? Kalo kak zidan milih aura lo bisa apa aul? Kita itu sudah dewasa harus belajar mengikhlaskan sesuatu" ucap anjani yang berusaha menghentikan perpecahan diantara mereka
"Aul tenang saja, aura sama zidan gak bakal bisa terus bareng-bareng. Karena kita berbeda keyakinan"
"Aul mau aura jauhin zidan? Iya aura bakal lakuin tapi itu nanti, tunggu hati aura sudah siap"
"Aul pikir aura sengaja untuk mencintai zidan? Iya? Aul salah! Bahkan kalau hati aura bisa memilih kepada siapa aura harus jatuh cinta, pilihan aura bukan zidan, karena kita berbeda keyakinan"
"aul gak tahu betapa sedihnya ketika aura tahu kalau kita berbeda keyakinan tetapi sudah sama-sama terlanjur saling mencintai"
"aul tenang saja, seharusnya memang aul yang pantas untuk zidan karena kalian satu keyakinan"
"sekali lagi, aura gak bermaksud nusuk aul dari belakang, karena sebelum aul cerita sama aura kalau aul suka sama zidan, sebelum itu juga zidan sudah nyatain perasaannya sama aura"
"Setelah aura tahu kalau aul suka sama zidan, aura berfikir untuk menolak zidan dan menjauh dari zidan"
"Tapi ternyata aura gak bisa bohongin perasaan aura sendiri dan akhirnya menerima zidan"
"Tapi aul tenang aja, aura akan lepasin zidan untuk aul"
Setelah cecahan yang keluar dari mulut aura. Aura pun langsung meninggalkan kelas dengan buih air mata yang melewati pipinya. Aura berjalan dengan begitu cepat melewati lorong kampus menuju taman dekat kantin.
Sementara aul, rika, dan anjani di buat terbungkam oleh perkataan aura. Setelah diam beberapa menit, akhirnya aul pergi untuk menyusul aura yang entah pergi kemana, sementata rika dan anjani mengikuti aul dari belakang.
Terlihat aura sedang menangis di kursi taman.
"Aura, gue minta maaf" ucap aul sembari menyodorkan tangan kanannya.
"Gue terlalu egois kalau lo harus ngelepasin kak zidan untuk gue sementara kak zidan hatinya sudah punya lo"
Aura pun mendongakan kepalanya untuk bisa melihat orang yang berada di depannya. Dan aul pun duduk di sebelah aura.
Sementara anjani dan rika hanya melihat mereka dari kejauhan dan mencoba mendengarkan apa yang dibicarakan aura dan aul.
Aura pun mencoba menenangkan dirinya dan mengusap buih air matanya dengan sapu tangannya.
Tanpa mengucapkan apa-apa, aura langsung memeluk tubuh aul sembari berucap bahwa aura tidak ingin persahabatannya rusak.
Begitu pun dengan anjani dan rika yang menghampiri aura dan aul untuk ikut nimrung berpelukan.
"Sorry, gue gak tahu kalau kalian berbeda keyakinan" ucap aul.
***
"Ra? Jadi selama ini lo di terror? Sama kak bella?" tanya anjani
"Iyaa, kak bella ngancem aura untuk jauhin zidan dalam waktu 3 hari, kalau aura gak nurut muka aura akan di rusak katanya"
"Yang lebih aura gak nyangka nya lagi, dia ngirim paket isinya cicak yang sudah mati berserta foto aura didalamnya"
"Emang dasar tu cewek gak ada akhlak" ucap rika
"Ra, kalau lo di ganggu sama siapapun itu, lo bilang sama kita, kita pasti selalu ada kok buat lo" ucap aul.
"Thankyouuu" ucap aura.
Next?
Vommentnya ya biar tambah semangat:)
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR' (Love Of Different Riligions)!!
Non-FictionSeperti layak nya sepasang sendal. beriringan, berdampingan, saling melengkapi, tetapi tidak bisa bersama karena mereka berbeda visi-misi dan juga berbeda keyakinan. Aura berfikir, cinta tidak selalu harus memiliki, karena puncak dari mencintai yai...