"Tingg..Tingg..*
Suara bel rumah aura terdengarAura pun membukakan pintu rumah nya. Karena aura sedang menonton televisi di ruang tamu.
"Ayahh? Ayah kok pulang gak bilang-bilang?" ucap aura
"Iyaa ayah sudah selesai dinas" ucap ayah
"Aura kangen ayahh" ucap aura sambil peluk kangen ayahnya.
"Mas sudah pulang?" tanya mamah aura sambil menyodorkan tangannya untuk salam.
"Sudah" ucap ayah aura.
Keadaan keluarga aura pun kian menjadi hangat dan saling menghabiskan waktu di depan televisi.
•19:30pm
"Iya yah kenapa? Ayah panggil aura" ucap aura yang sembari berjalan menghampiri ayahnya yang kian duduk didepan televisi.
"Iya ra, ayah ingin bicara" ucap ayah aura
"Ada apa ayah?"
"Aura sekarang sudah semester berapa?" tanya ayah aura
"sudah semester 5 yah" jawab aura
"Sudah punya cowok atau belum?" tanya ayah aura sembari menatap tajam bola mata aura.
"Hmm.. Memangnya kenapa ayah?" tanya aura
"Ayah berencana ingin menjodohkan aura dengan anaknya teman ayah" ucap ayah aura
"Tapi kenapa ayah? Bukankah aura berhak memilih siapa calon aura di masa depan?"
"Tapi ayah rasa ini masa depan yang baik untuk aura, karena laki-laki yang ayah pilih ini seorang TNI dan dia sangat shaleh" ucap ayah memberi penjelasan
"Aura mau sendiri dulu ayah, aura ke kamar dulu" ucap aura dengan terburu-buru menaiki anak tangga untuk pergi ke kamarnya
Setelah sesampainya di kamar, kantung mata aura pun tidak bisa menahan bendungan air mata nya lagi, buih air mata pun melewati pipi nya. aura hanya bisa bersedih dan menangis saat ini.
Aura berfikir bagaimana soal hubungannya dengan zidan, terlalu besar halangannya untuk zidan dan aura bersama.
"Apa yang harus aura lakuin ya tuhann" gumam aura
***
"Fuazan, apa menurut mu ayah salah menjodohkan aura dengan anaknya teman ayah?" tanya ayah kepada fauzan
"Apa? Ayah mau jodohin aura? Apa aura sudah tahu soal ini?" tanya fauzan
"Barusan ayah bilang sama aura, tetapi dia sepertinya tidak suka bila di jodohkan" ucap ayah
"Aura sudah punya pacar yah, dan mereka berbeda keyakinan"
"APA!? Semakin bulat keputusan ayah untuk menjodohkan aura!" ucap ayah.
Setelah ayah aura dan kak fauzan berbicara, dengan terburu-buru ayah pergi ke kamar aura untuk berbicara
*Tokk.. Tokk..*
Suara ketukan pintu dari kamar aura.Pintu tidak terkunci dan ayah aura pun langsung masuk.
Aura yang sedang terlihat memainkan laptopnya dan langsung duduk bersiap menyambut kedatangan ayahnya.
"Ada apa lagi ayah?" tanya aura
"Apa benar kamu pacaran sama cowok yang berbeda keyakinan dengan mu?" tanya ayah
Ayah aura memang sangat tegas dan tak suka di bantah. Jadi tidak ada satupun anak dari nya yang berani membantahnya dan berbicara dengan nada tinggi kepada nya.
"Bb-enn-arr ayah" jawab aura dengan suara terbata-bata.
"PUTUSIN DIA!! Ayah tidak suka dan itu tidak benar!"
Setelah mendengar perkataan ayah, aura tidak tahan untuk menahan tangisnya.
"Ayah ingin kamu mempunyai suami yang bisa membimbing mu aura, yang bisa menuntun mu kearah yang baik, bukan semata-mata hanya untuk kesenangan duniawi saja" ucap ayah memberi penjelasan.
"ii-iy-aa ayah, aura mengerti" ucap aura sembari menangis
***
•Di kampus
Beberapa jam aura di kelas tetapi tidak fokus menatap dosen yang sedang memberikan materi. Fikirannya terbuai oleh zidan, tidak restui, dan ia dijodohkan.
Bagaimana bisa dan bagaimana sanggup bila aura memutuskan hubungannya dengan zidan. Perbedaan agama lah yang menjadikan halangan untuk nya dan terlebih lagi aura dijodohkan.
Setelah jam istirahat, aura memberanikan diri untuk ceritakan semua kepada zidan, biar gimanapun aura berfikir untuk mencari solusi bareng-bareng.
•Taman Kampus
"Zidann? Ada hal yang harus aura ceritain" ucap aura dengan raut wajah yang menahan sedihnya.
"Ada apa ra?"
"Aura di jodokan sama ayah" ucap aura dengan tangisannya.
Aura tidak sanggup lagi menahan sedihnya.
"Hahh!? Cobaan apa lagi ini" ucap zidan sembari menarik rambutnya dengan kedua tangannya.
"Aura gak bisa bantah ayah, takdir memang ga berpihak sama kita" ucap aura dengan tangisannya.
Zidan pun mencoba menenangkan aura dengan memegang lengan aura dan menghapuskan buih air mata aura.
"Jangan tinggalin gue ra, gue sayang lo" ucap zidan
"Kita punya keinginan, tapi semesta punya kenyataan, zidan harus cari perempuan yang bisa zidan seriusin dan itu bukan aura" ucap aura
"Gak ra, gue yakin kita bisa terus sama-sama!"
2 TAHUN KEMUDIAN!!!
2 tahun setelah aura dan zidan berhasil merahasiakan hubungan mereka dari keluarganya, 2 tahun sudah mereka berhasil mempertahankan hubungan mereka, 2 tahun sudah mereka bisa melewati masalah-masalah yang ada di dalam hubungan mereka.
Seminggu yang lalu juga zidan telah berhasil lulus kuliah dan telah menjalankan wisuda.
***
•Caffe
"Kita sudah terlalu jauh zidan" ucap aura
"Aura pikir zidan harus tinggalin aura dan mencari perempuan yang bisa diajak ke yang lebih serius" ucap aura
"Gak ra! Gue gak bakal ninggalin lo" ucap zidan
"Kalau begitu, biar aura saja yang akan ninggalin zidan"
Bersambung...
Vommentnya ya biar tambah semangat lagi.💞
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR' (Love Of Different Riligions)!!
NonfiksiSeperti layak nya sepasang sendal. beriringan, berdampingan, saling melengkapi, tetapi tidak bisa bersama karena mereka berbeda visi-misi dan juga berbeda keyakinan. Aura berfikir, cinta tidak selalu harus memiliki, karena puncak dari mencintai yai...