▪ TSG #11

1.4K 148 38
                                    

Setelah makan malam, Seulgi belum pulang karena membantu Jimin mengerjakan beberapa berkas menumpuk yang belum terselesaikan. Seulgi mengistirahatkan tubuhnya di sofa sambil menekuk kedua kakinya.

Mendesah lelah, Seulgi melihat Jimin yang masih terjaga dengan berkas-berkas dan laptop. Jujur saja, beberapa kali mata Jimin terpejam, namun ia tidak bisa terlelap. Kepalanya pusing karena terlalu banyak pikiran.

"Kau belum tidur?" tanya Jimin sambil menoleh sekilas ke arah Seulgi.

"Oh, belum." Terkadang, Seulgi bingung dengan jalan pikiran atasannya itu, bagaimana dia bisa tidur saat atasannya bahkan masih terjaga demi menyelesaikan berkas-berkas yang begitu menumpuk. "Aku harus pulang."

"Bermalam di sini saja, memangnya kau mau pulang sendirian malam-malam begini?"

Seulgi mendengus, kemudian mengangguk pada akhirnya. "Mau aku buatkan susu?"

Jimin menatap Seulgi sekilas, "Boleh."

Seulgi keluar dari dalam kamar untuk pergi ke dapur, lalu menghidupkan lampu dapur. Seulgi dengan telaten membuatkan Jimin susu sedangkan dia sendiri membuat jus strawberry bercampur yoghurt.

"Ini ambillah."

Seulgi datang mendekat, memberikan segelas susu yang sudah dia buat kepada Jimin. Laki-laki itu menerima segelas susu yang Seulgi buatkan untuknya, lalu meneguk susu itu sedikit demi sedikit, sebelum meletakkan segelas susu yang sudah berisi setengah itu ke atas meja.

"Kau tidur saja di sini, ini sudah malam. Nanti biar aku yang tidur di kamar satunya."

Seulgi meringis, kemudian mengangguk sambil beranjak menuju ke atas tempat tidur milik Jimin. Beberapa pesan langsung masuk begitu Seulgi menghidupkan data ponselnya, namun Seulgi tak langsung kunjung membalas pesan itu, justru perempuan itu malah terkikik geli dan tersenyum tidak jelas.

"Ohh, lalu hubungannya denganku apa?"

Jimin memutar bola mata dengan malas, kemudian menghela napas. "Ya sudahlah. Tidak penting juga dibahas."

"Lalu kau kenapa berbicara seperti itu?" cibir Seulgi.

"Basa-basi busuk saja," sahutnya malas sambil mencebikkan bibir.

Lucu, batinnya kemudian tersenyum. Segera saja Seulgi membuka ponselnya dan berniat membalas setiap pesan yang masuk, tapi sedetik kemudian perempuan itu langsung mengelus dadanya. Lucu dari mananya, dia bantet tidak ada lucunya. Kemudian perempuan itu kembali menggeleng sambil berdehem.

Beberapa pesan terus masuk yang mengharuskan Seulgi agar membalas pesan tersebut.

"Kau sedang apa?"

"Astaga! Kau mengagetkanku." Seulgi kembali mengelus dadanya, kemudian melirik Jimin yang entah kenapa sudah berada di sebelahnya. Raut wajah laki-laki itu terlihat sangat penasaran, sesekali Seulgi mendapati Jimin yang mencoba mengintip isi layar ponselnya.

"Kau kenapa? Sana pergi keluar." Seulgi meletakkan ponselnya di tempat tidur bagian sebelah tanpa mematikan layar ponselnya, lalu perempuan itu membuat gestur dengan tangannya seolah-olah mengusir Jimin dari kamar ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE STRUGGLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang