Derap langkah kakiku yang saling beradu dengan lantai koridor terdengar nyaring, itu karena bel pulang sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu, membuat koridor sedikit lengang.
Netraku tertuju pada cowok yang sedang bersandar ditembok dengan tangan yang dilipat di dada, serta satu kaki juga ditumpukan di tembok, yang aku yakini akan meninggalkan jejak sepatu di sana, dan dapat membuat si Bapak kepala Sekolah marah besar jika mengetahuinya.
"Vierre," sapaku ketika sudah berjarak sekitar dua meter di depan cowok itu.
"Lo kemana dulu?"
"Gue dari ruang guru minta izin, kalo beberapa hari ini gue absen dulu dari pelajaran. Ya kali gue pergi gitu aja, kalo nilai gue anjlok gimana."
"Iyya iyya terserah. Buruan kita pulang, gue nggak mau sampai telat," ujar Vierre sembari menurunkan kaki dari tembok.
"Siniin tangan lo!"
"Ngapain, Mau modus ya lo?" tudingku, kemudian menyembunyikan kedua tangan dibelakang punggung.
Vierre, cowok itu memutar bola matanya jengah, kemudian tanpa aba-aba dia langsung menarik tasku dengan kasar yang berhasil membuatku membelalakkan mata.
PLUP
Kami tiba diparkiran Sekolah yang aku ketahui memiliki CCTV, dan Vierre baru saja melakukan teknik menghilang atau gaya teleportasi yang menurutku haram dilakukan, kecuali pada waktu-waktu mendesak.
Karena hal itu akan menempatkan kita pada posisi yang berbahaya, jika sampai ada yang melihatnya."Vierre lo apaan sih, kalo tadi ada yang ngeliat gimana?!"
"Bacot pake pelangi, buruan naik!"
Aku mendengus, cowok yang satu ini emang kelewat santuy banget. Apa dia tidak tau, kosekuensi apa yang akan diterima atas keteledorannya.
....
Hari ini adalah tepat yang kesebulan semenjak aku mengetahui potensi yang ada pada diriku, dan sampai detik ini juga Mama dan Papa masih belum mengetahui bahwa anaknya adalah seorang pemilik kekuatan, yang sewaktu waktu akan diutus untuk menjalankan misi menyelamatkan Alam semesta, dan hal itu juga mau tak mau suka tak suka akan menempatkan nyawanya dalam bahaya.
Seorang wanita berumur setengah abad, dia tengah duduk menghadap TV yang menyala, menampilkan seorang aktris cantik bernama asli Shen yue dan si tampan Dylan Wang, tengah memerankan film Meteor Garden.
Meskipun sudah berumur, namun Mama terlihat masih Fresh dan bugar, jika bukan karena rambutnya yang sudah memutih dibeberapa bagian, pasti banyak yang mengira Mama masih berumur 30 tahun. Mungkin ini efek dari kecintaannya terhadap Drakor. Skincare Korea aja diembat semua.Beliau tampak begitu serius, bahkan kehadiranku yang krasak krusuk ini sama sekali tidak membuat atensinya teralihkan. Sampai aku menyapanya, "Ma, Ash berangkat dulu ya."
"Iyyya hati-hati ya sayang, jangan lupa makan, biar tubuh kamu enggak kurus kerempeng."
Aku menggembungkan pipi dengan tangan yang dilipat didada, pura-pura merajuk. Namun itu tidak bertahan lama, karena Vierre dengan seenak jidat masuk tanpa permisi. Merusak suasana saja.
"Halo tante," sapa Vierre sopan sembari menyalimi tangan Mama.
"Vierre, kamu mau pergi ke puncak juga?"
"Iyya tante."
Aku mendesis, pintar sekali Vierre melakukan pencitraan di depan Mama.
"Yaudah Ma, karena Vierre udah dateng. Ash berangkat dulu ya."
"Iyya ati-ati."
Mama memangkas beberapa kata dari 'iyya hati hati ya sayang, jangan lupa makan, biar tubuh kamu nggak kurus kerempeng' menjadi 'iyya ati ati'
Ini Mama kok pintar banget ngedrama sebelas duabelas ama Vierre.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderland (Hiatus)
Fiksi PenggemarAsh adalah seorang gadis tanpa darah, yang memiliki 2 jantung yang berfungsi menghasilkan energi kedalam tubuhnya. Dan semua itu tidaklah lepas dari seorang profesor yang biasa dipanggil Bang Ronan. Namun, semua itu bukanlah tanpa alasan. Ash adalah...