19. Kencan

12.9K 1.8K 548
                                    

Hai hai...masih ingat aku dan cerita ini?😅. Maaf ya lama engga kelihatan. Jangan lupa vote dan komentar ya🙏

Maaf jiwa recehku hilang 🙄

Maaf jiwa recehku hilang 🙄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Mentari pagi bersinar dengan begitu nyamannya, menyiratkan bahwa hari ini pasti lebih baik dari hari kemarin,

Lalu biru langit berselimut awan, gambaran yang tepat untuk memutuskan berbahagia hari ini.

Seperti juga degan Jaemin Hasibuan, jantungnya berdegup kencang, awalnya ia kira bahwa jantungnya kembali bermasalah hari ini, tapi Tuhan baik, jantungnya berdegup sebab ia tengah gugup untuk menanti kencan pertamanya dengan Jeno, banyak kenangan yang ingin ia buat hari ini.

"Haechan. Bagus yang mana?" Tanya Jaemin sambil mengeluarkan dua hoodie dari almarinya.

Sedang Haechan yang tengah asik dengan beberapa snack di meja dekat ranjang Jaemin hanya menoleh malas,

Pasalnya sudah hampir ke sepuluh kalianya Jaemin menanyakan pertanyaan yang sama padanya.

"Kamu suruh aku pagi-pagi kesini cuma buat tanya baju aja Na?" Haechan lantas berdiri lalu mengambil salah satu hoodie di tangan Jaemin "Udah ini aja, bajunya nggak pernah jadi masalah kan asal yang pakai kamu. Kan kamu cantik" lanjut Haechan.

Jaemin merengut lalu berjalan ke kamar mandi untuk berganti baju, ia menatap pantulan wajahnua di cermin kamar mandi "Cantik?" Tanyanya sambil menata rambutnya "Haechan bohong" lanjutnya, setitik air mata mencoba menetes dari balik kelopak matanya.

"Mana ada orang cantik tapi penyakitan?" Ia kembali bermonolog pada pantulan dirinya di cermin, menatap kesal pada pipinya yang tirus, pada warna kulit wajahnya yang pucat, lalu tanganya terulur untuk memakai lipbalm untuk bibirnya yang kering dan pucat,

"Senyum Nana" Katanya pada diri sendiri lalu beranjak keluar dari kamar mandi.

"Gimana?" Tanya Jaemin pada Haechan.

"Jeno aku tabok kalau bilang kamu nggak cantik Na. Buang ke sungai sekalian deh kalau bisa!" Ujar Haechan sambil berjalan kearah Jaemin untuk membenarkan rambut Jaemin.

"Aku pulang ya?" Kata Haechan kemudian " Sudah aku siapin tas kamu, jangan lupa minum obat, dan jangan paksain diri, kalau capek bilang Jeno, jangan pura-pura nggak sakit cuma buat bahagiain seonggok Jeno doang Na" Lanjut Haechan,

Jaemin terkekeh sesaat "Iya makasih ya Chan?"

"Iya-iya, pergi ya, Dino udah tunggu di depan nih, kasihan kalau nanti dikira mau rampok rumah kamu"

"Haha jahatnya"

..


Tepat di waktu yang sudah di janjikan, Jeno beserta Lona sudah nampak didepan pagar rumah Jaemin, senyuman tidak luntur-luntur pada paras Jeno, meski tidak ada objek yang ia ajak berbalas senyum.

Panglima Tempur []✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang